-->

Kapolres Mimika Fokus Bekerja Sesuai Tupoksi

TIMIKA (MIMIKA) – Kapolres Mimika, AKBP Yustanto Mujiharso menyatakan dirinya lebih berfokus untuk pelayanan kepada masyarakat daripada bekerja untuk mencari penghargaan. Hal ini diungkapkan menanggapi pernyataan Kapolda Papua yang menawarkan hadiah kepada para kapolres dan anggotanya yang mampu menangkap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

“Kita bekerja tidak usah berharap banyak, terlalu berharap mendapatkan reward,” ujarnya saat ditanyai Salam Papua di Graha Eme Neme Yauware, Rabu (29/5).
   
Ia mengakui jika dirinya lebih nyaman melakukan pelayanan kepada masyarakat, sebab motivasinya untuk naik pangkat adalah menjaga amanah yang semakin berat diembannya.

“Kita bekerja dengan baik, berupaya dengan maksimal. Alhamdulilah kini menjadi kapolres termuda dua kali. Dulu, pada saat saya melanglang buana menjadi pasukan, saya dapat KPLB, kenaikan pangkat luar biasa, Kemudian tetap iklas bekerja,” kisahnya dengan menegaskan “Saya dulu tidak berpikir untuk mendapatkan KPLB.”

Sembari mengakui bahwa dirinya akan tetap konsisten menjaga keamanan, ia menyatakan bahwa penghargaan yang didapat merupakan hasil dari keteguhan untuk mempertahankan tugas yang diterima. Baik untuk Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK-PTIK) dan Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespim) Polri.

“Saya keras bekerja dan dapatkan ticket holder (kesempatan-red) untuk sekolah PTIK. Saya tetap mempertahankan ritme saya untuk konsisten untuk selalu amanah, yang mudah-mudahan selalu amanah. Alhamdulilah, saya mendapatkan ticket hoder untuk Sespim,” ungkapnya.

Ditandaskan, dirinya sebagai pimpinan tertinggi kepolisian di Kabupaten Mimika tidak menjadikan penghargaan sebagai target pencapaian tetapi pelayanan dan peningkatan keamanan yang ingin dicapai.

“Jadi untuk reward dan punishmen untuk sebuah organisasi itu biasa, tidak usah kita tuntut. Kita sesuaikan dengan tupoksi masing-masing saja,” tukasnya.

Sebelumnya, Kepala Kepolisian Daerah Papua, Inspektur Jenderal Polisi Yotje Mende berjanji akan memberikan penghargaan atau hadiah kepada setiap kapolres atau anggota kepolisian yang berhasil menangkap setiap pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Pegunungan Papua.

Reward tersebut akan diberikan dalam bentuk kemudahan sekolah perwira atau hal khusus lainnya untuk mendapatkan karier yang lebih bailk, apabila berhasil menangkap pimpinan salah satu KKB.

“Saya sudah berkomitmen akan memberikan hadiah berupa reward. Ini komitmen saya, seperti menangkap  Purom Wenda, Enden Wanimbo  dan pimpinan KKB lainnya yang telah masuk DPO kita,” tegasnya kepada wartawan di Jayapura pada Rabu (22/4).

Kapolda mengingatkan agar penangkapan terhdap pimpinan KKB yang masuk dalam DPO tidak  dilakukan dengan cara penyerbuan yang membabi buta.

“Penangkapan harus konsukuen dengan cara berhadapan langsung bertatap muka, bukan penyerbuan yang membabi buta,” jelasnya.

Menurut Kapolda, sejumlah pimpinan KKB yang sudah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) tengah dalam pencarian oleh tiap Polres. Hanya saja, upaya pencarian belum membuahkan hasil dan bukan berarti suatu kegagalan.

Menanggapi  hal tersebut seorang tokoh Masyarakat Pegunungan Tengah yang juga sebagai Anggota DPR Papua, Deerd Tabuni, SE. M. menyatakan bahwa pernyataan Kapolda hanya akan mengorbankan masyarakat biasa.

“Saya selaku anggota DPR Papua yang juga selaku tokoh masyarakat Papua maupun Pegunungan Tengah, agar kata pemberian Reward kepada anggotanya tak lagi muncul karena masyarakat biasa akan jadi korban hanya karena dimanfaatkan oleh oknum-oknum di pegunungan. Jadi saya pikir pernyataan Kapolda itu salah, ” kata Deerd Tabuni kepada wartawan pada Senin (27/4).

Dikatakan, dengan adanya pernyataan itu maka akan muncul kelompok-kelompok baru yang mengaku diri sebagai anggota OPM hanya untuk bekerja sama dengan oknum kepolisian guna mendapatkan hadiah, uang atau yang lainnya.

“Jadi jangan dijadikan masyarakat sebagai lahan untuk mendapatkan uang dan hadiah, demi kepentingan-kepentingan tertentu yang akhirnya masyarakat jadi korban,“ tandasnya.

Ia mengemukakan, bahwa sudah menjadi rahasia umum jika ada oknum anggota TNI/Polri yang terlibat penjualan amunisi dan senjata api kepada KKB.

“Ini jadi penipuan yang luar biasa, sehingga kami minta kalimat itu agar jangan lagi muncul ke media. Karena ini bisa memancing keadaan. Masyarakat bisa berbuat nekat untuk mencuri senjata lalu mengaku diri OPM kemudian jadi DPO karena tergiur dengan hadiah yang dijanjikan oleh Kapolda. Jadi  kami berharap agar Kapolda tidak lagi memunculkan kalimat seperti ini di media,” harapnya. [SalamPapua]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah