-->

Tuntut Prioritas Orang Asli Papua, BEM Universitas Cenderawasih Palang Kampus


WAENA (KOTA JAYAPURA) – Koalisi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMF) Universitas Cenderawasih (Uncen) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (DPMF) Universitas Cenderawasih (Uncen) memalang pintu masuk Kampus Uncen.

Pemalangan tersebut terkait tuntutan mereka kepada Pimpinan Lembaga supaya dalam penerimaan mahasiswa baru, harus memprioritaskan Orang Asli Papua (OAP).

Pemalangan pintu masuk Uncen itu berjalan tidak begitu lama, penanggung jawab demo yang juga adalah Ketua BEM Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Septi Meidodga mengatakan, selama ini kebijakan  yang diambil oleh pihak lembaga hanya semena–mena tanpa memikirkan mahasiswa Uncen.

Ada 6 tuntutan yang disampaikan pihak mahasiswa kepada pihak lembaga guna dijadikan perhatian. Septi Meidodga kemudian membacakan tuntutan sebagai berikut:

“Pertama pembayaran SPP di Uncen harus diturunkan harganya atau tetap pada standar. Kedua, lembaga harus memperhatikan fasilitas–fasilitas Kampus yang sampai saat ini menjadi keluhan bagi mahasiswa. Ke tiga, di saat penerimaan mahasiswa baru di Uncen itu harus diprioritaskan Orang Asli Papua (OAP),”kata dia di Perumnas III, Senin (03/06/2013) kemarin.

Bahkan BEMF dan DPMF juga berjanji untuk terus melakukan pemantauan terkait dengan penerimaan mahasiswa baru, disamping juga mendesak dibuatnya MOU antara Pemerintah Provinsi Papua dan Uncen yang mana mempertegas porsi untuk penerimaan mahasiswa OAP harus 70 persen.

Pada aksi yang dilakukan itu, pihak Kampus diwakili oleh Pembantu Rektor III, Paul Homers. Namun terkait permintaan mahasiswa tersebut akan secepatnya di bahas pihak Kampus. [PapuaPos| PapuaPos]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah