-->

Potensi Daerah Belum Terekspos jadi Penyebab Kurangnya Investasi di Papua

JAYAPURA - Penjabat Gubernur Provinsi Papua, drh. Constant Karma menilai belum diliriknya Papua sebagai daerah investasi oleh para investor lebih disebabkan oleh belum tereksposnya potensi daerah secara mendunia.

Padahal provinsi tertimur di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk sekitar tiga juta jiwa ini, mempunyai kekayaan alam melimpah baik di daratan maupun dilautan. Oleh karena itu, lanjut dia, kekayaan alam di Papua perlu lebih banyak dipromosikan ke luar supaya para investor bisa melirik serta mengetahui potensi apa yang dapat "digarap" guan mendukung pertumbuhan perekonomian daerah.

"Jadi sampai saat ini belum banyak yang berinvestasi di Papua dan itu dikarenakan mereka belum tahu akan potensi yang dimiliki kita. Maka itu potensi Papua perlu lebih dipromosikan supaya bisa diketahui oleh orang luar termasuk para investor," kata Gubernur Constant Karma kepada wartawan, di Jayapura, kemarin. Dia mengatakan, sebenarnya bila daerah ini menarik banyak investasi, maka sudah pasti akan pula menyedot banyak lahan kerja, sementara angka pengangguran akan bisa ditekan.

"Kalau saya beri contoh, misalnya seperti Tonasa dia ingin bangun semen curah di daerah Depapre. Bila rencana ini terwujud maka sudah pasti harga semen bisa turun sampai dengan 30 persen. Belum lagi akan banyak membutuhkan karyawan dan ini tentunya bisa mengurangi angka pengangguran," katanya.

Ditanya mengenai kekhawatiran investor kaitannya dengan masalah hak ulayat tanah yang terkadang sangat berbelit-belit, jawab Karma, hal tersebut bisa diselesaikan dengan melakukan pendekatakan baik secara kekeluargaan maupun adat, sebab sebagian besar investor yang sudah lebih dulu memanamkan modalnya di Papua bisa keluar dari masalah rumit tersebut.

"Ada banyak contoh kan seperti yang sudah kita lihat di depan mata kita baik investor yang ada di Kota Jayapura maupun di daerah lainnya di Papua. Contoh di Jayapura sudah ada mall besar-besar kan. Ya, memang para investor harus sabar menghadapai para tokoh-tokoh, kepala suku, dan tentu harus berdialog dengan mereka sampai final baru lepas uang. Kalau buru-buru tidak bisa maka mesti pelan-pelan, bahkan sampai butuh waktu berbulan-bulan. Tidak apa kan yang penting semuanya selesai.," tukas dia. [PemprovPapua]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah