-->

Polda Papua Klaim Tidaik Kecolongan pada Kericuhan di Karubaga

KOTA JAYAPURA - Polisi mengkaim tak kecolongan dengan kericuhan di Karubaga sebab Kapolres Tolikara AKBP Suroso telah melakukan pertemuan dengan Bupati Tolikara Usman Wanimbo dan Presiden Gereja Injili di Indonesia (GIDI) Dorman Wandikbo menyangkut surat edaran yang dikelurkan oleh Badan Gereja GIDI wilayah Tolikara tentang pelarangan salat Idul Fitri 17 Juli 2015.

Hal ini dikatakan Kapolda Papua Irjen Pol Yotje Mende di ruang kerjanya kepada wartawan, Sabtu (18/7) sore, usai melakukan kunjungan ke Kabupaten Tolikara.

Kapolda Yotje juga mengaku telah menanyakan langsung kepada kapolres soal antisipasi yang dilakukan sebelum konflik pecah.

Menurut Yotje, Kapolres Tolikara telah melakukan pelacakan dan menanyakan ke Bupati Tolikara dan Presiden GIDI menyangkut keabsahan surat tersebut dan bupati bahkan menyebutkan tak melakukan peredaran surat ini.

"Dalam pertemuan antara Kapolres dan Bupati Tolikara bahkan menyatakan bahwa surat tidak berlaku dan tak benar. Bupati Tolikara juga mengaku tak pernah menyetujui surat tersebut. Pun Presiden GIDI tak pernah membuat dan merekomendasikan surat edaran. Edaran itu adalah inisiatif pribadi," ujarnya.

Dengan adanya hasil pertemuan antara kapolres dan bupati, maka kapolres Tolikara mengambil kesimpulan bahwa surat tersebut dibuat dan disebarkan oleh orang yang tak bertanggung jawab.

Oleh karena itu, kapolres mempersilakan warga untuk melakukan salat Idul Fitri di lapangan terbuka dengan tetap mengantisipasi menyiagakan anggota d ilapangan saat berlangsungnya salat. Saat itu, kekuatan Polres Tolikara hanya 100 personel yang disebar di beberapa lokasi di Tolikara.

"Antisipasi telah kami lakukan, apa pun sebutannya, kecolongan kah atau intelijen lemah, tetap sebelumnya kami telah melakukan pertemuan dengan muspida di Tolikara terkait edaran surat tersebut. Dan yang menandangani surat itu Ketua Wilayah Toli Pdt Nayus Wenda dan Sekertaris Marthen Jingga yang akan kami panggil dan meminta keterangan dari mereka," ujarnya

Dua kompi aparat gabungan dari Brimob dan TNI dikirim ke Karubaga, Kabupaten Tolikara, pasca kericuhan yang terjadi saat umat muslim melakukan salat Idul Fitri 1436 H.

Kapolda Yotje mengatakan aparat gabungan terus berjaga di lokasi kejadian untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan.

Seperti diketahui bersama kericuhan di Karubaga sendiri terjadi akibat kesalahpahaman antara umat muslim yang akan melaksanakan Salat Idul Fitri 1436 dilapangan Makoramil Karubaga dengan pemuda Gereja Injili di Indonesia (GIDI) yang sedang mengadakan seminar dan KKR selama seminggu.

Para pemuda menuntut agar kebijakan bersama umat beragama ditempat itu untuk tidak beribadah dengan menggunakan toa dapat dilaksanakan. Namun, penolakan untuk menaati kesepakatan oleh pihak muslim itu berujung pada hadangan aparat keamanan sehingga 9 orang pemuda GIDI tertembak. 1 diantaranya meninggal dunia.

Kecewa dengan sikap aparat yang represif, warga kemudian membakar puluhan kios dan perumahan milik warga pendatang baik Islam maupun Kristen di wilayah pasar Karubaga, api yang tidak dipadamkan oleh aparat itu meluber hingga ke mushola tak berijin yang dibangun para pedagang. [SuaraPembaruan]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah