-->

Tujuh Jenazah Trigana Air Sulit Diidentifikasi

ABEPURA (KOTA JAYAPURA) - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Papua kesulitan mengidentifikasi tujuh jenazah penumpang pesawat Trigana Air jenis ATR 42 yang jatuh di Kampung Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang, pada Minggu (16/8).

Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Markas Besar Polri, Brigadir Jenderal Polisi dr Arthur Tampi mengungkapkan kondisi tujuh dari 10 jenazah Trigana Air tak dapat dikenali secara kasta mata. Pihaknya memerlukan tes DNA untuk mengindentifikasi ketujuh jenazah tersebut.

“Pada hari ini, kami hanya dapat mengidentifikasi 3 dari 10 jenazah. Sebab, tujuh jenazah lainnya hanya dapat diidentifikasi melalui tes DNA, Apalagi kondisi jenazah tak dapat dikenali lagi secara kasat mata,” kata dr Arthur Tampi, dalam konferensi pers di Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura yang juga dihadiri Wakil Ketua Komisi V DPR RI Mikhael Watimena dan Kapolda Papua Brigadir Jenderal (Pol) Paulus Waterpauw, Jum’at (21/8).

Arthur menyatakan pihaknya akan segera mengirimkan sampel DNA ketujuh jenazah ke Jakarta untuk diperiksa di laboratorium Mabes Polri Jakarta.  “Kami akan kirim sampel DNA ketujuh jenazah yang belum teridentifikasi hari ini,” tegas dia.

Proses identifikasi melalui DNA akan memakan waktu yang cukup lama, yakni seminggu hingga dua minggu. “Kami berharap pihak keluarga bersabar menanti hasil identifikasi jenazah korban,” harap Arthur.

Mervin Mote salah satu keluarga korban Trigana Air yang belum teridentifikasi mengaku kesal dengan kinerja Tim DVI Polda Papua. Ia pun menganggap Tim DVI Polda Papua lambat dalam melakukan proses identifikasi.

Bahkan, pihak keluarga sempat bentrok dengan aparat kepolisian setempat. “Mereka mengatakan sebanyak 10 jenazah yang akan teridentifikasi setiap harinya. Ternyata, kinerja mereka sangat lamban,” kata Mervin.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Tim DVI Polda Papua, hingga Jum’at (21/8) telah teridentifikasi 7 jenazah korban Trigana Air dari total 54 jenazah. Tujuh jenazah yang teridentifikasi adalah Teryanus Salawala, Matius Nicolas, Aragae, La Boni, Wengdepen Bamulki,  Asirun, Agustinus Lukas Luanmase dan Dita Adelia Kurniawan, Pramugari Trigana Air.  [Dharapos]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah