-->

John Wempi Wetipo Nilai Bentrok Antar SMA di Wamena Sudah Lama Terjadi

WAMENA (JAYAWIJAYA) - Bupati Jayawijaya, John Wempi Wetipo menegaskan keributan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang terjadi jelang karnaval pembangunan Jayawijaya pada Senin (10/8) pagi adalah masalah kasus lama sejak munculnya sentimen para siswa tersebut dari sekolah menengah pertama (SMP).

Dikatakan ini berakar dari tingginya sikap salah paham dari siswa SMP 1 dan SMP 2 Wamena yang memang dari dulu sudah sering tawuran, imbasnya ke SMA Yapis dan SMA Negeri 1 yang salah satu puncaknya terjadi pada karnaval.

“Karena ini kan (terjadi) setelah kumpul di lapangan pada saat proses sudah jalan baru saling ejek,” jelas Bupati seperti diberitakan tabloidjubi.com.

Wempi meminta peristiwa bentrok antara siswa ini tidak perlu dipelintir dan dikaitkan lagi dengan hal-hal yang tidak berhubungan hingga menjadi peristiwa yang seolah-olah luar biasa bagi wilayah Pegunungan Tengah.

"Saya kira kita tidak perlu membesar-besarkan masalah ini," pintanya.

Selanjutnya ia tegaskan bahwa, bentrok siswa ini akan dituntaskan sesuai dengan penanganannya sehingga bentrok antara siswa yang diakibatkan gengsi dan cemburu dan berakibat jatuh korban seperti saat ini tidak terulang kembali.

"Tawuran ini kan pasti aparat keamanan tahu siapa yang jadi aktornya dan mereka akan telusuri dengan baik," ucapnya.

Ia juga berterima kasih atas semua pihak yang tetap menjaga kondisi Kota Wamena paska bentrok siswa terjadi.

"Tetapi kita bersyukur semua bisa berjalan dengan lancar," ungkap dia.

Sebelumnya sebuah kericuhan terjadi antar siswa SMA Negeri 1 Wamena dan SMK Yayasan Pendidikan Islam (Yapis) Wamena yang saling ejek karena cemburu melihat ada rekan siswa SMA 1 yang berpacaran dengan pelajar dari SMA Yapis.

Saling ejek yang berujung pemukulan ini terjadi di sela persiapan jelang karnaval pembangunan yang dilaksanakan tiap jelang 17 Agustus di wilayah tersebut.

Akibatnya, sejumlah guru dan siswa terluka karena terkena panah, terkena tikaman senjata tajam maupun lemparan batu.

Keterangan yang diperoleh menyebutkan, bentrokan berawal ketika Wawan, siswa SMA Negeri 1 Wamena, mengambil gambar peserta karnaval di halaman Gedung Serbaguna Yapis, Senin (10/8) sekitar pukul 10.40 WIT. Tiba-tiba dia dipukul seorang siswa SMA Yapis.

Wawan kemudian memberitahukan peristiwa itu kepada teman-temannya. Kemudian mereka mendatangi rombongan karnaval dari SMA Yapis dan terjadilah tawuran. Peserta karnaval pun lari berhamburan karena bentrokan ini.

Patridge menyatakan, sejauh ini ada tujuh orang yang dilarikan ke rumah sakit.

"Sebanyak tujuh orang dilarikan ke  RSUD Wamena akibat luka. Dua kena panah, satu orang kena pisau, dan empat orang luka kena lemparan," kata Patridge.

Seorang di antara korban kondisinya dinyatakan tergolong kritis. Nelson Tabuni, pelajar SMU 1 Wamena, mengalami luka di bagian dada akibat terkena panah. Sekitar pukul 15.00 WIT korban dirujuk ke RS Dok II Jayapura dengan pesawat Carter MAF untuk mendapat perawatan yang lebih intensif. [Jubi/Antara/Papuanesia]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah