-->

PT Freeport Indonesia Tidak Mampu Gerakkan Pembangunan Ekonomi di Papua

KOTA JAYAPURA - Walaupun PT Freeport Indonesia telah melakukan investasi asing langsung sangat besar di Provinsi Papua, namun tak mampu menggerakan dan mendorong akselerasi pembangunan ekonomi khususnya di Kabupaten Mimika serta secara umum di Provinsi Papua. “Secara teoritis keberadaan PT Freeport Indonesia di Kabupaten Mimika tidak memberikan signifikansi yang berarti. Sumbangan PT FI terhadap Produk Domestik Regional Bruto(PDRB) Provinsi Papua dan Kabupaten Mimika sangat besar, namun karena diesport langsung maka dampak langsung dan tidak langsungnya terhadap masyarakat rendah,”tulis Rektor Uncen terpilih Prof Dr Karel Sesa dalam disertasinya berjudul Analisis Manfaat Ekonomi dan Dampak Lingkungan PT Freeport Indonesia Tembagapura Timika Kabupaten Mimika, Provinsi Papua. Ketua Program Studi Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura, Papua, Karel Sesa menyebutkan berdasarkan pengamatan perkembangan investasi langsung PT FI terus meningkat dari tahun ke tahun, namun dalam kenyataan tidak mampu menggerakan dan mendorong akselarasi pembangunan terutama kebijakan pembangunan ekonomi khususnya di daerah di Kabupaten Mimika dan secara umum di Provinsi Papua. Menurut Karel Sesa, penelitian analisis Dampak Lingkungan terhadap PT Freeport dalam disertasinya karena beberapa alasan antara lain pertama, terjadinya perubahan paradigma pembangunan dari pertumbuhan ekonomi ke paradigma pembangunan berkelanjutan(suistanable development), kedua keberlangsungan hidup suatu perusahaan Multi Nation Corporation(MNCs) sehingga perlunya menjaga kelestarian lingkungan hidup dengan ekosistemnya, ketiga masyarakat pemiliki hak ulayat (tanah adat)di sekitarnya perlu mendapatkan manfaat yang lebih besar dari kehadiran perusahaan raksasa tersebut dan terkahir keempat, masalah lingkungan hidup merupakan masalah global dan bukan lagi persoalan lokal atau daerah saja. Dia menambahkan dengan kehadiran PT FI di Kabupaten Mimika jelas akan memberikan dampak positif maupun negatif. Namun kata dia dampak negatif terutama segi dampak lingkungan hidup akan menimbulkan dampak yang besar dan penting karena perusahaan meningkatkan produksi dari 240.000 ton perhari hingga mencapai kapasitas maksimal 300.000 ton per hari atau 300 K sesuai KEPMENLH Nomor: KEP.55/MNLH/12/1997, tanggal 22 Desember 1997. Karel Sesa yang baru saja terpilih sebagai Rektor Uncen Periode 2013-2018 ini menyelesaikan sarjana dari Universitas Brawijaya, Malang pada 1982-1984 dan melanjutkan program pasca sarjana di Universitas Indonesia, pada 1990-1992. Selanjutnya Karel Sesa menyelesaikan program doktor di Universitas Hasannudin Makassar pada 2004 lalu. Setelah menyelesaikan program Doktor di Unhas Makassar, peneliti dan Ketua Program Studi Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Cenderawasih ini lebih menitik beratkan pada keahlian di bidang Ekonomi Lingkungan dan Ekonomi Regional. [TabloidJubi]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah