-->

Arnold Amet Nilai Kerusuhan Madang akibat Kurangnya Lahan Pendidikan dan Pekerjaan bagi Kaum Muda

PORT MORESBY - Mantan Gubernur Provinsi Madang, mengatakan bahwa kerusuhan minggu lalu di Kota Madang, ibukota  provinsi itu akan terus terjadi jika pemerintah tidak serius memperhatikan masyarakat asli di daerah tersebut.

Dikatakan, Arnold Amet, masyarakat di Madang, terutama generasi mudanya memiliki sangat sedikit akses pendidikan, dan tidak memiliki akses untuk medapatkan pekerjaan akibat sangat sedikitnya lahan pekerjaan yang ada di provinsi tersebut.

"Perilaku semacam ini salah, ada faktor-faktor ekonomi dan sosial di tempat kerja yang berarti hal semacam ini akan terus terjadi," ujar Mantan Ketua Mahkamah dan Jaksa Agung PNG ini kepada ABC pada Kamis (2/7).

Sebelumnya ia menyatakan dirinya tidak terkejut dengan kerusuhan ini.

“Hal ini seharusnya dapat dihindari, sebab jika anda melihat kumpulan seperti ini dan tidak terkontrol, pasti akan menjadi letupan yang tidak dapat terhindari. Sayangnya masalah ini nampaknya akan terus berkembang kecuali pemerintah dan para pebisnis membahas masalah ini secara tuntas,” terangnya.

Ia mengakui selama menjabat sebaga gubernur, banyak sekali tawaran untuk mengembangkan sumber daya alam di daerah tersebut, tanpa memberdayakan masyarakat aslinya. Sehingga ia memilih untuk menolaknya

Sebuah kerusuhan terjadi pada Selasa (30/6) di Kota Madang, Provinsi Madang, tepatnya di wilayah pertokoan milik warga Asia yang berada di pusat areal bisnis kota tersebut. Sekitar 500 warga di Kota Madang melakukan perusakan dan menjarah barang-barang dari toko-toko tersebut.

Kerusuhan itu terjadi saat unjuk rasa massal yang dilaksanakan oleh komunitas warga Madang pada Selasa pagi, yang memprotes perampasan tanah ulayat dan kapitalisme dari warga Asia di provinsi itu. Beberapa warga yang ditemui menyatakan bahwa mereka kecewa dengan tingginya dominasi warga Asia terutama warga China di Madang.

Selama kerusuhan berlangsung, warga yang menjarah barang dihadang oleh polisi yang melakukan tindakan represif. Sejumlah orang mengalami luka-luka serius, termasuk salah satu siswa usia laki-laki yang meninggal di rumah sakit setelah terkena timah panas.

Hal ini dikonfirmasi Komandan Polisi Provinsi Madang, Sylvester Kalaut dengan menyatakan setidaknya satu orang tewas akibat terkena peluru yang ditembakan selama kerusuhan.

Ia juga mengatakan pihaknya mendapat informasi terkait adanya korban tewas tambahan. Selain dari warga asli, seorang warga China dikabarkan terluka parah akibat kerusuhan itu.

Pasca kerusuhan Sylvester mengakui mengalami kesulitan dalam meningkat pengamanan, sebab ketika oknum warga memanfaatkan situasi ini disela-sela para demonstran, provokasi berujung kerusuhan akan semakin merajalela. Kerusuhan dan penjarahan itu membuat berbagai aktivitas pemerintahan, bisnis dan pendidikan di kota itu terhenti.

Guna mencegah meluasnya kerusuhan polisi melakukan pengamanan dan jam malam di kota itu terutama di lokasi pertokoan warga Asia yang mendominasi tiga perempat sektor komersial. [ABC/Papuanesia]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah