-->

Tito Karnavian Nilai Permintaan Moana Karkas Kalosil kepada PBB Belum Valid

KOTA JAYAPURA - Pernyataan Perdana Menteri Vanuatu Moana Karkas Kalosil  yang meminta Perserikatan  Bangsa–Bangsa (PBB) mengirim untusan khusus untuk melakukan  investigasi terkait  pelanggaran HAM di Papua, ketika Sidang Umum PBB di New York,  USA, Minggu (29/09/2013) lalu,   dinilai sepihak, belum valid  dan tak  mempengaruhi  stabilitas  keamanan di Papua.

Hal itu diungkapkan Kapolda Papua Irjen (Pol) Drs. M. Tito Karnavian, M.A., P.hD.,    disela-sela  pemberian penghargaan  pemegang  Rekor MuseumRekor Dunia Indonesia (MURI) Pembuatan Noken Merah Putih Terbanyak dalam rangka HUT TNI ke-68 Tahun 2013di Halaman Kodam XVII/Cenderawasih, Jayapura, Sabtu (05/10/2013).

“Jadi  pelanggaran HAM mana yang dimaksud  dan tak jelas, karena saya melihat  terbalik selama ini. Dalam waktu setahun  saya  bertugas di  Papua  insiden  yang justru lebih banyak menimpa TNI /Polri,” tukas Kapolda.

Kapolda menyatakan,  pihaknya  menyampaikan siapapun harus memahami betul-betul  mekanisme di PBB.  Apalagi  Indonesia  juga memiliki  right  of reply atau hak   untuk menjawab, yang sudah disampaikan Perwakilan Tetap  RI di PBB.

Pasalnya, Vanuatu dalam percaturan PBB  bukan negara yang memiliki suara untuk didengar. Negara Indonesia sangat didengar  di PBB. Apalagi didukung ASEAN, OKI, Non Blok bahkan didukung  negara besar lain seperti Australia, USA, Belanda, Inggris yang sangat  jelas posisi politiknya  yakni  mendukung  Papua adalah bagian NKRI.

“Suara  Indonesia  sangat  diperhitungkan, karena  termasuk negara  besar.  Didalam jaringan di PBB posisi Indonesia  sangat  kuat sekali,  bahkan Menlu  RI pernah menjadi Ketua Dewan Keamanan PBB. Sementara suara Vanuatu jarang didengar.  Masih jauh sekali,” tukas Kapolda.

Dikatakan Kapolda,  pihaknya melihat konteks  internal menanggapi pernyataan PM Vanuatu, yakni ada  pertarungan politik untuk mengangkat isu Papua  dalam rangka mendapatkan simpatik  vote atau konsituen.

Bahkan hampir semua pejabat  yang  berkunjung ke Papua, beber Kapolda,  mulai PBB, UNICEF, Australian AIDS,  lembaga perwakilan-perwakilan dari  negara asing bagian politik dari Australia, New Zeland, Belanda, Inggris menyampaikan Papua aman dan kondusif. Bahkan Staf  PBB yang bekerja di Manila ketika beraudensi dengan Kapolda merasa kaget,  ternyata Papua jauh lebih aman dibanding Filipina Selatan. 

Untuk Ras Melanesia sendiri kepada Indonesia  lebih banyak dari Vanuatu, kata Kapolda, Negara-negara Ras Melanesia  sebetulnya tak mendukung MSG seperti Fiji, Salomon Island, Papua New  Guinea (PNG) dan lain-lain. [BintangPapua]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah