-->

Terkait Pencatutan Jokowi-JK di Freeport, Komisi VII akan Panggil Sudirman Said

JAKARTA - Ketua Komisi VII DPR Kardaya Warnika mengatakan, Komisi VII berencana memanggil Menteri ESDM Sudirman Said setelah masa reses berakhir. Hal itu menyusul pernyataan Sudirman terkait adanya politisi kuat yang diduga mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla kepada PT Freeport.

"Ini masalah yang sangat serius, jadi harus di-clear-kan," kata Kardaya melalui pesan singkatnya, Kamis (12/11).

Anggota Fraksi Gerindra itu mengatakan, sikap Sudirman yang menutupi identitas politisi tersebut hanya akan membuat kegaduhan politik baru. Sebab, hal itu akan menimbulkan sikap saling curiga dan saling tuding antarpolitisi.

"Lebih bijak kalau seandainya Menteri itu sampaikan saja. Kalau itu disampaikan secara jelas, maka enggak ada masalah," ujarnya.

Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Hanura, Inaz Nasrullah, sebelumnya mengatakan, Sudirman pernah mengungkapkan adanya tokoh politik yang mencatut nama Presiden dan Wakil Presiden kepada PT Freeport.

Hal itu disampaikan Sudirman dalam rapat kerja Komisi VII DPR dengan Kementerian ESDM.

"Kita bertanya, tetapi Pak Sudirman (Menteri ESDM) bilang bukan dari Senayan," kata Inaz saat dihubungi, Rabu (11/11).

Namun, Inaz tidak mengetahui siapa politisi yang dimaksud. Sebab, saat itu tidak ada satu pun anggota Dewan yang bertanya siapa politisi itu.

"Kalau politisi di luar Senayan, saya enggak bisa berkomentar apa-apa (tentang) siapa orang itu," kata dia.

Komisaris PT. Freeport Indonesia, Andi Mattalatta sebelumnya mengaku baru mengetahui adanya politisi yang mencatut nama presiden dan wakil presiden terkait perpanjangan kontrak karya perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu.

Dia meyakini, Sudirman yang mengungkap fakta itu sudah mempertimbangkan dampak pernyataannya dengan matang.

Andi bahkan menduga, Sudirman sengaja mengumbarnya kepada publik untuk memberi pelajaran kepada politisi tersebut.

"Artinya dengan berucap begitu, sebenarnya itu sudah hukuman, karena telah menimbulkan citra bahwa politisi yang dimaksud itu citranya sudah langsung negatif," ujar Andi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (11/11).

Sudirman Said sebelumnya menyebutkan ada tokoh politik yang sangat berkuasa mencoba menjual nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) kepada Freeport. Dengan mencatut nama Presiden dan Wapres, politisi itu menjanjikan ke Freeport agar kontrak bisa segera diberikan.

"Seolah-olah Presiden minta saham. Wapres juga dijual namanya. Saya sudah laporkan kepada keduanya. Beliau-beliau marah karena tak mungkin mereka melakukan itu," ujar Sudirman Said kepada Kompas, Selasa (10/11).

Namun, dia mengaku tak bisa menyebut siapa politisi yang coba menjual nama dua pimpinan tertinggi republik itu. Hanya, Sudirman mengatakan bahwa orang itu cukup terkenal. JK, tutur dia, tahu persis siapa orang yang coba menyeret-nyeret nama dua petinggi republik tersebut.

"Keduanya (Presiden dan Wapres) sangat marah. Pak Jokowi mengatakan, 'ora sudi'. Ora sudi kan ungkapan Jawa yang sangat dalam. Begitu pun Wakil Presiden. 'Ini orang kurang ajar dan saya tahu orang itu siapa,' kata Wapres. Jadi, Wapres sudah menduga," ujarnya.

Sudirman mengaku mengetahui semua tindakan licik tokoh-tokoh politik di balik percobaan perpanjangan kontrak PT. Freeport Indonesia. Sebab, Freeport juga telah menceritakan secara rinci permintaan tokoh-tokoh politik tersebut.[Kompas]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah