-->

Para Bupati di Wilayah Meepago Sepakat Lawan HIV AIDS dan Miras

SIRINIWI (NABIRE)  – Kondisi para Bupati di Wilayah Adat Meepago saat mendatangani kesepakatan untuk melawan penyakit HIV-AIDS dan Minuman Keras disaksikan Gubernur Papua Lukas Enembe,SIP.MH, Senin (17/11/2014). memilukan terjadi di wilayah adat Meepago. Pasalnya sebanyak 45 marga tersebut kini telah musnah akibat terjangkit virus HIV-AIDS yang sampai saat ini tidak ada obatnya.

Hal itu disampaikan Pastor Nato Gobay Pr  dalam Musyawarah Besar Pencegahan HIV-AIDS dan Penanggulangan Minuman Keras (Miras) di wilayah adat Meepago Provinsi Papua yang digelar di Gedung Gereja Katolik Malompo, Distrik Siriniwi, Kabupaten Nabire, Senin (17/11/2014).

“Sudah habis,  dengan demikian mungkin yang sisa – sisa ini bisa dihabiskan oleh penyakit ini. Kami prihatin dengan keadaan ini,”keluhnya.

Menurut Pastor Nato, gereja sebagai perpanjangan tangan dari Tuhan sangat menyadari hal itu dan mencoba memberikan sesuatu kepada umat agar tidak terganggu karena penyakit HIV-AIDS ini.

Seperti diketahui Mubes dengan Thema Dengan Mubes berusaha menciptakan kesadaran atau jati diri yang sejati bermartabat di wilayah adat Meepago Provinsi Papua, serta sub thema Melalui Mubes ini berusaha mencegah mengurangi penyakit HIV-AIDS dan Miras terhadap Ancaman Kepunahan Manusia Papua.

Mubes digelar oleh 6 kabupaten di wilayah adat Meepago diantaranya Nabire, Dogiyai, Deiyai, Paniai. Intan Jaya dan  Mimika, berlangsung selama empat hari. Diharapkan dengan Mubes ini ada perubahan yang terjadi di Papua, yang hasilnya akan diserahkan kepada Pemprov Papua, sebagai bahan masukkan.

Pastor Nato mengatakan, penyakit HIV-AIDS mulai menghabiskan manusia diseluruh dunia mulai tahun 1987. Kemudian 1998 penyakit ini tiba di Nabire.

“Penyakit ini datang darimana kita tidak tau. Tetapi dikatakan datang dari Afrika Selatan. Pada akhirnya penyakit HIV-AIDS jadi bagian integral dari kita. Ia juga menjadi musuh bagi kita, sekaligus jadi musuh kehidupan kita,”katanya.

Bagaimana tidak sekitar 2000 - 3000 manusia Papua sudah dirampas hak hidupnya akibat penyakit ini.

“Kita tidak pernah pikir penyakit ini sudah datang di dunia ini dan sungguh - sungguh menghabisi manusia di daerah ini. Belum sempat kita antisipasi penyakit ini. Datang lagi  yang lebih berbahaya virus ebola yang lebih jahat dan ganas. Bagaimana kalau penyakit ini bersatu dengan penyakit Aids yang sudah lama disini. Orang tua kita, pemuda dan pemudi kita sudah habis. Siapa yang harus bertanggung jawab terhadap penyakit ini. Apakah pemerintah, gereja para dokter dan para medis. Saya mau katakan hal ini menjadi tugas dan tanggung jawab dari seluruh masyarakat di Tanah Papua,”katanya panjang lebar.

Pastor Nato mengingatkan, penyakit HIV-AIDS menjadi musuh bersama mulai dari pejabat tinggi sampai rendah dan  harus merasa bertanggung jawab terhadap hidup seluruh manusia di tanah ini. Hal ini demi anak cucu  dan masa depan kita.

Kegiatan Mubes ini kata Pastor Nato diadakan untuk mengatasi penyebaran virus HIV/AIDS diadakan dengan dua  wujud yakni, memberantas peredaran miras dan mencegah penyakit Aids.

“Kalau bukan kita siapa lagi. Mengurangi dan mencegah sudah mempunyai nilai tinggi. Kalau dibiarkan maka manusia tidak berdosa di daerah ini tinggal cerita dan akan punah. Cepat atau lambat manusia akan punah,”tuturnya

“Setelah melaksanakan kegiatan ini kami tidak akan stop pada mubes ini saja. Akan tetapi bertekad mau meneruskan kedepan. Apa yang diambil sebagai keputusan akan diimplementasikan di lapangan. Untuk itu perlu suatu alat untuk tugas ini. Maka dibentuk sebuah lembaga untuk menjaga kontinuitas,”jelasnya.

Maka dibentuklah sebuah lembaga yang diberia nama Pelayanan Perlindungan Masyarakat di Wilayah  Adat Meepago yang disingkat P2MM.

“Enam bupati harus bertekad bersama masyarakat. Saya minta uluran tangan dari pemerintah provinsi dan para bupati. Karena penderitaan dan kematian saudara kita adalah penderitaan kita juga,”pintanya.

Sementara itu Bupati Nabire  Isaias Douw mengatakan perkembangan virus HIV-AIDS telah sampai pada taraf yang mengkhawatirkan. “Bila kita mengacu pada fenomena gunung es, jumlah penderita HIV-AIDS di Wilayah adat Meepago berada pada urutan ketiga, setelah Jayapura,”ungkapnya.

Selain itu juga peredaran miras tidak terkendali sehingga banyak muncul penyakit social seperti  perkelahian, pembunuhan dan pemerkosaan.

Kota Nabire sebagai pintu masuk bagi enam kabupaten wilayah Meepago, sudah ada 4000 lebih terinfeksi penyakit yang belum ada obatnya itu. Untuk itu dirinya berharap kepada kepada semua pihak. Mulai dari gereja pemerintah dan masyarakat agar bahu membahu mau membantunya.

Masyarakat Meepago merupakan komunitas besar yang paling banyak terinfeksi Hiv /Aids. Isias Douw mengajak semua pihak untuk tingkatkan kesadaran dan kepedulian bersama guna mengurangi penyebaran Hiv Aids dan miras.

Ditempat yang sama, Bupati Paniai Hengky Kayame menegaskan sekali lagi bahwa HIV-AIDS adalah musuh bersama dan harus diputuskan mata rantai penyebaran penyakit ini.

“Kepada seluruh pemilik apotik mohon diakomodir dan diawasi penjualan alkohol. Karena ini sering dioplos dan membunuh masyarakat Pegunungan Tengah,”ucapnya.

Bahkan Hengky mengancam akan melaporkan kepada atasan apabila ada anggota baik TNI /Polri yang menjual miras, akan dilaporkannya kepada Kapolres dan Dandim.

“Ada anggota juga miras, saya tidak mau tau. Akan saya lapor kepada Dandim juga. Tolong kami mau hidup 1000 tahun di tanah ini. Masing - masing kabupaten buat Perda miras, kita mau lihat apakah betul mati atau tidak,”tegasnya.

Dirinya juga meminta kepada orang tua yang anaknya sebagai pengguna aibon agar dilakukan pembinaan dirumah, sebab keluarga adalah sebagai modal dasar.

Ia juga mengajak seluruh  bupati bersatu menguatkan dengan membuat satu lembaga yang mengurus Hiv/Aids dan peredaran miras, dimana nantinya akan dilaksanakan oleh pihak Gereja dan juga tenaga kesehatan yang akan menjalankan lembaga ini, dengan memberikan bantuan dana. [PapuaPos]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah