-->

Pemda Merauke Tetapkan Hari Missionaris di Selatan Papua, 14 Agustus sebagai Hari Libur

MERAUKE – Tahun ini,  Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2011  yang ditetapkan sebagai Gerbang Hati Kudus Yesus, mulai  dijalankan. Dengan demikian, pada setiap tanggal 14 Agustus, ditetapkan sebagai hari libur khusus.

Karena umat Katolik akan memperingati dengan misa syukur  108 tahun masuknya misionaris Katolik di wilayah Selatan Papua.

Pantauan tabloidjubi.com, Rabu (14/08/2013),  peringatan 108 tahun masuknya Gereja Katolik di Selatan Papua yang dipusatkan di area Patung Hati Kudus Yesus di sekitar  Bandara Mopah, dihadiri kurang lebih  lima belas ribu umat dari gereja- gereja Katolik di Merauke. Selain itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Merauke, Daniel Pauta, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat,  Leonarus Mahuze serta para Muspida juga hadir.

Perayaan misa kudus yang berlangsung selama kurang lebih dua jam itu, dipimpin langsung  oleh Uskup Agung Merauke, Mgr. Nicolaus Adi Seputra dengan didampingi belasan para pastor. Setelah misa berlangsung, dilanjutkan dengan makan bersama semua umat.

Sekda Merauke, Daniel Pauta dalam sambutannya mengatakan, kehadiran umat di area Patung Hati Kudus Yesus ini, tidak lain untuk memperingati 108 tahun masuknya Gereja Katolik di Selatan Papua. “Kita sebagai umat beragama, pantas untuk mengucap syukur dan berterimakasih. Karena  selama ini, kita dapat menikmati kedamaian serta sukacita di Kabupaten Merauke,” ungkapnya.

Lebih lanjut Sekda mengatakan, dalam pasal 4 ayat 3 Perda Nomor 1 Tahun  2011 diuraikan bahwa,  setiap tanggal 14 Agustus, ditetapkan sebagai hari libur khusus di Kabupaten Merauke. Tahun ini sudah mulai dijalankan. Sehingga nantinya akan ditindaklanjuti dengan Peraturan Bupati Merauke.  ”Jadi, tanggal tersebut, ditetapkan sebagai hari libur khusus. Tidak ada kegiatan perkantoran maupun sekolah,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut,  Sekda mengucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada pihak gereja yang telah menjadi mitra pemerintah selama ini. “Kita  yakin dan percaya bahwa pelayanan yang dilakukan oleh para misionaris  dari tahun 1908 hingga sekarang, merupakan  suatu karya yang sangat besar,” tandasnya.

Uskup Agung Merauke, Mgr. Nicolaus Adi Seputra  mengatakan, Merauke harus dijadikan sebagai istana damai bagi semua orang. “Untuk itu, saya mengucapkan terimakasih juga kepada semua orang yang telah menciptakan rasa damai di Bumi Anim Ha,” ujarnya.

“Sejak kedatangan para misionaris hingga sekarang, kita pun mengalami suasana demikian dalam bidang tugas pelayanan masing-masing. Atas nama umat juga, saya mengucapkan terimakasih kepada Pemkab Merauke yang telah menetapkan Perda Nomor 1 Tahun 2011 dua tahun silam dan akan ditindaklanjuti melalui Keputusan Bupati Merauke,” tandasnya.

Ketua Panitia  kegiatan, Hasan Sanjaya dalam laporannya mengatakan, total anggaran yang terkumpul dari berbagai pihak adalah senilai Rp 158 juta. Khusus Pemkab Merauke membantu dana sebesar Rp 100 juta. Sisanya adalah sumbangan perorangan termasuk juga dari Bupati Merauke, Romanus Mbaraka. “Saya atas nama panitia mengucapkan banyak terimakasih atas dukungan dana serta lainnya yang diberikan semua pihak,” katanya. [TabloidJubi]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah