-->

Perbatasan RI-PNG jadi Objek Wisata Alternatif

KOTA JAYAPURA -  Perbatasan Republik Indonesia dan Papua Nugini telah lama menjadi objek wisata alternatif yang unik di bagian ujung timur Indonesia. Pintu perbatasan ini terletak du Desa Skouw, Distrik Muara Tami, Jayapura.

Sedangkan jika dilihat dari Papua Nugini, pintu perbatasan ini terletak di Desa Wutung, Provinsi Sandaun, Papua New Guinea.

Dari pos pantauan imigrasi, dalam sehari tercatat sekitar 500 orang yang melintasi batas kedua negara ini. Para pelintas batas ini biasa datang pada pagi atau siang hari untuk membawa hasil bumi, dan kembali lagi pada sore atau esok hari.

Pada hari libur orang yang melintas semakin banyak, mengingat lokasi ini menjadi salah satu objek wisata menarik di Papua.

Perbatasan dua negara ini ditandai oleh gapura berwarna kuning pada kedua wilayah. Di wilayah Indonesia dipenuhi bendara Merah Putih dan dihiasi tifa berukuran besar. Sementara gapura di kawasan Papua Nugini berbentuk Totem dengan papan bertuliskan “Welcome to Papua New Guinea”.

Uniknya meski terpisah menjadi dua negara, mereka mampu hidup rukun dan damai, bahkan di antara mereka masih mempunyai ikatan tali persaudaraan.

Wisatawan yang datang ke lokasi ini tidak hanya bisa melihat kehidupan lintas batas Indonesia dan Papua Nugini saja, tapi juga dapat menyaksikan Musamus, yaitu sarang rayap yang hanya ada di Merauke. Perlu waktu hingga 3 tahun lamanya bagi rayap untuk bisa membangun Musamus setinggi 2,5 meter.

Tak hanya itu, Anda juga bisa membeli berbagai pernak-pernik khas Papua di kios yang banyak ditemukan di kawasan ini. Warga kedua negara banyak yang menjajakan berbagai souvenir, seperti tas, kaos, topi, hingga kain dengan motif khas Papua. [Liputan6]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah