-->

15 Narapidana Dipindakan ke Rutan Teluk Bintuni

MANOKWARI - Akhirnya Wakil II DPR Papua Barat, Roberth Manibuy memenuhi permintaan aspirasi wargaan binaan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas IIB Manokwari asal kabupaten Teluk Bintuni. Bentuk keseriusan tersebut ia langsung bertemu dengan narapidana asal kabupaten Teluk Bintuni di Lapas Manokwari, Senin (13/7).

Dalam pertemuan itu, Wakil Ketua II DPR Papua Barat di mediasi oleh Kepala Rumah Tahanan (Rutan) Kabupaten Teluk Bintuni, A.B Harjo, SH,. MH, dan Kalapas Manokwari, Jervius Siathen. Sebelum kepindaan para narapida asal kabupaten Teluk Bintuni ini tentu sudah ada komunikasi lebih awal dengan pihak Kemenkumham Perwakilan Provinsi Papua Barat dengan Kementerian RI.

Sebelum menyempaikan tentang kepindaan para narapidana ini, Manibuy juga berkesempatan berdiskusi dengan narapidana. Dalam kesempatan itu, Manibuy juga menyampaikan nasehat kepada narapidana yang akan dipindahkan.

“Saya datang dengan kekurangan dan keterbatasan saya, namun saya juga berkesempatan menemui kalian, karena Anda bagian dari warga saya di kabupaten Teluk Bintuni. Selain itu, sebagai wakil rakyat tentu hal ini merupakan bagian kemanusian yang harus kita perhatikan secara bersama-sama,” sebut Manibuy ketika tatap muka dengan warga binaan Lapas kelas II B Manokwari.

Dikatakan Manibuy, melihat kondisi Lapas Manokwari seperti ini, tentu saja memprihatinkan. Apalagi, dengan kapasitas daya tampung tidak memungkinkan bagi warga binaan yang jumlahnya begitu padat. Oleh sebab itu, kepindaan warga binaan asal kabupaten Teluk Bintuni secara bertahap akan dilakukan.

“Untuk kali ini, sebanyak 15 orang narapidana asal kabupaten Teluk Bintuni akan dipindakan sesuai rencana hari ini, Selasa (14/7). Secara khusus bagi warga binaan yang belum mendapat kesempatan pinda ke Rutan Teluk Bintuni akan dilakukan secara bertahap,” ungkap Manibuy.

Dikatakan Manibuy, awalnya ia mendapat aspirasi ini tentu menjadi beban. Di sisi lain ia mengaku sangat kebingungan untuk memindahkan narapidana ini. Namun, setelah tingkat komunikasi di lakukan dengan berbagai pihak, maka hal ini pun terwujud. Dalam kesempatan itu, Manibuy mengatakan dengan dipindahkannya warga binaan ini tentu saja mengurangi beban dan kapasitas daya tampung di Lapas Manokwari.

Usai berdiskusi, Manibuy juga berkesempatan mengunjugi beberapa blok ruangan para narapidana di dalam Lapas Manokwari. Salah satu tempat yang di kunjungi adalah blok narapidana wanita. Dalam kesempatan itu, beberapa warga binaan perempuan ini berdiskusi dengan wakil rakyat tersebut.

“Bapak Wakil Ketua DPR Papua Barat yang kami hormati, di saat ini bapak sendiri bisa lihat kondisi kami, dengan ruangan yang kecil ini tidak mampu menampung kami bahkan kami kesulitan mengirup udara, karena ruangan yang sempit,” ungkap seorang narapida perempuan.

Untuk itu, warga binaan perempuan ini meminta kepada pemerintah provinsi papua barat dan kabupaten manokwari segera membangun lapas anak dan perempuan sendiri. Kenapa, sebab narapidana ini mengaku aktivitas mereka sendiri tidak bisa leluasa, karena ruang lingkup Lapas yang memprihatinkan.

Narapidana ini mengaku makan sehari yang di tanggung oleh negara hanya Rp. 16 ribu untuk makan tiga kali. Dengan demikian, pihaknya berharap ada perhatian bagi para narapidana ini.

Sementara itu, Kalapas Manokwari, Jervius Siathen dihadapan narapidana asal kabupaten Teluk Bintuni dan Waki Ketua DPR Papua Barat ia menyampaikan bahwa narapidana ini tentu mendapat pembinaan untuk meningkatkan keterampilan.

Tetapi kondisi Lapas Manokwari saat ini tidak bisa berbuat banyak, sebab lokasinya sangat sempit. Namun, secara khusus di Lapas Bintuni sangat menjanjikan, sebab lahan yang luas dan daya tampung bisa mencapai 350 orang. “Kalau di Lapas Bintuni kalian bisa bebas berolahraga, bertani dan aktivitas lainnya,” sebut Kalapas.

Secara terpisah, Kepala Rutan Kabupaten Teluk Bintuni, A.B. Harjo, SH,.MH kepada wartawan di Lapas Manokwari menyebutkan, proses pemindaan warga binaan dari satu Lapas ke Lapas lain sangat muda dan gampang, tetapi harus di lakukan sesuai dengan prosesdur. Hanya saja ada kendala seperti biaya pemindaan.

Namun, mengigat kondisi Lapas Manokwari yang hanya kapasitasnya 120 orang warga binaan, tetapi jumlah tersebut sudah melebihi jumlah kapasitas yang ada hampir mencapai 260. Sementara Rutan Teluk Bintuni, kata dia daya tampung warga binaan bisa mencapai 350 orang.
Menurut Harjo pembangunan Rutan Bintuni sesungguhnya dibangun untuk menjawab over kapasitas di beberapa Lapas di wilayah Papua Barat. di samping itu, Rutan Bintuni yang terbesar di tanah Papua. Ia menyembutkan, setelah 15 warga binaan dari Manokwari di pindahkan,  maka pihaknya akan memindahkan warga binaan asal Teluk Bintuni di Lapas Sorong ke Rutan Bintuni.

Dijelaskannya bahwa rata-rata Rutan di seluruh Indonesia bisa merangkap untuk sebagai Rutan dan Lapas bagi tahanan Polres. Apalagi, saat ini belum ada Kejaksaan dan Pengadilan di Kabupaten Teluk Bintuni, sehingga hal ini sangat tepat dengan pemindaan warga binaan.

Ia menambahkan saat ini jumlah narapidan di Rutan Bintuni mencapai 19 orang. Dirinya mengatakan, pihaknya  mengajukan 50 orang, tetapi yang di jawab hanya 15 orang. “Jadi jumlah ini sangat jauh sekali dari kapasitas 350 orang, tetapi baru di huni belasan narapidana dan tentu daya tampung di Rutan Bintuni bisa mampu menampung 500 orang,” tutup Harjo.

Salah satu narapidana Roy yang ditemui usai pertemuan mengaku sangat senang, karena mereka akan dipindahkan ke daerah asal. “Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Kalapas Manokwari, Kepala Rutan Bintuni, Kemenkumham RI, anggota DPR Papua Barat dan rekan-rekan wartawan yang juga membantu kami, sehingga hal ini bisa terwujud bagi kami,” sebut Roy secara terpiasah kepada Tabura Pos.
Manibuy menambahkan, pemindaan belasan narapidana ini akan menggunakan kendaraan roda empat dengan pengamanan dari anggota Brimob Detasemen III Manokwari. [PasifikPos]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah