-->

Pemuda Gereja Injili di Indonesia (GIdI) Harus Menjadi Penginjil

WAENA (KOTA JAYAPURA) – Mantan Ketua Sinode Gereja Injili di Indonesia (GIdI) Pendeta Lipiyus Biniluk, mengatakan, Pemuda GIDI harus bangkit menjadi penginjil di segala tempat.

Hal itu disampaikan saat memberikan sambutan pada ibadah Gabungan Tingkat Klasis Port Numbay dan penggalangan dana Seminar dan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Internasional Pemuda GIDI Tahun 2015, di Asrama Putra Tolikara Jalan Yoka Waena, Minggu (28/6).

Dikatakan, setelah kegiatan Seminar dan KKR pemuda GIDI di Klasis Konda Wilyah Toli Kabupaten Tolikara, Pemuda GIDI harus bangkit menjadi hamba-hamba Tuhan di seluruh Universitas, SD, SMP dan SMA masuk dalamnya menjadi penginjil.

“Kuasa Tuhan sangat besar kuasanya, Orang Misionaris datang dari berbagai daerah membawa injil di Papua semua melalui doa, tanpa doa tidak bisa melakukan apa-apa,”katanya.

Sambil menambahkan pihaknya sangat salut dengan firman Tuhan yang disampaikan Hamba Tuhan, karena ibadah dan doa sehingga gereja-gereja di Papua dan lebih khusus GIDI bangkit berdoa.

Ditambahkan, dulu di Kota Jayapura banyak orang mabuk, perkelahian, dan demo besar-besaran sana-sini dimana di dalamnya ada Pemuda/i GIDI, tetapi beberapa tahun belakangan ini mulai berubah. “Hamba Tuhan telah menekankan kepada kita intinya anda boleh agama apapun, tetapi kita terima Yesus sebagai Juru selamat pribadi itu kunci sukses dalam kehidupan,”katanya.

Sementara itu Firman Tuhan yang disampaikan oleh President GIDI Pdt. Dorman Wandikbo yang dikutip dari Kitab Hagai (1:1-11) dengan Thema: Perhatikanlah Keadaanmu!

Dijelaskan, kita perlu belajar mengapa berbicara melalui Nabi Hagai keras sekali kepada umat Israel, karena orang Yahudi kurang 40 Tahun mereka dijajah, menderita dibelenggu oleh raja Firaun, tetapi akhirnya dibawah kepemimpinan Musa  mereka dibawa keluar dari mesir, namun menderita dipadang gurung, selama 40 Tahun banyak orang mati akhirnya Yosua dengan Kaleb memimpin masuk ke Tanah Kanaan yaitu tanah perjanjian Tuhan.

“Tuhan perintahkan kepada Abraham pergilah ke negeri susu dan mandu kalau bicara Papua  pasti masuk akal karena terlalu banyak kekayaan alam,”katanya.

Tuhan mau membebaskan umat Israel dari penindasan Raja Firaun dan dalam perjalanan sudah 40 tahun menjadi pelajaran bagi mereka, tetapi apa yang terjadi mereka tidak memuliakan Tuhan, tidak menyembah Allah yang benar tetapi mereka semua sibuk-sibuk urusan mereka masing-masing maka Tuhan katakan perhatikanlah keadaanmu.

Sementara itu Gubernur Papua Lukas Enembe, S.IP., M.H., dalam arahannya mengatakan, sebenarnya ia tidak ingin berbicara banyak, namun ia menyaksikan Cinta Kasih Tuhan yang dialaminya selama sakit dua bulan ini.

Gubernur mengucapkan terima kasih kepada Umat GIDI serta seluruh rakyat di Tanah Papua yang mendukung dalam doa  sehingga dirinya telah disembuhkan.

Lukas Enembe mengakatan juga bahwa pihakya mendukung kegiatan Seminar dan KKR pemuda GIDI dan tanggal 13-19  Juli 2015 dan bersedia akan hadir membuka acara tersebut di Distrik, Karubaga Kabupaten Tolikara.

Sedangkan Ketua Panitia Kelompok Seminar dan KKR pemuda GIDI 4 klasis Tanah Tabi pemuda asal Wilayah Toli atau Kabupaten Tolikara Ev. Yulius Weya, S.Th., mengatakan, juga siap menyukseskan acara Seminar dan KKR tersebut.

Bentuk persiapan pemuda asal wilayah Toli yang berdomisili di 4 klasis tanah Tabi yaitu pihaknya bersama-sama melakukan ibadah untuk mengalang dana menyukseskan kegiatan seminar dan KKR pemuda GIDI di toli pada tanggal 13-19 juli 2015 mendatang.

“Kami Ibadah dari bulan Januari 2015 sampai bulan Juni sekarang dan sekarang akhir dari itu maka kita mengundang seluruh jemaat GIDI Klasis Port Numbay agar mereka menyumbang menyukseskan kegiatan ini, sumbangan berupa uang, gula, kopi, dan kebutuhan lain untuk kegiatan ini  kami bersama teman-teman akan antar langsung ke panitia kelompok yang telah terbentuk setiap klasis yang ada di Wilayah Toli disana,”katanya.

Jumlah dana terkumpul tanggal 28 juni 2015 sebesar Rp56 juta sedangkan ibadah sebelumnya sebanyak Rp3.042.000 jumlah keseluruhan sebesar Rp59.042.000, gula, kopi dll sebanyak 26 karton.

“Kami berangkat tanggal 8 juli 2015, kami khusus anak asal Wilayah Toli tidak termasuk peserta Wilayah Pantura tetapi kami pemuda asal Toli wajib berangkat kalau ada uang tiket, teman-teman pemuda Wilayah Pantura tetap akan berangkat sesuai dengan jumlah 50 sampai 100 orang,”tuturnya. [BintangPapua]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah