-->

Pembangunan RKB SMP dan SMA YPPK di Timika Butuh Rp 14 Miliar

TIMIKA (MIMIKA) – Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) SMP YPPK ST.Bernardus dan SMA YPPK Tiga Raja Timika, dengan konstruksi lantai tiga dianggarkan akan membutuhkan dana Rp.  14 Miliar Lebih.

Panitia pembangunan dalam hal ini pihak Yayasan dan Sekolah akan mengundang orang tua murid, untuk duduk bersama dan bahas tentang kebutuhan dalam pembangunan Ruang kelas baru di lingkungan YPPK Timika.

Ketua panitia pembangunan RKB SMP dan SMA YPPK Timika, Paul Weti, mengatakan, pembangunan RKB SMP YPPK ST.Bernardus dan SMA YPPK Tiga Raja sejauh ini sudah mencapai 16 persen.  Proses pengerjaan yang berat dan makan waktu adalah pengecoran pondasi awal, ini memang agak terlambat dari yang ditargetkan.

“Permasalahan adalah selama ini cuaca yang kurang bersahabat dengan curah hujan yang cukup tinggi, sehingga jika hujan pengecoran tidak bisa dikerjakan dan ini memang memperlambat proses pekerjaan. Tetapi sekarang pekerjaan lancar karena cuaca makin baik, dan target selesai pembangunan adalah kurang lebih dua tahun karena bangunan berlantai tiga,” ujar Paul Weti, saat ditemui Salam Papua, di ruang kerjanya, Jumat (3/10).

 Dikatakan,  konstruksi itu dibuat ada tiga lantai, tetapi tahap awal selesaikan dua lantai. Dilantai bawah ada 16 ruangan, selama ini pembiayaan dari sekolah dan kedepan berharap partisipasi dari orang tua.

“Rencana kami minta bantuan dalam bentuk material, sehingga sekolah dan Yayasan focus untuk bayar ongkos kerja. Dalam waktu dekat orang tua akan dikumpulkan dan diajak untuk bicara bersama,”ungkap Paul.

Lanjut Paul, selama ini  belum buat pertemuan dengan orang tua murid, karena musti tunjukan bukti dulu ke orang tua, sehingga mereka melihat sudah ada pekerjaan dan sudah mulai, sehingga bantuan yang diharapkan dari ortu bisa diberikan.

Terkait biaya pembangunan RKB SMP St. Bernardus dan SMA Tiga Raja di targetkan dan akan menghabiskan Rp. 14 Miliar lebih,  karena ini sampai rampung tiga lantai. Pengerjaan sekarang ini, sudah menghabiskan biaya kurang lebih Rp. 1,5 Miliar.

“Sementara sistem pembayaran pekerja adalah swa kelola, yang mana bahan bangunan disiapkan sekolah, tetapi diserahkan ke kontraktor dan membayar ongkos kerja. Jumlah pekerja lebih dari 20 orang, tetapi kemungkinan untuk rampung dua lantai pada tahun ini belum bisa,” tuturnya. [SPC]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah