-->

Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Jayapura Desak Aparat Ungkap Pelaku Bentrok BTN Organda

KOTA JAYAPURA - Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Jayapura mendesak aparat keamanan terutama Kepolisian Resor Kota Jayapura agar segera mengungkap pelaku kekerasan, penyerangan dan penganiayaan di perumahan BTN Organda Padang Bulan, Kelurahan Hedam, Distrik Heram, Kota Jayapura pada Senin (8/6) siang yang menewaskan dua orang.

"Aparat kepolisian agar segera melaksanakan tugas untuk mengungkap, menangkap dan memproses para pelaku dengan hukum seberat-beratnya secara cepat, tepat dan tuntas serta dilaksanakan secara terbuka agar diketahui publik," caretaker Ketua KNPI Kota Jayapura Benyamin Gurik, dalam jumpa persnya di Jayapura, Kamis (11/6).

Pernyataan sikap KNPI Kota Jayapura itu disampaikan bersama dengan pengurus organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP), ikatan mahasiswa, pengurus BEM, dan asrama mahasiswa di Kota Jayapura terkait kondisi aktual yang sedang terjadi dengan berharap pengungkapan kasus itu menjadi pembelajaran hukum bagi warga masyarakat lainya serta juga menimbulkan rasa keadilan bagi keluarga korban.

"Kami atas nama pengurus KNPI Kota Jayapura beserta seluruh komponen pemuda di Kota Jayapura menyatakan turut berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya dua orang warga sipil di BTN Organda," katanya.

Kedua warga sipil itu, kata mantan ketua senat BEM Universitas Cenderawasih itu, diantaranya seorang Ketua RW yang juga sebagai hamba Tuhan almarhum Pendeta Fredik Lasamahu dan tetangganya, almarhum Simon Sauhoka.

"Peristiwa kekerasan atau penganiayaan hingga menyebabkan meninggalnya dua warga sipil dimaksud diatas adalah tindakan kriminal murni yang sangat kejam dan tidak berperikemanusiaan yang dilakukan oleh oknum pelaku yang tidak bertanggungjawab," katanya.

Untuk itu, kata Benyamin Gurik, pihaknya mengimbau kepada seluruh komponen masyarakat baik pribumi dan non pribumi yang ada di Kota Jayapura agar menahan diri masing-masing dan tidak terprovokasi dengan hasutan dari pihak manapun juga yang ingin mengganggu kamtibmas.

"Kami juga mengimbau kepada seluruh masyarakat Papua dan non Papua bahwa pelaku kejahatan itu adalah ulah oknum-oknum bukan warga masyarakat dari suku dan atau daerah tertentu di Papua. Melaui kesempatan ini juga kami mendesak kepada pemerintah daerah agar peduli," kata Benyamin Gurik.

Sementara itu, Sekretaris Umum KNPI Provinsi Papua, Sudin Rettob juga menyampaikan turut berduka cita atas peristiwa yang memilukan itu.

"Ini duka mendalam warga Kota Jayapura dan Papua. Kami minta kepada smua pihak dan pemuda untuk ikut berperan aktif bantu polisi, juga kepala suku yang telah menyatakan siap bantu ungkap masalah ini. Tetapi berikan kepercayaan dalam penanganan masalah ini kepada pihak keamanan," katanya.

Rettob menegaskan bahwa tindak tidak terpuji dan melanggar norma-norma kemanusiaan itu adalah tindakan oknum bukan suku atau masyarakat kelompok tertentu, sehingga masyarakat luas di Kota Jayapura harus jeli dan arif dalam sikapi masalah.

"Jangan sampai ada yang tunggangi hingga rusak tatanan budaya dan adat istiadat yang telah terbentuk dan tercipta," ujarnya.

"Seakan-akan itu tindakan atas suku tertentu, bukan. Itu oknum, suku tidak mengajarkan kejahatan seperti itu. Untuk itu kami dukung para kepala suku untuk bantu ungkap ini. Para pemuda semua suku harus bersatu ungkap masalah ini," tambahnya.

Sebelumnya, kasus penyerangan Perumahan BTN Organda oleh 50 an-warga pada Senin (8/6), mengakibatkan dua orang meninggal yakni Ketua RT 02/RW 04, Fredrik Lasamahu dan seorang warga bernama Simon Souhoka. Sedangkan dua warga yang dilaporkan luka-luka, adalah Christofer Maradona dan Chris Wandadaya.

Selanjutnya pada Selasa (9/6) warga yang melakukan arak-arakan saat memakamkan salah satu korban insiden dari komplek perumahan BTN Organda menuju Pemakanan Umum Tanah Hitam, Distrik Abepura, melakukan aksi balas dendam yang melukai dua orang warga sipil yang tidak berdosa. Dua korban itu atas nama Tonny Yelipele dan Hendrikus Iyai. Saat ini  kedua korban penusukan sedang dirawat di rumah sakit. [Antara]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah