-->

Maroef Sjamsuddin Komitmen Jadikan Freeport Indonesia sebagai Perusahaan Berbasis Lingkungan

KUALA KENCANA (MIMIKA) - Presiden Direktur (Presdir) PT Freeport Indonesia (PTFI), Maroef Sjamsuddin, mengatakan, sejak awal masuk di lingkungan PTFI telah ada satu visi dan misi dalam dirinya untuk menjadikan Freeport menjadi perusahaan good and clean management demi tercapainya lingkungan kerja hijau (green industry) dan menyejukkan bagi semua komponen.

“Dalam membangun sesuatu bukan hanya secara fisik saja, namun pembangunan non fisik juga sangat diperlukan. Basisnya harus transparan dan akuntabel dalam manajemen, baik internal maupun eksternal, serta bekerja dengan hati,” ujar Presdir dikediamannya, Jalan Bougenville, Kuala Kencana, Sabtu (18/7) malam.

Lanjut Ma’ruf, misalnya, dalam hal tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) juga harus dilakukan secara transparan. Masyarakat harus tahu dengan jelas apa yang dilakukan perusahaan bagi mereka.

“Tidak ada ambisi apa-apa dalam diri saya, hanya inginkan PTFI sebagai aset Nasional harus bisa diterima dengan baik oleh masyarakat. Saya mau membawa PTFI transparan dan akuntabel. Sebab, pada prinsipnya Freeport ingin ikut membantu pembangunan dan kemajuan daerah dan masyarakat,” tukas pria asal Makassar ini.

Lebih jauh dikatakan, jangan ada pihak yang menuntut sesuatu hal mengatasnamakan masyarakat dengan motivasi politis demi keuntungan pribadi ataupun golongannya. Juga, jangan anggap Freeport sebagai satu-satunya investor yang bisa membangun Papua, sebab ada banyak investor di Papua dan Mimika.

“Kasihan masyarakat. Kalau ada yang menuntut sesuatu mengatasnamakan masyarakat harus diperjelas mengatasnamakan masyarakat yang mana. Dari hasil temuan Universitas Indonesia menyebutkan kalau pendapatan regional domestik bruto Kabupaten Mimika itu sebesar 95 persen dan untuk Provinsi Papua 37 persen. Jadi, mari kita obyektif melihat sesuatu,” terangnya.

Ditambahkannya, semua pihak harus mencintai posisinya, mencintai asetnya, mencintai pekerjaannya. Karena hal ini sudah dilakukan maka pasti mereka akan mencintai lingkungannya. Semua orang jangan suka bercerita dan menyalahkan masa lalu tapi harus melihat ke depan.

“Kuncinya cuma satu, semua pihak harus punya rasa memiliki (sense of belonging). Masa lalu yang buruk mari sama-sama kita perbaiki, tidak usah saling menyalahkan, agar masa depan yang lebih baik bisa kita capai dan raih bersama,” pungkasnya. [TimikaExpres]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah