-->

BNN Kesulitan Cegah Penyelundupan Narkoba di Perbatasan RI-PNG

KOTA JAYAPURA - Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Papua mengaku kesulitan mencegah penyelundupan narkoba melalui kawasan perbatasan RI-PNG yang bentangannya cukup luas.

"Selain masih kurangnya personil lapangan, bentangan luas wilayah di Papua juga menjadi kendala untuk mencegah narkoba masuk ke Papua, terutama dari wilayah perbatasan," kata Kepala BNN Papua Brigjen Pol Sukirman di Kota Jayapura, Kamis.

Mantan Waka Polda Kalimantan Selatan itu mengatakan, wilayah negara tetangga (PNG) merupakan pintu masuk yang cukup terbuka untuk menyelundupkan narkoba oleh oknum yang tidak bertanggungjawab, baik melalui darat dan laut.

"Kalau jalur laut rata-rata mereka bertransaksi di tengah laut dan kalau di darat, lewat jalan-jalan tikus yang sulit diawasi karena cukup banyak. Di laut sering terjadi, mereka menggunakan speed boat saat pertukaran barang di tengah laut. Kawasan yang biasanya menjadi tempat pendaratan itu di Abepantai, Hamadi dan Dok IX," katanya.

Namun, Sukirman yang menjadi pimpinan di instansi itu mulai Maret 2015 mengaku tidak akan menyerah begitu saja, karena sudah menjadi tugas pokok untuk mencegah agar narkoba jenis ganja atau lainnya tidak masuk dan beredar di kabupaten/kota di Papua.

Salah satunya dengan meningkatkan koordinasi pemberantasan penggunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN) dengan berbagai instansi terkait.

"Langkah-langkah yang dilakukan, antara lain koordinasi dengan pengemban fungsi P4GN di instansi masing-masing di Papua. Juga, menambah personil penindakan lapangan, dan lakukan rehabilitasi kepada para pecandu narkoba, seperti MoU yang telah dibuat oleh BNN pusat dengan TNI-Polri," katanya.

Selanjutnya untuk rehabilitasi yang sedang berjalan dengan pihak Polda Papua dikatakan ada 26 orang yang sedang menjalani rehabilitasi tahap pertama selam tiga bulan di SPN Jayapura yang telah dimulai sejak 7 Mei 2015. Dan di markas Rindam Sentani, Kabupaten Jayapura. Ia mengakui kerja sama dengan Kodam XVII/Cenderawasih akan berlangsung pada akhir bulan ini,

Sementara rehabilitasi di Lapas Narkotika Doyo Baru, Sentani, Kabupaten Jayapura, lanjut Sukirman, akan dilakukan sebanyak dua tahap, setiap tahap berlangsung selama tiga bulan dan akan diikuti sebanyak 30 orang penghuni lapas.

"Rehabilitasi ini kami lakukan untuk mengurangi permintaan narkoba, agar tidak ada lagi yang membeli barang haram itu selain kami mencegah masuk ke Papua," katanya.

"RS Keerom juga menyatakan siap untuk merehabilitasi pecandu narkoba, selain rumah sakit yang ada di Kota Jayapura. Disana, telah ada ruangan khusus dan tempatnya dikelilingi pagar," lanjutnya.

Sedangkan untuk personil penindakan di lapangan lanjut Sukirman, pada tahun ini pihaknya mendapatkan penambahan 11 orang, empat diantaranya telah ditugaskan ke BNN Kabupaten Jayapura.

"Sisanya di sini, sementara ini mereka semua bertugas untuk memetakan tempat-tempat masuk dan peredaran narkoba. Dalam waktu dekat ini kami akan menjalankan tes urine dengan salah satu instansi di Papua," katanya.

Sukirman menambahkan, dalam waktu dekat pihaknya akan menggelar pemeriksaan urine di sejumlah tempat hiburan malam yang ada di beberapa titik di Kota Jayapura.

"Rencananya demikian, tapi kami masih menunggu koordinasi dengan pihak terkait," tutupnya. [Antara]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah