-->

Bentrok Warga Kampung Holat dan Bombai di Timika Memakan Korban 30 Orang

TIMIKA (MIMIKA) -  Bentrok antara dua kelompok suku Kei di Timika sejak Minggu (09/02/2014) hingga Selasa (11/02/2014) sudah memakan korban hingga 30 orang. Satu diantara meninggal dunia.

"Jadi hingga hari ini, data kemarin itu, ada 28 warga yang luka-luka dari kedua kelompok yang bertikai di jalan Patimura Kota Timika, Kabupaten Mimika. Hari minggu sebelumnya dua warga, satu meninggal dan satunya luka-luka," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Sulistyo Pudjo kepada wartawan di Mapolda Papua, Rabu (12/02/2014).

Menurut Kabid Humas, pihak kepolisian, telah berusaha keras untuk mempertemukan tokoh-tokoh penting di kedua kelompok yang bertikai itu, karena kekerasan yang terjadi diantara mereka bisa menimbulkan luka yang mendalam. "Sehingga kami berharap, agar Suku Kei, pihak Holat dan Bombai termasuk para tokoh agama, nasrani dan muslim termasuk tokoh masyarakat yang dituakan dikalangan mereka untuk berfikir jernih, jangan bawa emosi perorangan dalam bentuk komunal," katanya.

Kabid Humas mengatakan, pihak kepolisian melihat, bisa saja bentrokan ini terjadi lebih lama dan mengganggu ketertiban umum. "Kita harapkan semua pihak, khususnya kelompok yang bertikai untuk berdamai, hentikan semua tindakan kekerasan. Sebelum hal ini terjadi lebih jauh lagi," katanya.

Ketika disinggung sejauh mana kondisi korban luka-luka, Pudjo menyampaikan bahwa saat ini korban yang meninggal hanya satu orang, sementara korban lainnya telah mendapat penanganan medis dari RSUD Mimika dan RS Carita.

"Tentunya korban sudah dibawa ke rumah sakit untuk mendapat pelayanan kesehatan. Korban-korban itu dipisahkan agar tidak terjadi bentrokan lagi dan aparat kepolisian sedang berjaga di Mimika termasuk mengarahkan sejumlah personil di rumah sakit," katanya.

Dan untuk aparat keamanan, Pudjo katakan yang bersiaga di kota penghasil emas dan tembaga itu sebanyak 250 personil gabungan TNI/Polri,"Baik itu dari Brimoda Papua, Polres Mimika, aparat TNI setempat," jawabnya.

Sementara itu, korban pembunuhan oleh sekelompok orang yang belum teridentifikasi pada Minggu (09/02/2014), Petrus Fautngilyanan (59), Rabu siang dikuburkan di samping rumahnya di Jalan Pattimura, Gang Dat, Sempan, Timika.

Sebelum dikebumikan, jenazah Petrus dibawa dengan mobil ambulans dari rumah duka menuju Gereja Katolik Santo Stefanus Sempan untuk dilakukan misa arwah dipimpin Pastor Willem Warat Bungan OFM dan pastor pendamping John Kea Kebu OFM serta dihadiri ratusan orang.

Pastor Willem dalam khotbahnya mengutuk keras pembunuhan keji terhadap Petrus yang merupakan salah satu sesepuh warga Kei asal Kampung Bombai di Timika.

"Kematian Bapak Petrus Fautngilyanan dari segi caranya bukan kehendak Allah. Itu semata-mata karena kejahatan manusia. Kita semua mengutuk peristiwa tidak berperikemanusiaan ini," kata Pastor Willem.

Almarhum Petrus Fautngilyanan semasa tinggal sejak 1986 di Timika merupakan tokoh perintis wilayah Sempan Timika dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan kemasyarakatan maupun di lingkungan gereja setempat.

60 Brimob Dikirim ke Timika

Kepolisian Daerah Papua mengirim sebanyak 60 pasukan Brimob Detasemen A Jayapura untuk membantu Polres Mimika mengatasi bentrok antarkelompok warga di wilayah itu.

Puluhan personel Brimob Detasemen A Jayapura itu tiba di Timika, Rabu siang, dipimpin langsung Kasat Brimob Polda Papua AKBP Mathias Fakiri.

Kapolres Mimika AKBP Jermias Rontini mengatakan penambahan personel Brimob dari Polda Papua atas permintaan Polres Mimika mengingat akhir-akhir ini Timika sering dilanda konflik antarkelompok masyarakat.

Dalam tiga hari terakhir situasi kamtibmas di Kota Timika cukup mencekam lantaran terjadi bentrok dua kelompok warga Suku Kei. Bentrok dua kelompok warga Suku Kei itu dipicu oleh kematian sesepuh masyarakat Kampung Bombai, Petrus Fautngilyanan pada Minggu (09/02/2014).

Sebelumnya, sejumlah kelompok warga di Timika juga terlibat perselisihan yang dipicu oleh perebutan lahan di Irigasi, Kali Pindah-pindah Jalan Trans Timika-Paniai dan juga konflik sosial lainnya.

"Kedatangan anggota Brimob dari Jayapura untuk membantu kami menyelesaikan konflik sosial di Timika," jelas Rontini.

Kehadiran puluhan personel Brimob dari Jayapura itu diharapkan dapat mengendalikan situasi kamtibmas di Timika agar normal kembali.

Dalam upaya mengembalikan situasi kamtibmas di Timika menjadi seperti semula, Rontini berharap agar aparat keamanan baik yang ada di jajaran Polres Mimika maupun yang didatangkan dari Jayapura agar tetap mengedepankan sikap profesionalisme.

Polres Mimika juga meminta dukungan dari segenap komponen masyarakat setempat untuk ikut bersama-sama menciptakan situasi kamtibmas yang aman dan damai tanpa kekerasan.[PapuaPos/Antara]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah