-->

Polres Mimika Minta Karyawan PT Freeport Kembali Bekerja

TIMIKA (MIMIKA) - Kepolisian Resor Mimika, mengimbau karyawan PT Freeport Indonesia dan sejumlah perusahaan privatisasi serta kontraktornya untuk kembali bekerja lantaran aspirasi mereka sudah dibahas di tingkat manajemen perusahaan.

"Semua yang berkepentingan hendaknya menjadi bagian yang menyelesaikan persoalan. Aspirasi karyawan sudah dibicarakan di tingkat pimpinan PT Freeport. Bupati Mimika juga sudah mengambil alih persoalan ini. Kita karyawan kembali bekerja seperti biasa supaya hak-hak kita terima. Jangan kita ikut-ikutan, nanti pada akhirnya kita sendiri yang menjadi korban," kata Kabag Ops Polres Mimika, Komisaris Polisi Arnolis Korowa di Timika, Senin.

Ia menyampaikan hal itu menyikapi aksi penyegelan Kantor Sekretariat PUK SP-KEP SPSI PT Freeport Indonesia di bilangan Jalan Budi Utomo, Kelurahan Inauga, Sempan Timika, Senin.

Penyegelan Kantor Sekretariat PUK SP-KEP SPSI PT Freeport dilakukan oleh sekelompok massa yang menamakan diri Forum Komunitas Peduli PT Freeport Indonesia lantaran menolak rencana aksi mogok ribuan pekerja PT Freeport, PT KPI dan PT PJP.

Korowa mengatakan massa yang menyegel Kantor Sekretariat PUK SP-KEP SPSI PT Freeport sudah menyampaikan surat secara resmi ke Polres Mimika sejak Jumat (31/10).

Polisi menilai aksi penyegelan tersebut sah-sah saja.

"Siapapun dia punya hak untuk menyampaikan aspirasi perorangan maupun kelompok/massa sejauh bisa terakomodasi secara normatif. Kami tidak mau menjadi pemadam kebakaran. Silakan yang berkompeten berkomunikasi dengan polisi. Kita tidak boleh memaksakan kehendak," ujarnya.

Massa yang mengatasnamakan para tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh perempuan dan karyawan tujuh menyegel Kantor Sekretariat PUK SP-KEP SPSI dengan cara menumpahkan material pasir tepat di pintu masuk kantor yang bersebelahan dengan Kantor BRI Cabang Timika itu.

Massa memasang sebuah spanduk bertuliskan "Kantor SPSI Disegel Forum Komunitas Peduli PT Freeport Indonesia. Terkait Rencana Aksi Mogok, Kami Menghendaki PT Freeport Tetap Berdiri di Tanah Amungsa".

Aksi penyegelan Kantor PUK SP-KEP SPSI PT Freeport berlangsung cukup singkat. Saat itu di kantor tersebut belum terdapat pengurus PUK SP-KEP SPSI PT Freeport maupun pekerja yang biasanya selalu bergerombol untuk mengecek informasi kegiatan PUK SP-KEP SPSI PT Freeport. Apalagi saat itu Timika sedang diguyur hujan cukup lebat.

Aksi penyegelan kantor tersebut disesalkan oleh Wakil Ketua Bidang Advokasi PUK SP-KEP SPSI PT Freeport Indonesia, Yopi Morin. Morin memastikan bahwa PUK SPSI PT Freeport akan menempuh jalur hukum untuk menyikapi masalah tersebut.

"Kami semua tidak tahu. Kantor Sekretariat PUK SPSI PT Freeport disegel oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan Forum Solidaritas Peduli PT Freeport. Kami tidak menanggapi aksi mereka. Namun kami sangat menyayangkannya karena semua penyelesaian masalah seharusnya bukan dilakukan dengan cara-cara anarkis, provokasi dan membenturkan masyarakat dengan karyawan," ujar Yopi.

Untuk menghindari bentrok dengan massa forum peduli Freeport, Yopi menginstruksikan para pekerja PT Freeport meninggalkan Kantor Sekretariat PUK SP-KEP SPSI.

"Saya sudah sampaikan ke anggota agar kita bubar dari sini. Kita tidak perlu tanggapi," ujarnya.

Yopi menilai masyarakat asli mendapat informasi yang keliru tentang kegiatan PUK SP-KEP SPSI PT Freeport. Padahal pengurus PUK SP-KEP SPSI PT Freeport dan dua perusahaan privatisasinya yakni PT Kuala Pelabuhan Indonesia dan PT Puncak Jaya Power sudah bersepakat dengan pimpinan tertinggi Freeport McMoRan, James Robert Moffet untuk membatalkan rencana mogok kerja yang semula direncanakan berlangsung selama sebulan sejak 6 November-6 Desember 2014.

Menurut dia, sampai saat ini para pekerja PT Freeport dan dua perusahaan privatisasinya itu masih menunggu kedatangan tim pengurus PUK SP-KEP SPSI dari Jakarta yang mengikuti pertemuan dengan James Robert Moffet di Bandara Halim Perdana Kusuma pada Jumat (31/10) untuk mendengarkan isi poin kesepakatan antara serikat pekerja dengan pihak manajemen Freeport.

Yopi Morin mengimbau pekerja agar tidak melakukan aktivitas yang dapat merugikan kepentingan mereka sendiri.

"Bagi yang libur agar tetap berada di rumah dengan keluarga di Timika, sedangkan bagi pekerja yang masuk silakan ke Tembagapura sesuai jadwal kerja masing-masing. Kami menganjurkan agar pekerja tidak berkumpul di kantor sekretariat SPSI," imbaunya.  [Antara]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah