-->

Jacksen Tiago Lima Tahun Torehkan Tiga Bintang

KOTA JAYAPURA - Pertama kali membesut Persipura pada Agustus 2008 lalu, pelatih JF Tiago hanya melanjutkan kompetisi karena ditinggalkan M Raja Isa yang kena bogem mentah. Praktis tak ada tambahan pemain hanya sedikit perubahan di sana-sini.

Pelatih Jacksen waktu itu hanya bilang, tugas pelatih jelas menyatukan seluruh pemain dengan karakter yang berbeda dengan daerah asal berbeda. Agaknya terlalu riskan kalau memaksakan konsep di tengah kompetisi yang sedang berlangsung. Tak heran kalau coach Jakcsen mencoba mengabaikan konsep sepakbola yang dibawahnya sebab bagi dia adalah munafik mempertahankan konsepnya untuk diterapkan di Persipura.

Hasilnya memang menakjubkan, meski masuk saat kompetisi tengah berlangsung tetapi coach asal Brasil ini tetap konsisten. Bahkan saat Persipura di atas angin untuk meraih gelar pertama ISL Januari 2009 pelatih JF Tiago telah mengingatkan agar pemain jangan terjebak dalam pujian karena perjuangan masih panjang.

Gelar pertama pada 2009, ketika menjadi juara ISL untuk pertama kalinya. Persipura masih menyisakan tiga partai. Saat itu kepastian juara ditorehkan di depan pendukung Persipura yang memadati Stadion Mandala menjadi saksi kemenangan 3-1 atas Persija.

Trio maut Persipura Boaz, Beto dan Jerry termasuk striker paling subur sepanjang laga ISL 2008-2009 dengan perolehan nilai 81. Produktivitas gol tim Mutiara Hitam begitu dasyat. Hasil ini mengantarkan Boaz T Solossa sebagai top skore LSI 2008-2009. Meski demikian Bochi harus berbagi dengan Cristian Gonzales saat masih menjadi striker Persik Kediri. Nilai 81 ini merupakan angka tertinggi sejak Liga Indonesia digulirkan pada 1994. Ini sama halnya dengan gol rata-rata Persipura 81-25.(Memasukan 81 dan kemasukan 25).

Waktu terus berjalan Persipura mewakili Indonesia untuk berlaga di level Asia, Liga Champion Asia dan Persiwa runner up ikut Piala AFC. Kedua wakil Papua terpaksa bermarkas di luar Papua saat menjalani laga Asia. Persipura di Jakarta sedangkan Persiwa di Malang.

Pertandingan pertama Persipura di Piala Champion Asia melawan klub asal Korsel Jeonbuk Motors kalah telak dengan skor 1-4 di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Pelatih JF Tiago berkomentar tim Persipura memang kalah kelas dibandingkan tim lawan. “Jeonbuk banyak menurunkan tim pelapis, tetapi kekuatan permainan mereka jelas di atas kita. Mereka bermain efektif dan amat minim melakukan kesalahan,”ujar Jacksen.

Kekalahan dalam Liga Champion jelas menjadi pengalaman berharga bagi tim Mutiara Hitam terutama untuk mengasah mental bertanding. Pemain-pemain muda mulai meningkat kualitasnya terutama Stevie Bonsapia dan David Laly. Sayangnya kedua pemain ini termasuk Titus Bonay dalam peroleh bintang ke empat telah meninggalkan Mutiara Hitam. Padahal mereka adalah murni produk asli Persipura sejak Persipura U15 bersama Imanuel Wanggai.

ISL 2011-2012, tim Mutiara Hitam hanya meraih posisi runner up dan berhak mengikuti Piala AFC melawan Chonbury, South China dan East Bengal. Persipura lolos ke babak delapan besar setelah mengalahkan Song Nghe An dengan skor 1-3 di Stadion Vinh, Vietnam. Berikut komentar pelatih JF Tiago, “Kami menang dan memainkan sepakbola indah. Pemain gelandang melakukan tugasnya dengan baik dan mengirimkan umpan-umpan sekali sentuhan yang cepat dan menyulitkan lawan.” Sayangnya saat melawan Arbil FC dari Iraq, kalah 2-0 di Mandala dan 1-0 saat tandang ke Iraq. Namun prestasi Persipura terbilang bagus karena masuk sampai ke delapan besar.

Berikutnya Persipura kembali lagi berjaya dalam ISL 2010-2011 penentuan gelar ISL diraih saat Persipura melawan Persisam Samarinda di Stadion Segiri Samarinda, Rabu(8/6) 2011. Kemenangan atas Persisam diraih dengan kerja keras. Pasalnya Mutiara Hitam tampil tanpa diperkuat tujuh pemain utama yang biasanya tampil sebagai starter. Tidak ada pemain asing semuanya pemain lokal saat melawan Persisam Samarinda. Ortisan Solossa menyamakan kedudukan sebelumnya Fandi Mochtar menjebol gawang Persipura. Kemenangan Persipura diraih dengan gol penentu Titus Bonay hingga menit terakhir Persipura unggul 2-1. Persipura masih meninggalkan tiga laga sisa untuk menuntaskan kompetisi.

Kisruh PSSI menambah parahnya kompetisi, Persipura tak bisa ikut LCA, terpaksa harus mengadu ke Pengadilan Arbitrase Olahraga Dunia (CAS). Persipura menuntut PSSI sebesar 25 ribu euro atau sekitar Rp 293 juta. Gugatan ini akhirnya dicabut pada Maret 2012 karena tidak membebani pengurus PSSI yang baru. Persipura ikut babak penyisihan LCA melawan Adelaide United, kalah 3-0 dan tidak lolos ke babak selanjutnya.

Bagi Jacksen F Tiago prestasi yang dicapai ini jelas sekali karena dukungan doa dari seluruh masyarakat di tanah Papua. Hal ini terbukti dengan kemenangan yang diraih Boch dan kawan-kawan bukan sebuah pekerjaan gampang. Perlu kerja keras karena terror mental dan cacian rasis, namun semua rintangan itu bisa dilalui dengan baik. Terutama laga pamungkas melawan Arema Malang di Kanjuruhan dan Sriwijaya FC di Stadion Jakabaring Palembang.

Walau ada pihak-pihak yang sinis dan sirik tentang keberhasilan Persipura musim ini, bahkan banyak pihak lain menilai wajar jika Persipura jadi juara. Prestasi yang ditorehkan Mutiara Hitam bersamaan pula dengan lahirnya bintang-bintang muda seperti Ricky Kayame dan Nelson Alom. Bahkan JF Tiago belum mau pindah klub karena ingin melahirkan Boaz-boaz baru di Bumi Papua khususnya di Persipura.

Di antara para pemain Persipura sejak musim 2005-2006 yang kini masih bermain hanya Ian Luiz Kabes dan Boaz T Solossa. Dua pemain ini pernah mencetak goal serta gol penentu kemenangan Korinus Fingkreuw, Persipura kalahkanPersija 3-2 di Senayan saat masih dibesut coach RD.

Bintang ketiga yang diraih pelatih JF Tiago memang menakjubkan karena harus berbagi konsentrasi melatih timnas dan tetap membesut Persipura. Bahkan manajer Rudy Maswi juga ikut pula ke timnas senior diberikan jabatan manejer. Kepastian kemenangan Persipura diperoleh saat perebutan tahta kedua alias runner up saling berjibaku antara Arema, Sriwijaya FC dan Persib Bandung.

Kemenangan 2-0 atas tim Badai Pegunungan Tengah Persiwa telah mengantarkan Persipura kembali menorehkan prestasi ke empat kali dan kemenangan ketiga bagi pelatih JF Tiago. Pertandingan masih tinggal empat pertandingan lagi melawan Persela Lamongan, Persepam Madura di laga tandang sedangkan laga kandang melawan Persib Bandung dan Persita Tangerang. Kini Persipura harus bersiap diri guna melakoni laga di Asia.

Mungkinkah skuad Mutiara Hitam tetap bertahan atau mungkin ada pemain yang hengkang ke klub lain tergiur penawaran yang lebih? Semua tergantung waktu dan situasi yang bisa berbicara. Agaknya semua pendukung Persipuramania ingin agar skuad Mutiara Hitam bisa berjaya di bawah besutan JF Tiago. [TabloidJubi]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah