-->

Thomas Tigi Klaim Semua Jalan dan Jembatan di Dogiyai Telah Berhasil Dibangun

MOANEMANI (DOGIYAI) - Bupati Dogiyai, Thomas Tigi, mengklaim semua jalan dan jembatan 10 distrik di kabupaten yang dipimpinnya sudah selesai dibangun. Hanya, sisa pengaspalan.

“Kalau untuk kabupaten Dogiyai, untuk masalah pembangunan jalan dan jembatan kami sudah tingkatkan. Untuk tahun depan, kami hanya tunggu aspal saja. Kalau untuk jalan sudah selesai dibangun, ” kata Thomas Tigi, kepada wartawan di halaman Polsek Moanemani, Dogiyai, awal pekan ini.

Kata Tigi, penataan kota untuk kabupaten Dogiyai juga sudah dilakukan pihaknya.

“Untuk wilayah Mapia, 3 (tiga) distrik, jalan kami sudah bangun. Sementara dua distrik yang lain, masih belum jadi kami akan bangun tahun depan,” katanya

Untuk wilayah yang masih belum masuk jalan, tambah Tigi, seperti distrik Kamuu Selatan, memang ada persoalan. Ada rawa yang belum bisa tembus.

“Salah satu masalah paling serius yang terjadi juga di kampung Toogino, distrik Dogiyai. Ada rawa hidup yang tidak mampu tembus sehingga sementara pekerjaan dihentikan,” jelasnya.

Namun, katanya lagi, pada umumnya di kabupaten Dogiyai, pembangunan jalan dan jembatan sudah selesai dikerjakan. Hanya, aspal saja yang tersisa. Untuk pengaspalan, akan diselesaikan pada tahun 2016 mendatang.

Terkait hal itu, dibantah keras dari lembaga legislatif kabupaten Dogiyai. Anggota DPR Dogiyai, Markus Waine, mengatakan, pembangunan jalan dan jembatan di kabupaten Dogiyai masih jauh dari harapan.

“Sejauh ini pembangunan jalan dan jembatan kabupaten Dogiyai masih jauh dari harapan rakyat Dogiyai, sehingga apa yang dikatakan bupati itu tidak benar,” kata Markus Waine di Moanemani, Dogiyai, belum lama ini.

Kata Markus, jalan untuk lembah Kamuu, masih belum keliling. Dana yang sudah digelontorkan untuk pembangunan jalan memang cukup besar namun tidak sebanding dalam realiasasinya.

“Contohnya, jalan keliling Kamuu yang dari kampung Ugaapuga tembus Puweta itu sudah dianggarkan biayanya 9 M lebih, namun masih tertahan di kampung Yotaapuga,” kata Markus.

Contoh lain, kata ketua DPC Partai Hanura itu, jalan Moanemani – Puweta. Masih tertahan di kampung Putapa.

“Trus, jalan keliling di dari kampung Idadagi ke Puweta juga sudah di anggarkan dana yang cukup besar, hingga saat ini jalan masih belum tembus,” katanya.

Untuk tahun 2015, kata dia, sudah cair dana 30 persen, namun belum ada realisasi di lapangan. “Pekerjaan itu termasuk jalan dan jembatan juga,” katanya.

Selain jalan, jembatan di seluruh perkampungan Dogiyai, jembatan masih belum dibangun seperti yang warga Dogiyai inginkan. Sehingga, ia meminta kepada dinas terkait yang menangani pembangunan jalan dan jembatan, harus bangun secara cepat.

“Kami juga minta supaya pertanggung jawabkan dana 30 persen yang sudah cair namun belum ada realisasinya,” mintanya.

Lanjutnya, “Pernyataan bupati tersebut salah. Jangankan aspal, jalan permanen saja masih belum terhubung. Sehingga kami minta bupati jangan keluarkan pernyataan yang memalukan.”

Ia menilai, pernyataan yang dikeluarkan bupati merupakan pembohongan publik. “Mengapa? Karena, pernyataan dari bupati itu tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan,” jelasnya. [Jubi]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah