-->

Edi Wanimbo Meninggal Karena Ditembak TNI saat Kericuhan di Karubaga

KARUBAGA (TOLIKARA) – Edi Wanimbo, remaja 15 tahun meninggal dunia dengan peluru panas bersarang diperutnya setelah dirinya bersama delapan orang lainnya ditembak oleh puluhan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari Batalyon 756 Karubaga, Kabupaten Tolikara, Jumat (17/7).‎

Seperti diberitakan tabloidjubi.com, Keempat korban dirujuk ke RSUD Wamena, Kabupaten Jayawijaya dan enam lainnya di RSUD Dok 2 Jayapura.

Menurut Presiden Sinode Gereja Injili di Indonesia (GIDI), Pdt. Dorman Wandikbo mengatakan, penembakan terjadi sekitar pukul 7‎ pagi, bertepatan dengan hari Idul Fitri dan kegiatan Seminar dan KKR Pemuda GIDI.

Dikatakan Edi Wanimbo, mengehembuskan nafas terakhirnya dengan peluru masih bersarang di perutnya di RS Dok 2, Jayapura, pada Jumat (17/7) sore harinya.

“Dia anak yang baik, kami hanya ingin dia bisa selesai sekolah dan menjadi orang baik, dapat kerja yang baik,” kata tantenya di RS Dok 2.

Ditengah-tengah isak tangis keluarga, korban lain, Yulianus Lambe, yang menderita luka tembak di paha kiri, mengatakan sangat kecewa dengan tindakan aparat yang gampang sekali menembak masyarakat sipil, termasuk dirinya.

“Mereka (tentara) bikin seperti kita ini bintang, main tembak saja seenaknya. Mereka tidak perlakukan kami dengan manusiawi,” kata Yulianus.

Mahasiswa Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura itu merupakan peserta dari Seminar dan KKR Pemuda internasional GIDI, yang berlangsung sejak 15-18 Juli 2015 di Karubaga.

Pendeta Wandikbo menjelaskan, mula terjadi penembakan, ketika beberapa pemuda mendatangi mushola Karubaga. Tujuannya, untuk meminta warga di mushola agar tidak menggunakan toa (pengeras suara) saat melakukan sembayang. Pasalnya, hal tersebut mengganggu pelaksanaan seminar dan KKR Pemuda GIDI yang sedang berlangsung di Karubaga, untuk seminggu ini.

“Untuk itu, kami sudah keluarkan surat pemberitahuan sebelumnya dan diketahui semua pihak. Kapolres sudah Ok, Bupati, juga pihak gereja,” ucapnya.‎

‎“Memang hari ini adalah hari idul fitri, harinya mereka. Tapi, saya sebagai pimpinan (umat GIDI) di Toli sudah kasi surat tertulis, dalam rangka hari pemuda, tidak boleh lakukan kegiatan itu karena ada kegiatan seminar dan KKR. Tapi sekarang polisi dan tentara main tembak anak-anak.” tambahnya.

Pendeta Wandikbo menyesalkan tidak ada tindakan dari aparat kepolisian, padahal kesepakatan untuk tidak menggunakan pengeras suara telah dilakukan sebelum seminar pemuda itu dilakukan.

Sebelum kegiatan Seminar dan KKR di Tolikara pihak gereja sudah mengeluarkan surat pemberitahuan bahwa tidak ada aktifitas lain. Hal ini sudah diketahui oleh Kapolres Tolikara bersama Bupati Tolikara dan Presiden GIDI. [Jubi]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah