-->

Noken Keerom dari Serat Kulit Momo Perlu Dilestarikan

WARIS (KEEROM) - "Noken asal Distrik Web, Kabupaten Keerom, Papua, yang dirajut atau dianyam dari serat kulit pohon momo perlu dilestarikan, " kata salah seorang staf Balai Arkeologi Jayapura, Hari Suroto , Rabu.

Menurut dia tradisi pembuatan noken atau kantung rajutan hingga saat ini masih berlangsung di Distrik Web Kabupaten Keerom, Papua. Kulit pohon momo diperoleh dari hutan setempat, yang diambil atau dikuliti bagian luarnya dan saat masih basah kemudian dikeringkan diatas tungku api.

Dan setelah kulit pohon momo kering, akan berbentuk serat-serat kulit yang selanjutnya akan dipintal menjadi benang.

"Noken Keerom memiliki keunikan yaitu selain berfungsi praktis sebagai kantong atau wadah penyimpanan barang juga berfungsi religi, noken digunakan sebagai bekal kubur serta menyimpan tulang manusia dalam penguburan mayat di gua-gua alam yang saat ini masih berlangsung di Distrik Web," katanya.

Hingga saat ini belum ada program budaya berkaitan dengan pelestarian noken setempat oleh pemerintah Kabupaten Keerom. "Sangat kontras dengan pengakuan noken sebagai warisan dunia oleh UNESCO, keberadaan noken asli Keerom belum menjadi prioritas pembangunan budaya di Keerom," katanya.

Hari menilai tanpa upaya pelestarian, noken asli Keerom bakal punah, "Hanya generasi tua saja yang bisa membuat noken, selain itu bahan serat kulit pohon momo mulai digantikan benang buatan pabrik," katanya.

"Apa lagi saat ini, generasi muda lebih suka menggunakan tas modern buatan toko dari pada menggunakan noken. Pelestarian noken Keerom perlu diajarkan dalam kurikulum lokal pendidikan, serta pemerintah Keerom melalui dinas terkait perlu mempromosikan noken lewat berbagai even atau lainya," katanya. [Antara]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah