-->

Gereja di Mimika Dorong LPMAK Konsisten Jalankan Program

TIMIKA (MIMIKA) - Kalangan gereja di Timika, Papua, terus mendorong agar Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) konsisten menjalankan program dalam rangka meningkatkan ekonomi masyarakat lokal dengan berbasis pada sumber daya alam masyarakat sendiri.

"Pada prinsipnya kita setuju jika LPMAK membangun pabrik pengolahan tepung sagu di wilayah pesisir, mengembangkan peternakan sapi di Agimuga, membina peternak ayam petelur, memberikan pelatihan dan pendampingan kepada para nelayan. Tidak usah mengajar masyarakat hal yang lain-lain. Itu yang harus ditingkatkan," kata Uskup Keuskupan Timika Mgr John Philip Saklil Pr kepada Antara di Timika, Senin.

Meskipun program-program tersebut memiliki mata rantai yang panjang seperti program pabrik pengolahan tepung sagu di Kekwa, namun menurut Uskup Saklil, hal itu harus diseriusi secara konsisten baik oleh LPMAK maupun masyarakat setempat.

"Lembaga harus sudah memikirkan mulai dari tingkat produksi sampai pemasaran. Lalu setelah masyarakat mendapatkan uang, mereka juga butuh pembinaan lagi agar uang yang ada jangan dipakai untuk membeli alkohol. Program pembinaan pascapendapatan itu yang perlu didampingi," ujarnya.

Uskup Saklil menilai pembinaan mental masyarakat lokal agar tidak menghabiskan uang untuk membeli alkohol merupakan pekerjaan yang sangat sulit mengingat konsumsi alkohol dan mabuk-mabukan sudah menjadi kebiasaan buruk yang sulit dihentikan.

Jika kebiasaan mabuk alkohol itu tidak dihentikan, menurut Uskup Saklil, program sebagus apapun tidak bakal berhasil.

"Memang dibutuhkan pembinaan yang holistik mulai dari tanam, pelihara, panen dan pascapanen. Kalau tidak, seperti sekarang, dapat uang lalu mabuk lagi," ujarnya.

Sementara itu Anggota Badan Pengurus LPMAK Pendeta Hanock Bagau menyambut positif dukungan perhatian LPMAK terhadap upaya peningkatan ekonomi warga lokal, khususnya warga Suku Moni yang bermukim di wilayah Gorong-gorong.

"Perhatian dan dukungan dari LPMAK, kami sangat merasakannya. Dari bantuan yang diberikan LPMAK, warga kami bisa beternak babi dan dari usaha itu mereka bisa membangun rumah permanen, menyekolahkan anak, merintis usaha dan lainnya," ujarnya.

Menurut Hanock, ratusan warga suku Moni yang kini bermukim di Gorong-gorong awalnya menetap di Kwamki Lama. Mereka merelokasi diri ke Gorong-gorong sekitar 2008 saat pecah konflik perang suku di Kwamki Lama.

"Awalnya, warga hanya membuat beberapa kandang dengan jumlah ternak 15 ekor. Tapi setelah ada bantuan dari LPMAK baik untuk pembuatan kandang maupun pembelian pakan mulai 2010 hingga kini kami sudah merasakan banyak hasilnya," ujar Hanock.

Wakil Sekretaris Eksekutif LPMAK Bidang Program Yohanis Arwakon mengatakan meski belum semua warga lokal mendapat perhatian dari LPMAK, namun lembaga itu sudah melakukan berbagai upaya dan terobosan untuk membangun ekonomi warga.

"Sekecil apapun yang kami buat tentu ada perubahan yang dirasakan oleh masyarakat. Tidak semua hal bisa kami buat. Dari ribuan warga penerima bantuan ekonomi, sebagian besar hingga kini masih menerima bantuan. Ada yang sungguh-sungguh menjalankan usahanya dan dari usaha itu mereka bisa menyekolahkan anak hingga ke luar daerah," ujar Yohanis.

Menurut dia, dibutuhkan keterlibatan semua pihak yang didukung penuh oleh Pemkab Mimika guna mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat lokal di wilayah itu. [Antara]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah