-->

Perusahaan Malaysia akan Beli 420 Ribu Hektar Lahan Perkebunan di Papua Selatan

KUALA LUMPUR (MALAYSIA) - Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Najib Ra­zak mengatakan, perusahaan perkebunan Malaysia, Felda Global Ventures (FGV) Holdings Berhad berencana membeli lahan seluas 420 ribu hektare di wilayah Papua Selatan.

Menurut Malaysia Insider, Najib mengatakan, FGV akan bekerja sama de­ngan beberapa perkebunan di Indonesia untuk me­ningkatkan kesejahteraan perusahaan  yang saat ini mengalami masalah kekurangan lahan baru.

Melalui pendekatan yang dilakukan khususnya di Papua, katanya, hasil yang diperoleh berlipat ganda sekaligus memberikan manfaat bagi puluhan ribu pekerja asal Malaysia yang akan datang dan mengelola lahan tersebut.

“Ia da­lam peringkat cadangan untuk pengambilalihan Eagle High Plantation (EHP) dan kita menerima cadangan dari pe­me­gang saham FGV yang sebelumnya memutuskannya. Di antaranya Kumpulan Wang Simpanan Pekerja (KWSP), Lembaga Tabung Haji, Kumpulan Wang Diperbadankan (KWAP) dan Pemerintah Negeri Pahang," katanya di Kuala Lumpur pada Rabu (8/7).

Selanjutnya dikatakan bahwa lahan baru ini akan memberikan keutungan kepada Malaysia dan Indonesia sehingga kerjasama lanjutan antara kedua negara dapat terus terjalin.

"Kita sadar FGV menghadapi masalah pembukaan lahan baru. Kekurangan inilah yang menyebabkan pemerintah melalui FGV mencari alternatif lain untuk membantu meningkatkan pendapatan mereka," katanya.

Sebelumnya FGW telah mengakuisisi 95 persen lahan tebu yang dikelola PT Cendrawasih Jaya Mandiri dan PT Karya Bumi Papua, serta 93.3 persen lahan tebu yang dimiliki PT Rizki Kemilau Berjaya, semua lahan ini berlokasi pada areal Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE) di Kabupaten Merauke.

Akusisi tiga perusahaan perkebunan gula yang dimiliki oleh Rajawali Group ini akan dilakukan dilakukan memakai dana tunai dan stock deal sekitar US$ 66.5 juta atau setara dengan Rp 8,7 miliar. Menurut Group President dan Chief Executive Officer FGV Dato' Mohd Emir Mavani Abdullah, kerjasama ini bisa menjadi jembatan kedua belah pihak memperbesar bisnis kelapa sawit kelas dunia. Pihaknya telah beroperasi di Amerika hingga China.

"Ini sejalan dengan rencana untuk mengubah FGV Group menjadi salah satu perusahaan perkebuan terintegrasi yang terbesar secara global, melalui peningkatan lahan, peningkatan profil usia tanaman, pengurangan biaya potensial dan kemitraan strategis jangka panjang dengan Rajawali Corpora - salah satu konglomerat paling menonjol di Indonesia," ujar Dato' saat acara penandatangan kerjasama antara Rajawali Group dan FGV di Hotel Ritz Carlton, Jakarta Selatan, Jumat (12/6) lalu.

Selanjutnya ia mengatakan, akuisisi 3 perusahaan itu akan memungkinkan FGV Grup untuk terjun kedalam perkebunan, penggilingan, pemurnian dan distribusi gula di Indonesia.

"Akuisisi yang diusulkan juga diharapkan dapat menghasilkan FGV Grup memiliki jaringan distribusi yang lebih besar, strategi pemasaran kolaboratif untuk basis yang lebih luas klien, lengkap dengan produk dan layanan, serta berbagai penawaran inovasi yang kompetitif," tambahnya.

Saat ini ketiga anak perusahaan milik Rajawali Grup ini mengelola sekitar 50 ribu hektar lebih kebun tebu di Kabupaten Merauke, dengan rincian; PT Karya Bumi Papua melakukan investasi perkebunan tebu dengan lahan seluas 15.628 ha; PT Cendrawasih Jaya Mandiri juga berinvestasi pada perkebunan tebu di lahan seluas 22.117 ha.

Keduanya berada di Distrik Malind dan Distrik Kurik. Sedangkan PT Rizki Kemilau Berjaya melakukan investasi perkebunan tebu di Distrik Kurik dengan luas lahan 10.000 hektar. Rajawali Group merupakan milik pengusaha nasional Peter Sondakh. Pria yang lahir di Manado, 23 Juli 1953 ini masuk urutan orang terkaya ke-810 sedunia dan ke-6 se Indonesia versi Majalah Forbes 2015. Berdasarkan data Forbes, ayah tiga anak ini punya harta US$ 2,3 miliar atau sekitar Rp 30 triliun. [MalaysiaInsider/Detik/Papuanesia]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah