-->

Tembakan ke Arah Warga saat Kericuhan di Karubaga Dianggap Sesuai Prosedur

JAKARTA - Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Suharsono menegaskan, proses penembakan ke arah warga yang melakukan protes yang memicu kericuhan di Karubaga, Kabupaten Tolikara, sudah sesuai prosedur.

Suharsono mengklaim, peristiwa itu diawali dengan datangnya sekitar 70 orang ke arah umat Islam yang tengah melaksanakan shalat Id di Mushala Baitul Mustaqin. Mereka meneriakkan kata-kata bernada provokasi, yakni menolak kegiatan shalat itu.

"Saat itu personel sudah standby di lapangan menghalau mereka berbuat provokatif," ujar Suharsono saat dihubungi, Sabtu (18/7).

Halauan aparat kepolisian, lanjut Suharsono, tak diindahkan kelompok penyerang. Mereka malah semakin berbuat onar dengan merusak sejumlah kios di sekitar mushala. Tidak hanya itu, penyerang juga melempari jemaah masjid dengan batu.

"Melihat situasi yang semakin tidak kondusif, polisi inisiatif menembakkan peluru ke udara sebagai peringatan. Tiga tembakan ke udara tidak diindahkan juga, polisi menembak ke tanah," ujar Suharsono.

Saat ditanya mengenai jenis peluru yang digunakan, Suharsono mengaku tidak tahu. Ia belum mendapat informasi soal hal tersebut. Ia juga belum dapat berkomentar terkait ada korban jiwa akibat terkena peluru.

Suharsono mengatakan, polisi masih menyelidiki kasus ini. Kedua belah pihak, kata Suharsono, masih diperiksa secara intensif. Belum ada pihak yang ditetapkan sebagai tersangka dalam persoalan tersebut.

Seperti diketahui bersama kericuhan di Karubaga sendiri terjadi akibat kesalahpahaman antara umat muslim yang akan melaksanakan Salat Idul Fitri 1436 dilapangan Makoramil Karubaga dengan pemuda Gereja Injili di Indonesia (GIDI) yang sedang mengadakan seminar dan KKR selama seminggu.

Para pemuda menuntut agar kebijakan bersama umat beragama ditempat itu untuk tidak beribadah dengan menggunakan toa dapat dilaksanakan. Namun, penolakan untuk menaati kesepakatan oleh pihak muslim itu berujung pada hadangan aparat keamanan sehingga 9 orang pemuda GIDI tertembak. 1 diantaranya meninggal dunia.

Kecewa dengan sikap aparat yang represif, warga kemudian membakar puluhan kios dan perumahan milik warga pendatang baik Islam maupun Kristen di wilayah pasar Karubaga, api yang tidak dipadamkan oleh aparat itu meluber hingga ke mushola yang dibangun para pedagang. [Antara/Papuanesia]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah