-->

Pangdam Cenderawasih Akui Anggotanya Terlibat Penjualan Amunisi Kepada Kelompok Bersenjata

KOTA JAYAPURA - Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Fransen Siahaan saat memberikan keterangan pers di Makodam, Kamis (29/1/2015). Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Fransen Siahaan mengakui ada anggota TNI yang terlibat dalam penjualan amunisi kepada kelompok sipil bersenjata.

"Memang ada anggota TNI yang terlibat dalam penjualan amunisi dan saat ini yang bersangkutan sudah ditahan di POM Kodam XVII Cenderawasih," katanya dalam keterangannya kepada wartawan di Jayapura, Kamis (29/1/2015).

Dia mengatakan terungkapnya keterlibatan anggota TNI itu berawal tertangkapnya anggota kelompok sipil bersenjata di Wamena pada 24 Januari 2015 kemudian tim khusus Polda Papua bersama Kodam Cenderawasih bekerja sama mengungkap lebih jauh karena ada dugaan anggota TNI yang terlibat.

Dari hasil penyelidikan yang dilakukan secara gabungan akhirnya terungkap keterlibatan Serma S bersama beberapa orang rekannya.

"Kami masih terus menyelidiki sejauhmana keterlibatan anggota lainnya selain Serma S," katanya.

Pangdam Cenderawasih menambahkan pihaknya akan menyelidiki asal amunisi karena dari pengecekan di Ajendam ternyata jumlah amunisi di gudang senjata lengkap.

Menurutnya, Kodam Cenderawasih tidak akan menutupi kasus yang melibatkan anggotanya karena mereka adalah pengkhianat bangsa sehingga harus dihukum seberat-beratnya.

Bahkan bila perlu selain dipecat dari dinas TNI yang bersangkutan akan dijatuhi hukuman mati atau seumur hidup, kata Fransen Siahaan seraya menegaskan yang sudah dipastikan terlibat dalam kasus tersebut selain Serma S juga Sertu MM.

Sementara tiga rekannya yang lain belum dapat dipastikan sejauhmana keterlibatan mereka, namun semuanya sudah diamankan, yakni Sertu NHS, Pratu RA, dan Pratu S.

Pangdam Cenderawasih mengakui belum dapat memastikan asal amunisi yang dijual seharga Rp10 juta ke kelompok kriminal bersenjata karena dari hasil pengecekan di gudang senjata Ajendam terungkap jumlah amunisi lengkap.

"Kami masih telusuri darimana asal amunisi yang dilaporkan berkaliber 5,56 MM itu," kata Fransen Siahaan.

Sementara Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Pol Yotje Mende mengakui keterlibatan Oknum TNI menyusul tertangkapnya 3 warga sipil masing-masing, RW, AJ dan FK di PTC, Rabu (28/1) lalu. Sebab saat penangkapan, sedang terjadi transaksi 500 butir amunisi kepada 3 orang.

“ Jadi, betul ada keterlibatan oknum TNI atas penangkapan 3 warga sipil tersebut kemarin namun telah diserahkan kepada Kodam untuk proses lebih lanjut. Maka, sekarang ini yang perlu kita lakukan adalah mengawasi prosesnya bagaimana,” kata Kapolda Papua, Irjen Pol Yotje Mende kepada wartawan usai memimpin sertijab 3 Kapolres di Aula Rasta Samara, Kamis (29/1/2015).

Soal 500 amunisi, Kapolda menjelaskan, sudah disita Polda Papua sebab ketika ditangkap amunisi telah berada di tangan 3 warga sipil. “Itu menjadi kewenangan dari Polda Papua, lain hal dengan oknum TNI diserahkan kepada Kodam. 500 amunisi dihargai Rp10 juta namun baru dibayar Rp 7,5 juta. Ketiganya dikenakan UU Darurat atas kepemilikan amunisi sebab itu dilarang,” jelasnya. [PapuaPos]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah