-->

SDN Mandiri Jaya Tampil Berbeda dengan Sekolah Negeri Umumnya

TIMIKA (MIMIKA) - Meski berstatus sebagai sekolah negeri,SDN Mandiri Jaya, Distrik Wania, Kabupaten Mimika tampil berbeda dengan sekolah negeri lainnya. Sekolah yang menjadi tempat menuntut ilmu 104 siswa itu masih berlantaikan tanah dengan ruang yang sangat sempit untuk sebuah ruang kelas, Jumat (20/11).

“Kami ada lima kelas,pertama kali dibuka 1 september 2014. Sekolah ini dibangun atas swadaya masyarakat kampung Mandiri Jaya karena jarak tempuh ke sekolah yang ada di kota cukup jauh,”kata Kepala Sekolah SDN Mandiri Jaya,Diana Domakkubun kepada wartawan di Kampung Mandiri Jaya, Kamis (19/11).

Terkait kondisi gedung sekolah tersebut Diana mengatakan ia pernah mengajukan proposal pembangunan gedung baru ke pemerintah pusat,namun sampai saat ini belum di jawab. Selain itu Seksi Sarana Prasarana Dinas Pendidikan Dasar dan Kebudayaan (Dispendasbud) Timika pernah berkunjung dan menjanjikan akan membangun gedung baru pada tahun 2017.

“Saya pertanyakan,kenapa harus menunggu tahun 2017? Di sini juga ada anak-anak indonesia khususnya anak asli papua yang juga perlu diperhatikan pendidikannya. Jangan menutup mata,segera bangun gedung yang layak dalam proses belajar mengajar. Harusnya pemerintah bersyukur karena pendiri Kampung Mandiri Jaya memberikan cuma-cuma atau mengibahkan tanah 200 kali 200 meter untuk fasilitas pendidikan. Harusnya hal ini direspon dengan baik oleh pemerintah,”ujar Diana.

Salah satu tokoh pendiri Kampung Mandiri Jaya,Elias Mirip menyebutkan pembangunan gedung sekolah tersebut dilakukan secara swadaya sejak tahun 2012. Saat ini sekolah tersebut diserahkan ke pemerintah dengan harapan agar sekolah tersebut menjadi sekolah yang layak seperti sekolah negeri lain.

“Sekolah ini kami serahkan ke negeri,itu berarti anak-anak juga telah kami serahkan. Maju mundurnya ada di tangan pemerintah. Kami harap mudah-mudahan tahun depan pemerintah membangun sekolah baru. Kebutuhan sekolah harus bisa dilihat oleh pemerintah karena sekolah ini anak-anak asli papua,”kata Elias.

Elias menuturkan pada awal pembangunan,gedung sekolah tersebut berkapasitas empat kelas namun karena kebutuhan maka dijadikan lima kelas. Inisiatif pembangunan swadaya diambil oleh masyakat Mandiri Jaya karena melihat jarak terlalu jauh dari kampung ke SP 1,SP 4 atau Timika Kota.

“Mulai dari kayu sampai dengan paku seng semua swadaya. Kursi dan papan tulis juga diadakan oleh masyarakat,sumbangan dari pemerintah tidak ada,”kata Elias. [BeritaLima]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah