-->

Miris Dengan Kondisi Masyarakat Papua, Aloysius Giyai Tulis Buku ‘Melawan Badai Kepunahan’

KOTA JAYAPURA – Beranjak dari keprihatinan kondisi kesehatan masyarakat Papua yang akibat penyakit dan lain sebagainya hingga berkurangnya populasi masyarakat asli Papua, drg.Alosius Giyai, M. Kes melounching buku karyanya yang diberi judul 'Melawan Badai Kepunahan' di auditorium Universitas Cenderawasih Abepura, Jayapura, Selasa (24/11).

Dalam peluncuran buku yang dihadiri Gubernur Papua Lucas Enembe itu juga turut dihadiri peserta rapat koordinasi kesehatan Provinsi Papua. Dalam sambutannya Gubernur Papua Lucas Enembe menyambut baik atas buku yang di tulis mantan Direktur Rumah Sakit Abepura itu. Dikatakan kematian atau kepunahan di Papua  oleh bahasa LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) di sebut dengan Genosida, dan dikatakan saat ini di Papua populasi penduduk asli Papua sudah menurun.

"Kalau saya ke daerah dan saya ketemu masyarakat saya akan tanya punya anak berapa?, kalau lebih dari sepuluh maka saya kasih hadiah. Kalau perlu orang Papua tidak usah KB (Keluarga Mandiri, red)," ujar Gubernur.

Lanjut Gubernur, saat ini dana desa masuk ke kampung-kampung di Papua cukup besar,mencapai 700 juta rupiah, dan ini akan menjadimasalah takkala masyarakat Papua tidak bisa mengelola dengan baik, uang adalah pembunuh bagi masyarakat Papua.

"Jadi tidak dimanfaatkan dengan baik, maka orang papua akan mati semua, dana ini akan membunuh orang Papua," Kata Gubernur.

Sementara dr. Aloysius Giyai, dalam sambutannya mengatakan bahwa, buku yang ditulis tersebut merupakan realita kondisi masyarakat Papua saat ini.

Diakuinya, sejak dirinya memimpin rumah sakit umum daerah (RSUD) Abepura pada tahun 2009 hingga maret 2014 lalu sangat menyadari bahwa ancaman kepunahan terhadap kepunahan orang asli papua itu sunnguh sangat ada dan nyata di depan mata.

''Hal ini di timbulkan oleh angka penyakit (Mordibitas) dan kematian (mortalitas) orang asli papua semakin tinggi dari tahun ke tahun dengan berbagai faktor yang saya tulis di dalam buku ini,'' katanya.

Buku yang tebal isinya 796 halaman dengan judul 'Melawan Badai Kepunahan' di tulis berdasarkan perjalanan dinas dari tahun 2013 -2015 sampai buku ini di luncurkan pada tanggal 24/11/2015 ini. Sebelumnya Alosius Giyai  juga menerbitkan buku  pertamanya yang berjudul ''Memutuskan Mata Rantai Di Tatah Papua'' buku yang di terbitkan pada tahun 2012 mencerminkan dari fakta RSUD abepura setebal 468 halaman. [Beritalima]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah