-->

Inilah Nama Sembilan Korban Penembakan oleh Aparat saat Kericuhan di Karubaga

KOTA JAYAPURA - Kericuhan di Karubaga, Kabupaten Tolikara mengakibatkan sembilan orang warga sipil mengalami luka tembak yang dilepaskan oleh aparat TNI dan Polri. Kesembilan korban luka ini telah dievakuasi ke Jayapura dan Wamena.

Tiga korban telah dirawat intensif di RSUD Wamena sejak Jumat (17/7/2015) sore sedangkan enam lainnya dievakuasi ke Jayapura. Enam korban ini saat ini dirawat di RSUD Jayapura.

Berikut nama-nama korban penembakan tersebut: 1) Altelu Yanengga (tertembak di kaki kiri), 2) Edi Wanimbo‎ (tertembak di perut), 3) Perinus Wanimbo (tertembak di kaki kanan), 4) Geratus Kogoya (tertembak di paha kanan), 5) Ketilu Yikwa (tertembak di paha kanan), 6) Erdinus Yikwa (tertembak di paha kiri), 7) Alies Kogoya‎ (tertembak di kaki kiri), 8) Emison Pagawak (tertembak di tangan kanan) dan 9) Yulianus Lambe (tertembak di paha‎ kiri).

Seperti diberitakan sebelumnya, sekitar pukul 05.00 pagi waktu setempat Jumat, 17/7), puluhan pemuda Kristen dari Gereja Injili di Indonesia (GIdI) datang untuk bernegosiasi agar umat Muslim yang sedang mempersiapkan Sholat Ied.

Namun permintaan tersebut ditolak. Akhirnya terjadi adu mulut dan saling lempar. Saat itulah aparat kepolisian datang di TKP mengeluarkan tembakan sehingga mengakibatkan 9 orang Papua terluka.

Sebelum kegiatan Seminar dan KKR di Tolikara pihak gereja sudah mengeluarkan surat pemberitahuan bahwa tidak ada aktifitas lain. Hal ini sudah diketahui oleh Kapolres Tolikara bersama Bupati Tolikara dan Presiden GIDI (Gereja Injili Di Indonesia).

Menurut Presiden GIdI, Pendeta Wandikbo, pihaknya dan bupati telah melakukan kordinasi dengan Kapolres setempat dan meminta maaf atas beredarnya surat tersebut dan mengharapkan pihak keamanan menjamin agar tidak ada gangguan dari masing-masing pihak.

Namun kenyataannya, pagi hari menjelang Sholat Ied, speaker mengarah keluar dan tetap menyala sehingga pihak GIDI segera mengadakan pendekatan agar penggunaan speaker dihentikan dan ibadah sholat Ied dilaksanakan didalam mushola. Akhirnya terjadi adu mulut dan saling lempar.

Saat itulah terjadi penembakan sehingga mengakibatkan beberapa orang Papua terluka. Tembakan ini memicu masyarakat melakukan aksi pembakaran beberapa kios.

Pendeta Dorman Wandikbo, GIDI, mengakui jika surat edaran yang berisi larangan kegiatan Lebaran bagi umat Islam sudah diklarifikasi sebelum peristiwa pembakaran dan penembakan itu terjadi. Ia juga mengatakan surat itu keliru karena tak boleh ada larangan bagi umat agama lain untuk merayakan hari besar mereka.

“Sudah saya klarifikasi bahwa isi surat itu tidak benar dan salah. Karena tidak ada yang boleh melarang umat Islam beribadah di hari raya,” kata Presiden GIDI Dorman Wandikbo, Jumat (17/7).

Ia mengaku telah memberitahukan hal ini kepada pengurus GIDI di wilayah Tolikara agar membuat surat tersebut sekaligus dapat bertanggungjawab atas surat tersebut.

Selanjutnya ia menegaskan GIDI tidak melarang kegiatan ibadah umat muslim di wilayah Tolikara.

“Ini hanya kesalahpahaman dan miss komunikasi antara petugas Polres Tolikara,” katanya. Pendeta Wandikbo.

Ia menyayangkan Kepolisian Polres Tolikara yang tidak melakukan pemberitahuan kepada umat muslim mengenai Perda yang berlaku di Tolikara. Menurutnya, jika saja Polres Tolikara melakukan upaya pemberitahuan kepada umat muslim mengenai Perda yang berlaku di Tolikara, kejadian tersebut tak akan terjadi hingga berakibat buruk seperti saat ini. [Jubi]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah