-->

Peneliti Senior LIPI Nilai Program Transmigrasi di Papua Berefek Negatif

JAKARTA -  Peneliti senior Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Riwanto Tirtosudarmo mengkritik kebijakan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Marwan Jafar yang menjadikan Papua sebagai provinsi tujuan transmigrasi.

"Saya heran mengapa dia (Marwan) ngotot mau pindahkan orang ke Papua padahal orang Papua sudah menolak. Dia tidak melihat konteks demografis bahwa ini bisa memicu konflik," ujar Riwanto saat ditemui di Jakarta, Rabu (7/10).

Riwanto menilai program transmigrasi ke Papua yang dilakukan pemerintah akan memberikan efek negatif kepada orang lokal karena pendatang baru jauh lebih kompeten. Akibatnya, aktivitas ekonomi masyarakat lokal akan terpengaruh.

"Migrasinya tidak jadi soal. Orang pindah kan biasa saja. Namun, kalau sampai geser kesempatan kerja orang kan jadi persoalan," kata penulis buku On the Politics of Migration: Indonesia and Beyond ini.

Riwanto berpendapat pemerintah tidak perlu berusaha melakukan transmigrasi karena orang akan pindah dengan sendirinya apabila ada kesempatan kerja. Ia menilai pemerintah seharusnya lebih berfokus membangun daerah dibandingkan memindahkan warganya.

"Lebih baik fokus agar kesempatan diciptakan seluas-luasnya. Dan harus adil. Kalau ada kemungkinan orang setempat jadi tersaingi ya pemerintah harus berikan perlindungan," katanya.

Marwan mengatakan jumlah pendatang di Papua kini sudah mencapai 62 persen dari total keseluruhan penduduk. jumlah ini lebih banyak dari penduduk lokalnya. Hal itu, katanya, menyebabkan program transmigrasi Marwan ditolak di Papua.

"Papua menolak transmigrasi, saya akan jalan terus. Saya tidak peduli dengan itu. Dengan adanya transmigrasi di Papua, Anda bisa melihat Papua jauh lebih maju jika dibandingkan dengan tidak ada pendatang," kata Marwan.

Marwan yakin dengan adanya transmigrasi masyarakat lokal Papua bisa lebih berkembang dan lebih maju karena munculnya sebuah peradaban baru. [CNN]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah