-->

Peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1436 H di Kampung Nawaripi

TIMIKA (MIMIKA) - Umat Islam di Nawaripi Kilo 5 merayakan peringatan Isra’ M’iraj Nabi Muhammad SAW 1436 H dengan Tema “ Marilah kita tingkatkan kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah SWT” ini dipusatkan di Mesjid Riyadhus Shalihin, Sabtu (23/5).

Dalam perayaan tersebut, dilakukan juga pelantikan Majelis Taklim Riyadhus Shalihin oleh Ketua Badan Komunikasi Majelis Taklim Kabupaten Mimika, Hj. Nuryati.
Hadir dalam perayaan tersebut Ketua PHBI Mimika Awaludin Sully, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Mimika, Ustad H Muhamad Amin AR S.Ag dan Ketua DKM Mesjid Taklim Riyadhus, Sudarmin Mapa serta perwakilan dari DMI, LPTQ, DKM Kabupaten Mimika serta tokoh-tokoh agama lainnya dan masyarkat Nawaripi Kilo 5.

Ketua MUI Kabupaten Mimika, Ustad H Muhamad Amin dalam sambutannya memberikan pencerahan tentang makna Isra’ Mi’raj bagi umat muslim.

“Seringkali di kalangan masyarakat kita, dalam mendefinisikan isra dan mi’raj, mereka menggabungkan Isra Mi’raj menjadi satu peristiwa yang sama. Padahal sebenarnya Isra dan Mi’raj merupakan dua peristiwa yang berbeda. Dan untuk meluruskan hal tersebut, pada kesempatan ini saya bermaksud mengupas tuntas pengertian isra dan mi’raj, sejarah isra mi’raj Nabi Muhammad SAW serta hikmah dari perjalanan isra’ mi’raj Nabi Muhammad SAW,” ujarnya.

Menurutnya, bagi umat Islam, peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang berharga, karena berawal dari peristiwa inilah shalat lima waktu diwajibkan, dan tidak ada Nabi lain yang mendapat perjalanan sampai ke Sidratul Muntaha seperti ini.

“Isra Mi’raj adalah dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh Muhammad dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa ini Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapat perintah untuk menunaikan shalat lima waktu sehari semalam,” katanya.

“Dalam pengertiannya, Isra’ Mi’raj merupakan perjalanan suci, dan bukan sekedar perjalanan biasa bagi Rasul. Peristiwa ini telah menjadi perjalanan bersejarah yang akan menjadi titik balik dari kebangkitan dakwah Rasulullah SAW,” jelasnya.

Ia menjelaskan, shalat merupakan media untuk mencapai kesalehan spiritual antara hubungan manusia dengan Allah. Shalat juga menjadi sarana untuk menjadi keseimbangan tatanan masyarakat yang egaliter, beradab dan penuh kedamaian.

“Oleh karena itu, sudah sepatutnya, umat Islam memahami maknanya dengan sebaik-baiknya. Dalam hal ini, secara umum, shalat adalah suatu ibadah yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Takbiratul ihram menunjuk pada dimensi individual, sedangkan salam menunjuk pada dimensi sosial,” katanya

Ketua MUI Mimika ini juga berpesan agar umat islam di negeri ini harus hidup berdampingan dan bersaudara dengan agama lain.

“Rasulallah telah menunjukan hal ini dalam perjalanannya. Banyak bukti dari kisah hidupnya yang dapat kita maknai sebagai pegangan iman kita. Melalui momen ini umat islam harus bangkit bersama untuk membangun negeri ini. Bersama-sama dengan pemerintah dan komponen lainnya bahu membahu membangun negeri ini agar pemerintahan bisa berjalan dengan baik dan sesuai dengan amanah Nabi Muhamad SAW,” ujarnya.

Sementara itu Sekretaris Daerah Kabupaten Mimika Ausilius You S.Pd, MM mengatakan melalui momen ini umat islam diharapkan dapat meningkatkan keyakinan dan keimanan kepada Allah SWT karena melalui peringatan Isra’ M’iraj umat islam dapat mengingat, merenungkan dan memetik hikmah dari perjuangan Nabi Muhammad SAW.

“Perjuangan Nabi Muhammad pada peristiwa ini menghadapi tekanan ekonomi, politik, psikologis dan fisik yang sangat berat bahkan ancaman terhadap keselamatan jiwa, namun beliau tetap tabah, tegar dan terus berjuang tanpa kenal lelah serta pantang menyerah,” katanya.

Menurutnya, peristiwa Isra’ M’iraj berhasil membangun tatanan peradaban baru yang lebih baik, mulia dan terhormat. Mewujudkan masyarakat baru yang demokratis, egaliter dan beradab dan berhasil membangun masyarakat yang adil, makmur, aman dan sejahtera.

“Momentum inilah yang harus dapat kita manfaatkan untuk semakin mewujudkan eksistensi keislaman kita yang memiliki prisnsip dasar, nilai dan jati diri yang kokoh yang mencerminkan sikap konsisten untuk menolak kekerasan dan ekstrimitas yang menghormati kemerdekaan dan kemajemukan yang menjalin ukhuwah islamiyah serta mencerminkan islam sebagai Rahmatan Lila’iamin,” ujarnya.

Sekda You berharap agar dengan prinsip dasar nilai dan jati diri yang telah dimiliki maka hal itu harus dijadikan modal utama untuk membangun Mimika.

“Membangun kabupaten ini tidak akan sepih dari tantangan dan persoalan serta ujian yang berat. Oleh karena itu diperlukan kesabaran dan keteguhan hati, semangat, optimis dan kerja keras serta yang paling penting adalah persatuan dan kebersamaan kita,” ulasnya.

Lanjutnya, “saya mengajak seluruh masyarakat di Kabupaten Mimika untuk menyelesaikan berbagai tantangan yang dihadapi, serta terus melanjutkan pembangunan daerah ini. Saya percaya melalui momen ini akan membuka cakrawala pemikiran dan sekaligus menghasilkan semangat pengabdian dan peran kita bersama dalam membangun masyarakat di kabupaten ini,” himbaunya. [Timex]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah