-->

Linus Hiluka Minta Aktivis HAM Tidak Manfaatkan Nasib Tapol Papua yang di Grasi

WAMENA (JAYAWIJAYA) – Satu dari lima eks narapidana politik (Tapol) Papua, Linus Hiluka mengatakan pihaknya secara tim sudah menolak tawaran bantuan dalam bentuk apapun dari Pemerintah Pusat sehingga Linus meminta para pihak di tanah Papua agar tidak memanfatkan grasi lima narapidana politik untuk kepentingan tertentu.

“Terutama Matius Murib dan pihak KontraS, jangan ambil kesempatan cari muka! Komitmen kami sudah jelas menolak segala macam bantuan dari pemerintah. Presiden sudah tahu itu” tegas Linus Hiluka kepada tabloidjubi.com di Wamena Jumat (10/7)).

Menanggapi pemberitaan media pada 10 Juli 2015  yang menyatakan bahwa pemerintah pusat tidak memperhatikan lima Tapol penerima grasi, dimana dalam pemberitaan itu, salah satu eks Napol Apotnagolik Lokobal didampingi sejumlah aktivis HAM di Jayapura meminta pemerintah menepati janji terkait nasib para eks Napol tersebut.

“Kami juga tidak pernah memberikan mandat kepada Apotnagolik Lokobal untuk berbicara atas nama lima eks Napol. Sehingga kalau meminta bantuan pemerintah Apotnagolik bicara atas nama pribadi. Jangan mengatasnamakan eks Napol lainnya. Karena saya ditunjuk sebagai ketua untuk lima eks Napol dan tidak pernah memberikan mandat ke Apotagolik," ujar Linus.

Lanjut Linus Hiluka, jika hingga saat ini tidak ada bantuan pemerintah, hal itu wajar saja karena memang dari awal sudah ditolak

“Saya juga bantah pernyataan Apotnagolik Lokobal, dia bilang kondisinya jauh lebih baik ketika masih jadi narapidana daripada setelah bebas. Pernyataan itu saya bantah karena buktinya kami bisa hidup bebas dengan keluarga dan beraktivitas. Jadi itu tidak benar,” katanya.

Linus mengatakan yang menjadi permintaan lima eks napol saat menerima grasi Presiden adalah meminta jaminan keamaman, kesehatan dan pembukaan ruang demokrasi serta buka akses media asing di Papua, selain itu tidak.

Karena pihaknya menerima dijebloskan ke jeruji besi bukan karena urusan makan minum melainkan ada masalah politik yang harus diselesaikan. Sehingga kepada pihak yang mengklaim pemerhati HAM termasuk Kontras dan para pihak lainnya untuk segera menghentikan advokasi yang dinilai penuh kepentingan terselubung.

“Matius Murib dan yang lainnya segera hentikan kegiatannya. Jangan cari muka dengan pembebasan ini. Kalau kepentingan kamu Matius Murib ka atau KontraS ka, silakan tapi jangan atas nama kami,” tegasnya.

Sementara itu terkait siaran televisi Kick Andi di Metro TV, Linus Hiluka mengatakan hal itu paksaan Matius Murib. Katanya alasan pengobatan tapi tenyata sampai di Jakarta dan tampil di Metro TV.

“Setelah itu berapa hari kemudian Metro TV datang, katanya wawancara di luar politik. Cerita ini saya dengar dari teman saya Numbuka Telenggen. Saya dengar katanya hari ini tampil di Metro TV. Jadi mereka ini bawa Jafrai Murib dan Lokobal. Matius Murib ini yang memaksakan bawa kesana dengan alasan ini orang sakit, tahu-tahu dia bawa ke Jakarta untuk kepentingan lain-lain,” tambah Linus Hiluka.

Seorang warga Jayawijaya yang enggan menyebutkan namanya mengaku kaget jika dua dari lima Eks Napol tampil di Kick Andi – Metro TV.

“Itu sudah tadi malam saya nonton Kick Andi saya kaget juga, kok katanya tidak terima bantuan apapun tapi ternyata mereka sampai di Jakarta seakan-akan minta perhatian pemerintah,” ujarnya Sabtu (11/07) sembari menceritakan kesaksiannya di Metro TV.

Aptnagolik Lokobal dan Jafrei Murib tampil di Kick Andi- Metro TV pada Jumat (10/7/2015) Pukul 22 WIT. [Jubi]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah