-->

Personel yang Minim Jadi Kendala BPBD Mamberamo Raya Datangi Lokasi Gempa

KOTA JAYAPURA -  Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Mamberamo ‎ Raya, Marthen Rumbino mengakui jumlah personelnya sangat kurang dalam mengatasi kejadian-kejadian bencana alam dengan skala seperti ini.

‎"Personel BPBD sendiri sangat kurang, sehingga saat ini kami masih menunggu informasi dari kampung-kampung lain yang terkena dampak dari gempa berkekuatan 7,2 SR yang terjadi pada pukul 06.41 WIT, Selasa (28/7) pagi," ujar‎nya pada Selasa (28/7) malam.

Dikatakan personel yang minim ini hanya dapat berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait atas bencana alam ini.

“Saat ini personel BPBD Memberamo Raya sebanyak delapan orang dan tenaga kontrak delapan orang, jadi total kami berjumlah 16 orang, untuk sementara kami belum bisa lakukan tindakan apa-apa, kami masih menunggu informasi lanjutan dari Pemda Kabupaten Mamberamo Raya,” ujarnya.

Saat ini, pihaknya tengah membangun koordinasi bersama pemerintah daerah Kabupaten Mamberamo Raya.

“Untuk evakuasi korban jiwa yang ditemukan meninggal saat memancing di Kali Mamberamo Raya‎ belum dapat dilakukan. Sebab, untuk menjangkau kampung tersebut harus menggunakan speedboad dengan jarak tempuh dua hari,” ujarnya.

Sedangkan untuk informasi terbaru tentang dampak gempa, terdapat laporan lima bangunan mengalami kerusakan yang bervariasi, juga seorang remaja yang tewas tenggelam akibat terpeleset jatuh ke Sungai Mamberamo ketika gempa berlangsung.

Seperti diketahui pada hari ini Mamberamo Raya terkena dua gempa, yang pertama dengan kekuatan 7.2 SR, tepatnya 75 km tenggara Mamberamo Raya, Papua dengan kedalaman 49 Kilometer, pukul 6.41 WIT, dengan lokasi gempa :2.87 LS,138.53 BT.

Gempa ini terasa di Kabupaten Sarmi, di Jayapura II-III MMI, Sarmi IV MMI, Wamena III MMI, Sentani II-III, dan Biak II-III.

Gempa kedua berkekuatan 5.0 SR pada pukul 16.50 WIT dengan lokasi gempa 43 km dari Kasonaweja tepatnya : 2.42 Lintang Selatan dan 138.48 Bujur Timur.

Wilayah di utara daratan di Provinsi Papua seperti di Kabupaten Yapen, Waropen, Jayapura, dan Mamberamo merupakan daerah rawan gempa yang setiap tahunnya mendapatkan guncangan akibat patahan lempeng tersebut.

Di wilayah ini ada sesar aktif yaitu Sesar Yapen bergerak ke barat-timur rata-rata 2-5 cm per tahun, dan Sesar Mamberamo. Berdasarkan sejarah gempa di daerah ini pernan terjadi gempa besar seperti gempa 7,9 SR (1926), dan 8,1 SR (1971). [SuaraPembaruan/Papuanesia]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah