-->

PSSI Bantah Konspirasi Persipura vs Kemenpora

JAKARTA - Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) membantah tudingan dari salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP)  Yan P. Mandenas, terkait adanya konspirasi yang ingin membenturkan Persipura Jayapura dengan Pemerintah, dalam hal ini Kemenpora dengan cara menghambat tim tersebut melaju dalam pertandingan  Asian Football Cup (AFC) Cup 2015 melawan Pahang FA di Stadion Mandala, Jayapura pada 26 Mei lalu.

"Kami menilai Persipura hanya sebagai alat konspirasi PSSI untuk dibenturkan dengan Pemerintah (Kemenpora RI) oleh mereka yang tidak bertanggung jawab," ujar Mandenas pada laman facebooknya pada Minggu (21/6)

Tudingan itu disampaikan politisi dari partai Hanura itu, setelah melakukan investigasi terkait batalnya laga Persipura kontra Pahang FA di babak 16 besar Piala AFC 2015. Setelah melakukan investigasi dengan bertemu pihak AFC, Kemenpora, dan CEO PT Liga Indonesia, Yan  Mandenas berkesimpulan PSSI yang menjadi penyebab kegagalan laga tersebut.

"Semua dokumen rekaman pertemuan kami dari hasil penyelidikan tim DPR Papua dan aturan yang berlaku di AFC dapat menjamin kesimpulan kami, untuk membantah spekulasi pendapat publik yang terbangun selama ini." tandas Mandenas.

Hal itu pun dibantah keras oleh Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) melalui direktur legalnya, Aristo Pangaribuan.

"Tolong baca lagi dengan teliti Surat Keputusan (SK) Menpora dengan nomor 01307 tentang pembekuan PSSI, Diktum ke-3. Isinya meminta kepada semua jajaran pemerintahan di pusat maupun di daerah untuk tidak memberikan pelayanan publik kepada PSSI. Itulah yang dilakukan Imigrasi dalam kasus Pahang FA," ucapnya, dikutip laman resmi PSSI pada Senin (22/6).

Aristo menambahkan, lantaran adanya SK tersebut membuat pihak Imigrasi meminta Persipura untuk ke BOPI dalam mengurus teknis jelang pertandingan.

"Karena Imigrasi tidak melayani PSSI. Apakah dulu juga begitu? Tidak. AFC cup diikuti Persipura bukan sekali. Dari dulu diurus PSSI tidak pernah ada masalah," jelasnya.

"Jadi tidak benar itu bahwa kami ada konspirasi membenturkan Persipura dengan Pemerintah, yang benar adalah SK pembekuan Menpora lah yang membuat sepakbola kita dalam kondisi terpuruk saat ini," tegasnya.

Sementara itu, perwakilan Persipura, La Siya, juga membantah PSSI tidak membantu Persipura. Dia pun mengakui pihak Persipura sempat diajak untuk ikut bertemu AFC bersama tim Kemenpora. Namun hal itu ditolak.

"Itu tidak benar, sebab sejak awal PSSI telah mengabarkan kepada Persipura bahwa dengan adanya SK Menpora pengurusan visa bagi tim Pahang FA tidak dapat diurus melalui jalur biasa sehingga Persipura diminta untuk mengajukan surat rekomendasi langsung pada BOPI," tutur La Siya.

"Di lain pihak, Persipura tahu dan taat aturan sehingga manajemen Persipura tidak bersedia diajak oleh tim Menpora untuk menemui AFC sebab sesuai regulasi pertandingan AFC Cup, kami sudah tahu bahwa AFC akan menjatuhkan sanksi kalah WO bagi Persipura," tambah pria yang juga menjabat anggota Komite Eksekutif PSSI itu.

Di sisi lain, La Siya menyebutkan perjuangan untuk menjadwal ulang laga Persipura versus Pahang telah dilakukan ketua umum dan wakil ketua umum PSSI di Zurich, Swiss. Ketika itu, mereka bertemu pejabat AFC dan FAM.

"Sekalipun telah menunjukan sinyal positif tapi karena sifat dan sikap Menpora yang keras kepala tidak mau mencabut SK Pembekuan PSSI sampai tanggal 29 Mei 2015, maka jatuhlah sanksi FIFA yang menyebabkan semua klub Indonesia tidak dapat bertanding di event AFC dan FIFA," jelasnya.

"Jadi anak kecil pun tahu bahwa penyebab Persipura tidak bisa bertanding di 16 besar AFC Cup melawan Pahang FA adalah SK Menpora. Pertama, mengakibatkan Dirjen Imigrasi tidak memberikan visa bagi beberapa pemain Pahang FA yang bermasalah dan kedua jatuhnya sanksi FIFA yang sebelumnya disangkal dengan percaya diri oleh Menpora," pungkasnya.

Dewan Perwakilan Rakyat Papu (DPRP) lewat Yan Mandenas dan Jack Komboy menyatakan telah menuntaskan investigasi mereka terkait gagalnya laga Persipura Jayapura kontra Pahang FA pada Mei lalu.

Pada 12 Juni 2015 mereka berdua bersama pihak Kemenpora dan KBRI di Malaysia melakukan pertemuan dengan AFC di AFC House, Kuala Lumpur, Malaysia. AFC sendiri dalam pertemuan itu diwakili oleh Dato' Windsor John (deputi sekjen AFC), Sanjeevan Balasinggam (Direktur Bidang Asosiasi dan Pengembangan Anggota AFC), dan Benoit Pasquier (Direktur Legal AFC).

"Pada pertemuan itu AFC juga memberikan penjelasan mengenai kebijakan sanksi yang diberikan. Bahwa menurut AFC, sanksi kekalahan Persipura secara WO atas Pahang FA tidak ada kaitannya dengan sanksi FIFA atas sepakbola Indonesia, akibat pembekuan oleh Menpora atas PSSI," tulis Yan Mandenas.

Ia menambahkan, AFC menilai kegagalan pertandingan Persipura versus Pahang adalah murni kesalahan dari manajemen Persipura dan PSSI.

"AFC menilai Persipura dan PSSI tidak menaati atau melanggar aturan dan perjanjian terkait persiapan pelaksanaan pertandingan," tambahnya.

Tidak puas sampai di situ, Yan Mandenas dan Jack Komboy kembali meminta klarifikasi kepada mantan sekjen PSSI, Joko Driyono. Menurut Yan Mandenas, Joko yang saat ini menjabat CEO PT Liga Indonesia itu turut meyakinkan bahwa yang menyebabkan gagalnya laga tersebut adalah PSSI.

"Menurutnya, PSSI adalah lembaga yang berperan sebagai SPONSOR liga AFC dalam bertanggung jawab pada setiap tim tamu yang bertanding ke Indonesia. Oleh karena itu PSSI harus memberikan pertangungjawabannya terhadap hal itu kepada publik Indonesia dan khususnya kepada Persipura Mania," jelasnya.

"Semua dokumen rekaman pertemuan kami dari hasil penyelidikan tim DPR Papua dan aturan yang berlaku di AFC dapat menjamin kesimpulan kami, untuk membantah spekulasi pendapat publik yang terbangun selama ini."

"Kami menilai Persipura hanya sebagai alat konspirasi PSSI untuk dibenturkan dengan Pemerintah (Kemenpora RI) oleh mereka yang tidak bertanggung jawab," tegasnya. [Goal]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah