-->

Bentrok di Jalan Pattimura, Timika antara Warga Kei dari Kampung Holai dan Bombai

SEMPAN (MIMIKA) – Ratusan personel Polres Mimika dibantu Brimob Detasemen B Polda Papua dikerahkan untuk mengamankan bentrok dua kelompok warga Suku Kei di Timika, Senin (10/02/2014).

Kaden B Brimob Polda Papua, Komisaris Polisi Iga DP Nugraha kepada pers di Timika, Senin, mengatakan anggota Polres Mimika dan Brimob disiagakan di ujung Jalan Pattimura dan kompleks Djayanti Sempan untuk mencegah bentrok dua kelompok warga Kei dari Kampung Holai dan Bombai.

Polisi bahkan mengerahkan kendaraan baracuda untuk menghalau dua kelompok massa yang saling serang secara terbuka dengan panah, parang, tombak dan senjata tradisional lainnya.

Bentrok dua kelompok warga Kei pecah pada Senin pagi dipicu oleh tewasnya Ketua Kerukunan Bombai, Petrus Fautngil pada Minggu (09/02/2013) malam. Korban dibantai tepat di depan pintu rumahnya oleh sejumlah orang yang diduga berasal dari Kampung Holai.

Korban mengalami luka bacokan di bagian tangan hingga putus dan kepala. Jenazah korban pada Senin pagi dievakuasi ke RSMM Timika untuk dilakukan visum oleh petugas medis. Pada Senin siang sekitar pukul 14.00 WIT, jenazah korban dibawa kembali ke rumah duka di Jalan Pattimura Gang Dat.

Kematian korban memicu kemarahan warga Bombai. Warga Bombai menyerang kompleks pemukiman warga Holai dan Holat di Gang Konro, kompleks Djayanti, Jalan Yos Sudarso. Dua kelompok warga Kei terlibat bentrok terbuka di Jalan Yos Sudarso, depan Lapangan Djayanti.

Tidak itu saja, warga memblokade ruas Jalan Pattimura dan Jalan Busiri Sempan dengan batu dan pohon menyebabkan kedua ruas jalan itu tidak bisa dilalui kendaraan.

Aksi saling serang antar dua kelompok warga Kei terus berlanjut hingga di kompleks pemukiman warga Kei lainnya seperti di ujung Jalan Busiri, dan Jalan Cenderawasih, tepat di depan Hotel Restoran 66.

Sebuah rumah papan di ujung Jalan Busiri Sempan dibakar massa, sementara sebuah rumah di Jalan Cenderawasih dirusak.

Bentrok dua kelompok warga mengakibatkan belasan orang terluka akibat terkena anak panah. Sebanyak 15 korban luka terkena panah asal Kampung Holai dan Holat dirawat di RSUD Mimika dan lima korban luka terkena panah asal Kampung Bombai dirawat di RSMM Timika.

Hingga saat ini ruas Jalan Pattimura Sempan Timika masih diblokade warga dan belum bisa dilalui kendaraan baik roda dua maupun roda empat. Puluhan aparat kepolisian masih berjaga di ujung Jalan Pattimura dengan senjata lengkap dan kendaraan baracuda ditempatkan tepat di perempatan Jalan Pattimura-Jalan Budi Utomo.

Salah satu warga Bombai, Ny Ros, meminta pihak kepolisian menangkap dan memproses pelaku pembunuhan terhadap Petrus Fautngil, salah satu sesepuh warga Kei yang sudah puluhan tahun bermukim di Timika.

“Pak Polisi harus tangkap dan proses orang-orang itu. Mereka sudah bantai empat orang warga kami, tapi tidak pernah diproses sampai tuntas. Sekarang lagi kami punya kepala suku dibantai,” pinta Ny Ros.

Salah satu putri korban, Hendrieta terlihat sangat terpukul atas kematian ayahnya. Heni, demikian ia disapa, beberapa kali jatuh pingsan saat jenazah ayahnya disemayamkan di kamar jenazah RSMM Timika.

Sambil menangis, mahasiswi Akademi Keperawatan Poltekes Jayapura di Timika itu membuka pintu mobil ambulans yang akan membawa pulang jenazah ayahnya ke rumah duka di Jalan Pattimura, Gang Dat.

“Kalian tidak usah ribut, bawa pulang ayah saya ke rumah sekarang,” pinta Heni kepada sejumlah ibu-ibu Kei dari Kampung Bombai.

Informasi yang dihimpun Antara menyebutkan sejauh ini polisi belum mengetahui siapa-siapa saja pelaku yang membantai Petrus Fautngil. Namun polisi telah mengamankan dua orang saksi kunci yang melihat langsung kejadian tersebut. Selain itu, dua unit motor milik para pelaku yang ditinggal begitu saja usai membantai korban di rumahnya kini diamankan untuk kepentingan penyidikan kasus ini. [Antara]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah