-->

Onesimus Sahuleka Nilai Rumah Sakit Internasional dapat Atasi Minimnya Infrastruktur Kesehatan

KOTA JAYAPURA - Berbicara tentang Rumah Sakit Internasional, ternyata mendapat banyak respon dari kaum akademisi di Papua. Salah-satunya Rektor Uncen Jayapura DR. Onesimus Sahuleka, S.H., M.Hum., yang menyuarakan pendapatnya tentang rencana Pemprov Papua menghadirkan Rumah Sakit Internasional di kawasan terpadu FOROMOKO Papua, Kampung Nendali Netar, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura.

Rencana pembangunan rumah sakit bertaraf internasional di Kampung Nendali Netar Sentani, diharapkan bisa mengatasi minimnya infrastruktur bidang kesehatan di Papua. Pendapat itu antara lain seperti diungkapkan Rektor Uncen Jayapura, DR. Onesimus. Berikut ini petikan bincang-bincang dengan Rektor Uncen Onesimus Sahuleka di kawasan Abepura, Sabtu (18/4) malam.

Pada prinsipnya masyarakat menginginkan bahwa ada  rumah sakit yang sangat representatif, agar mampu mengatasi masalah minimnya infrastruktur di bidang kesehatan di Papua. Bila ada rencana untuk membangun suatu rumah sakit yang bertaraf internasional itu sangat baik,  khusus di Papua karena memang Otsus Papua ini salah-satu program yang kita lakukan salah-satunya bidang kesehatan.

Artinya bahwa bidang kesehatan mendapat prioritas utama disamping bidang-bidang  lainnya, seperti pendidikan, perekonomian rakyat dan infrastruktur.

Jadi sejumlah rumah sakit baik rumah sakit pemeritah maupun swasta memang sudah menjalankan fungsinya dengan baik. Tapi bila ada rencana pembangunan rumah sakit bertaraf internasional saya kira adalah sangat bermanfaat bagi masyarakat kita.

Saya katakan demikian kenapa harus ada rumah sakit bertaraf internasional karena supaya rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit rumah sakit swasta lainnya yang ada di Jayapura dapat saling mengisi dan saling menopang satu dengan lainnya. Bila kita katakan bahwa rumah sakit bertaraf internasional tentu dia punya tenaga-tenaga dokternya maupun tenaga perawatnya dan tenaga-tenaga medisnya yang harus bersifat profesional.

Artinya paling tidak semua dokter itu adalah dokter spesial, padahal saya melihat bahwa di Tanah Papua masih minim tenaga dokter spesialis.

Kalau misalnya rumah sakit yang bertaraf internasional ini nantinya yang akan  mendatangkan dokter-dokter dari luar Papua apa itu yang berada di Indonesia maupun dokter  yang ada di luar Indonesia ini kan permasahaan yang itu adalah bagaimana kita punya apakah yayasan atau lembaga yang mendirikan rumah sakit internasional ini mempunyai dana yang bisa membiayai itu.

Itu yang pertama. Kalau memang dikatakan bahwa lembaga yang mensponsori ini bisa.

Saya kita kalau memang lembaga itu bisa mensponsori itu jadi selain dia punya tenaga dokternya, tenaga perawatnya maupun tenaga-tenaga administrasi dan tenaga-tenaga lain  sudah profesional itu  bagus.

Selain tenaga Sumber Daya Manusia (SDM) yang  profesional juga membutuhkan sarana dan prasarana medik yang baik. Artinya sarana-sarana itu juga mesti bertaraf internasional juga sehingga selain tenaga-tenaga, sarana prasarana yang paling penting adalah managemen.

Mengelolah suatu rumah sakit bertaraf internasional ini manajemennya harus tangguh dan profesional. Walaupun kita punya dana, fasilitas dan sarana tersedia. Tapi kalau manajemen kita tak baik justru akan memporak-porandakan semua sistim pelayanan kesehatan. Karenanya, faktor-faktor ini mesti diperhitungkan oleh lembaga yang nantinya akan mendirikan rumah sakit internasional.

Tapi saya katakan yang penting kita mempunyai niat dan kemauan yang ada supaya dengan kemauan yang ada. Walaupun dia ini rumah sakit bertaraf internasional yang dikategorikan sebagai suatu rumah sakit swasta, tapi pemerintah daerah juga harus menopang karena kalau rumah sakit ini dia melaksanakan pada saatnya dia berfungsi dengan baik ini kan membawa masyarakat Papua ini juga untuk menikmati kesehatan itu dengan baik.

Kalau masyarakat Papua menikmati kesehatan ini baik tanggungjawab kesehatan maupun tanggungjawab pendidikan dan tanggungjawan apapun juga kita tak bisa hanya menyerahkan  itu kepada pemerintah.

Tapi  semua komponen anak bangsa yang mempunyai kemampuan untuk itu bisa melaksanakan dan membangun suatu lembaga untuk membantu pemerintah seperti rumah sakit dalam rangka menyediakan sarana-sarana atau pelayanan-pelayanan kesehatan  yang baik sehingga lembaga ini yang diketuai Direktur  RSUD Abepura dr. John Manangsang ini perlu ada koordinasi yang baik antara lembaga ini dengan Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota diseluruh Papua. Apalagi Pak Gubernur telah memiliki political will (kemauan baik) untuk membangun rumah sakit internasional.

Adakah rencana kerjasama Uncen dengan rumah sakit internasional untuk praktek mahasiswa Fakultas Kedokteran Uncen?
Jadi saya katakan bahwa dengan adanya rumah sakit internasional ini bisa membantu pemerintah dan membantu masyarakat  dalam rangka pelayanan kesehatan.

Kami dari kalangan akademisi khususnya dari Uncen menyambut baik adanya rumah sakit bertaraf internasional, sehingga kedepan kita bisa mengadakan kerjasama dengan rumah sakit  tersebut dalam rangka mengadakan praktek terhadap anak-anak kita dari Fakutas Kedokteran Uncen.

Jadi ada  Fakultas Kedokteran kita punya Fakultas Kedokteran dengan progran studi masing-masing Pogram Studi Kedokteran dan Program Studi Keperawatan serta Fakultas Kesehatan Masyarakat yang berkecimpung di bidang kesehatan dapat melakukan praktek di rumah sakit yang sudah bertaraf internasional ini. [BintangPapua]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah