-->

Forum Masyarakat Katolik Keuskupan Agung Jakarta (FMKI KAJ) Sesali Kericuhan di Karubaga

JAKARTA - Semua pihak mesti menahan diri dan tidak terpancing rasa emosi menghadapi peristiwa Tolikara. Melalui siaran persnya pada Sabtu (18/7/), Forum Masyarakat Katolik Keuskupan Agung Jakarta (FMKI KAJ) melalui Ketua Umum Veronica Wiwiek Sulistyo menyatakan hal tersebut.

FMKI KAJ menyatakan prihatin lantaran sejumlah peristiwa kekerasan yang merusak sejumlah bangunan di Karubaga, Kabupaten Tolikara, pada Jumat (17/7).

"Kami menyayangkan terjadinya peristiwa tersebut," tulis FMKI KAJ.

Selanjutnya, FMKI KAJ berharap sekaligus mendesak pemerintah segera mengambil langkah-langkah yg diperlukan untuk menjaga keamanan dan ketertiban di lokasi kejadian dan dapat mengantisipasi sedini mungkin agar peristiwa serupa tidak terjadi di kemudian hari. Begitu juga harapan FMKI KAJ agar penegak hukum, kepolisian RI, TNI bersama segenap elemen masyarakat dapat menjaga keamanan dan ketertiban bersama.

FMKI KAJ juga mengajak segenap pihak mengedepankan semangat persaudaraan dan dialog terbuka, jujur, dan saling menghargai keberagaman yang menjadi jati diri bangsa Indonesia yang tengah merasakan dan menikmati kehangatan, saling berbagi, saling mengunjungi, saling bermaaf-maafan di masa Lebaran ini. Tak hanya itu, FMKI KAJ juga menyampaikan ucapan selamat Idul Fitri dan permohonan maaf lahir dan batin kepada umat Muslim di Tanah Air.

Seperti diketahui bersama kericuhan di Karubaga sendiri terjadi akibat kesalahpahaman antara umat muslim yang akan melaksanakan Salat Idul Fitri 1436 dilapangan Makoramil Karubaga dengan pemuda Gereja Injili di Indonesia (GIDI) yang sedang mengadakan seminar dan KKR selama seminggu.

Para pemuda menuntut agar kebijakan bersama umat beragama ditempat itu untuk tidak beribadah dengan menggunakan toa dapat dilaksanakan. Namun, penolakan untuk menaati kesepakatan oleh pihak muslim itu berujung pada hadangan aparat keamanan sehingga 9 orang pemuda GIDI tertembak. 1 diantaranya meninggal dunia.

Kecewa dengan sikap aparat yang represif, warga kemudian membakar puluhan kios dan perumahan milik warga pendatang baik Islam maupun Kristen di wilayah pasar Karubaga, api yang tidak dipadamkan oleh aparat itu meluber hingga ke mushola tak berijin yang dibangun para pedagang. [Kompas]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah