-->

Terkait Kericuhan di Karubaga, Badrodin Haiti Kunjungi Kota Jayapura dan Tolikara

KOTA JAYAPURA - Kepala Polri Jenderal Pol Badrodin Haiti tiba di Kota Jayapura, Minggu (19/7), untuk melakukan kunjungan selama dua hari di Provinsi Papua.

Sementara nanti pukul 10.00 WIB bersama rombongan, Badrodin akan menggunakan pesawat Trigana ke Karubaga, Kabupaten Tolikara untuk melihat situasi yang dilanda kericuhan yang terjadi pada Jumat (17/7) lalu.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memastikan negara melalui aparat keamanan akan menindak dengan tegas atas peristiwa itu. Menurut JK, aparat keamanan harus mencari siapa yang salah dan siapa memulai, juga mencari tahu secara detail penyebab kejadian tersebut.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri, Irjen (Pol) Anton Charliyan, meminta masyarakat tidak terprovokasi atas kericuhan di Karubaga, Kabupaten Tolikara, saat dilaksanakannya Salat Idul Fitri, Jumat (17/7) lalu.

Menurutnya, ada upaya-upaya untuk memprovokasi masyarakat di Indonesia.

“Tidak usah dibesarkan, sudah diselesaikan kapolda, pangdam, dan bupati. Kita juga jangan terprovokasi, karena memang itulah yang diinginkan oleh kelompok-kelompok yang terus memprovokasi situasi di Papua. Ini hanya kesalahpahaman dan situasi sudah aman terkendali,” ujar Anton ketika dihubungi, Jakarta, Sabtu (18/7).

Polisi, menurut Anton, sudah mengantongi nama-nama pelaku pembakaran. Semua pelaku ini nantinya, tegas Anton, akan diproses sesuai hukum.

Seperti diketahui bersama kericuhan di Karubaga sendiri terjadi akibat kesalahpahaman antara umat muslim yang akan melaksanakan Salat Idul Fitri 1436 dilapangan Makoramil Karubaga dengan pemuda Gereja Injili di Indonesia (GIDI) yang sedang mengadakan seminar dan KKR selama seminggu.

Para pemuda menuntut agar kebijakan bersama umat beragama ditempat itu untuk tidak beribadah dengan menggunakan toa dapat dilaksanakan. Namun, penolakan untuk menaati kesepakatan oleh pihak muslim itu berujung pada hadangan aparat keamanan sehingga 9 orang pemuda GIDI tertembak. 1 diantaranya meninggal dunia.

Kecewa dengan sikap aparat yang represif, warga kemudian membakar puluhan kios dan perumahan milik warga pendatang baik Islam maupun Kristen di wilayah pasar Karubaga, api yang tidak dipadamkan oleh aparat itu meluber hingga ke mushola tak berijin yang dibangun para pedagang. [Antara/Papuanesia]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah