-->

TNI dan Polri Tidak Aniaya 76 Siswa SMP YPPK Leqocq D’Armanville Kokonao

TIMIKA (MIMIKA) – Kapolres Mimika AKBP Yustanto Mujiharso menegaskan, pihaknya tidak pernah melakukan penganiayaan kepada masyarakat apalagi anak-anak.

Hal ini ditanggapi Yustanto setelah muncul informasi melalui media maya tentang penganiayaan puluhan siswa di salah satu sekolah di Kokonao, Distrik Mimika Barat, Kabupaten Mimika.

Ia menegaskan, hal itu tidak benar dan hanyalah kabar burung yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu.

“Kalau orang percaya dengan berita itu berarti orang itu paling bodoh sedunia. Hal itu tidak ada, saya sudah cek langsung kok, tidak ada penganiayaan itu,” tekannya pada Sabtu (13/6).

Yustanto menuturkan kalaupun ada hal-hal yang dilakukan aparat, baik TNI maupun Polri kepada siswa sekolah, biasanya itu merupakan suatu langkah awal untuk membina disiplin dan mental kuat siswa, seperti yang dikenal secara umum sebagai ospek.

Dirinya juga sangat menyangsikan kebenaran peristiwa itu terjadi di wilayah pesisir Mimika, dengan masyarakat pesisinya yang terkenal sangat bersahabat dan terbuka.

“Setahu saya masyarakat Kokonao tu sangat kooperatif sekali,” jelasnya.

Kapolres menyatakan apa yang sudah diberikan oleh media tersebut jangan dijadikan acuan, karena narasumber dari pemberitaannya tidak jelas. Selain itu tindakan yang dibuat media itu hanya ingin menjatuhkan nama TNI dan Polri.

“Intinya itu, langkah-langkah orang-orang tertentu saja yang tidak jelas tujuannya,” tegasnya.

Sebelumnya tersebar kabar yang menuding TNI dan Polri di Kabupaten Mimika telah melakukan tindakan pemukulan dan penyiksaan kepada 76 siswa laki-laki yang tinggal di Asrama Bintang Kejora Kokonao.

Menurut SuaraWiyaimana, media yang pertama mempublikasikan kabar tersebut, penganiayaan kepada puluhan pelajar siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) YPPK Leqocq D’Armanville  Kokonao ini terjadi pada Sabtu (23/05) lalu, pukul 07:25 hingga 10.00 WIT.

Diklaim bahwa para para siswa diminta untuk merapikan ruang asrama oleh kepala sekolah setelah dirusak oleh kelompok siswa yang tidak mendapat lauk dan sayur saat makan pagi.

Namun siswa menuntut untuk mendapatkan makan siang sebelum bekerja membersihkan asrama. Alhasil salah satu siswa melemparkan gelas kearah kepala sekolah sehingga terluka pada pelipis. 

Kemudian, aparat TNI dan Polri diminta untuk datang ke asrama guna menenangkan siswa, kabarnya para siswa di suruh membuka baju kemudian dianiaya hingga bengkak.

Media itu menambahkan, saat menganiaya, aparat menanyakan para siswa tentang masalah politik di Papua, dengan mengancam akan menembak mereka jika diketahui berbicara tentang masalah Papua Merdeka. [SalamPapua/SuaraWiyaimana]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah