-->

Warga Kampung Myoko Masih Terserang Malaria

TIMIKA (MIMIKA) - Ketua Badan Musyawarah Kampung (Bamuskam) Kampung Myoko, Distrik Mimika Tengah, Kabupaten Mimika, Yohanis Apitariyau, mengatakan penyakit malaria masih menjadi penyakit utama yang sering di derita oleh warganya.

Kata Yohanis, berbagai upaya telah dilakukan oleh Malaria Control (Malcon) Departement milik PT.Freeport Indonesia untuk menekan penularan Malaria di kampungnya, namun hingga sekarang penyakit Malaria masih sering diidap oleh sebagaian warganya.

Ia mengatakan, pihak Malcon secara rutin setiap 3 bulan turun untuk melakukan penyemprotan nyamuk serta membagikan 2 buah kelambu bagi setiap kepala rumah tangga.

“Mereka (malcon) sering ke sini, tapi malarianya tidak hilang,” katanya di Timika, Jumat (19/6).
.
Ia beranggapan bahwa, upaya yang dilakukan Malcon dinilai sudah cukup, namun semuanya kembali kepada kesadaran warga saja.

“Bagaimana tidak penyakit malaria tidak sering datang kalau lingkungan sekitar masih kota dan tidak tidak terawat,” ujarnya.

Menurutnya, meskipun bantuan datang tiap minggu, penyakit tetap akan ada, apabila lingkungan masih menjadi sasaran nyamuk untuk bertelur.

“Kalau lingkungan bersih dan sehat, pasti nyamuk akan jauh,” katanya lagi.

Sementara itu, Yessy Tandi, bidan yang ditugaskan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika yang bertugas di daerah tersebut dalam kesempatan dan waktu yang sama membenarkan, bahwa Malaria masih mendominasi penyakit warga myoko. Hal ini disebabkan oleh pola hidup warga yang masih jauh dari taraf sehat.

Ia mengatakan, Dinkes dan Malcon terus berupaya menekan angka penularan malaria dengan melakukan berbagai cara, namun penyakit tersebut tidak bisa dihilangkan sepenuhnya di Kampung Mioko.

“Kita terus berupaya, namun semua kembali ke pola hidup warga,” katanya.

Selain itu, penyakit yang sering juga diderita warga adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang dominan diderita oleh Bayi dibawah umur lima tahun (Balita).

Hal tersebut disebabkan oleh ketelodoran  orangtua mereka, yang sering merokok di dekat anak mereka. Selain itu, ketika mereka masih kecil, mereka diisolasi dalam sebuah tempat untuk diasapi. Menurutnya, itu merupakan tradisi warga Kamoro yang belum bisa dihilangkan sampai sekarang.

“Itukan kebiasaan yang tidak baik, tapi masih dipelihara,” tandasnya. [SalamPapua]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah