-->

Warga Sorong Arak Jenazah Korban Penikaman ke Kantor Walikota

KOTA SORONG - Ratusan warga Kota Sorong, Papua Barat, Kamis, mengarak jenazah Herman Semunya pelajar yang tewas ditikam orang tidak dikenal ke Kantor Walikota sebagai bentuk protes atas kejahatan yang sering terjadi di Sorong.

Pantauan Antara di Sorong, Kamis, massa mengarak jenazah korban dari RSUD menuju kantor Walikota berjalan kaki. Sempanjang jalan massa brutal dan melakukan pelemparan toko-toko dengan menggunakan batu.

Setiba di Kantor Walikota massa berdialog dengan Walikota Lambertus Djitmau meminta suku pelaku pembunuhan dikeluarkan dari Kota Sorong kembali ke daerah asalnya.

Wakil Kepala Suku Maybrat, Zefnath Sangkek mewakili keluarga korban mengatakan bahwa aksi arak-arak jenazah tersebut merupakan bentuk kemarahan masyarakat Maybrat atas peristiwa pembunuhan Herman.

Dia mengatakan, tuntutan masyarakat Maybrat dan keluarga korban yakni, polisi secepatnya menangkap pelaku pembunuhan itu guna proses hukum lebih lanjut.

Tuntutan kedua, kata dia, pelaku yang diduga Suku Kei harus membayar denda sesuai adat Maybrat senilai Rp1 miliar kepada keluarga korban Herman Semunya.

"Masyarakat Maybrat dan keluarga korban juga minta aparat penegak hukum agar menghukum mati pelaku pembunuhan korban,"tambah dia.  

Seorang warga yang diketahui bernama Herman S (15) tewas bersimbah darah dengan luka tikam di bagian dada sebelah kiri, Rabu (3/2). Korban meninggal di RSUD Sorong pukul 19.30 WIT, setelah sempat mendapat perawatan medis. Korban yang ditemukan dengan luka pendarahan dibawa ke Rumah Sakit pada pukul 17.30 WIT.

Korban meninggal dunia akibat luka tikam yang dialaminya. Warga yang tak terima baik dengan adanya satu warganya meninggal dunia marah dan menggelar aksi. Warga yang tinggal di belakang kompleks Ramayana menggelar aksi pemalangan jalan dengan membakar ban bekas. Aksi itu dilakukan pada pukul 21.30 WIT. 
Aparat kepolisian dari Polres Sorong Kota dipimpin Kabag Ops AKP Adi Dharma yang mendapat laporan aksi itu mendatangi lokasi. Puluhan anggota dibackup mobil water cannon memadamkan api dari ban bekas yang sempat menganggu arus lalulintas.

Saat aksi berlangsung pengendara yang melintas ketakutan hingga harus dialihkan ke Jalan Jendral Sudirman. Pengendara diarahkan anggota yang berjaga-jaga di depan Nav Karaoke. Demikian halnya pengendara dari arah Sorpus yang juga dialihkan dengan melintas di jalan depan Masjid Al Jihad.

Kedatangan aparat kepolisian di Back up Brimob dan anggota TNI membuat warga kian marah. Warga pun menyerang aparat dengan cara melemparinya menggunakan batu dan botol. Aparat kepolisian dari unit 

Dalmas yang bersiaga dibagian depan beberapa kali memukul mundur warga. Aksi warga kian brutal dengan melempari anggota secara beruntun menggunakan botol dan batu. Puluhan kali tembakan peringatan dilepas anggota untuk membubarkan warga. Tidak hanya itu, polisi juga melepas tembakan gas air mata kea rah kerumunan warga yang melakukan penyerangan.

Anggota yang merangsek masuk untuk membubarkan warga agar tidak melakukan penyerangan pelemparan tak digubris. Puluhan warga tetap menyerang aparat dengan lemparan batu dan botol. 

Parahnya lagi, warga membakar beberapa gerobak jualan nasi kuning warga yang berada di pinggir lorong masuk samping Ramayana Mall. Dua gerobak yang dibakar, sempat dipadamkan mobil water cannon. 

Namun aparat tak mendekat karena lokasi itu cukup gelap sehingga hawatir terhadap lemparan batu.
Tembakan peringatan yang dilepas berulang kali tak menyurutkan nyali puluhan warga yang menyerang aparat. Anggota dengan pakaian safety, dilengkapi persenjataan lengkap berusaha terus maju merangsek ke depan.

Himbauan dari pengeras suara yang terus diteriakan juga tak membuat warga tenang. Meski aparat juga memepringatkan jika terus melakukan pelemparan akan ditindak tegas. Tapi masa terus berkumpul dan melempari aparat.

Pengamanan situasi yang juga dipimpin Wakapolres Kompol Asep Bangbang Saputra,S.IK dan beberapa perwira dengan puluhan anggota dari Polres dan Polsek-polsek tidak mudah menenangkan warga. 

Aparat sempat dibuat bingung dengan aksi warga yang terpecah. Selain dari lorong sebelah kiri Ramayana. Saat sedang diamankan aparat kepolisian untuk dipukul mundur dan dibubarkan. Warga juga muncul dari lorong sebelah kiri. Warga sempat merusak satu rumah dan berusaha membakar ban bekas.

Warga lainnya yang terkejut dengan aksi pengrusakan panic. Warga pun berteriak meminta bantuan aparat agar membubarkan warga yang sedang merusak rumah tersebut. Angota yang mendatangi rumah sudah dalam kondisi kaca depan pecah akhirnya membubarkan beberapa warga tersebut.

Aksi penyerangan saling lempar batu dan botol disertai tembakan gas air mata dan tembakan peringatan itu berlangsung hingga pukul 24.00 WIT. Satu mobil water cannon, barracuda milik Brimob dan truk polisi yang diterjunkan masih stanby di lokasi keributan.

Pukul 23.30 WIT perwakilan dari masyarakat tiba di lokasi untuk memberikan himbauan guna menenangkan warga. Perwakilan masyarakat yang menyeruakan himbauan lewat pengeras suara yakni Orgenes Kambu, Othis Nafan, Yansen dan beberapa lainnya menyebutkan telah menggelar pertemuan di Polres Sorong Kota.
Dalam pertemuan yang dilaksanakan pukul 22.00 WIT itu, perwakilan masyarakat mendapat mandate dari Kapolres, Dandim dan pihak keamanan lainnya untuk turun ke masyarakat dan menghimbau agar tenang.

“Masyarakat untuk tenang, menjaga ketertiban dan menyerahkan masalah yang terjadi ke pihak kepolisian,”kata Orgenes Kambu melalui pengeras suara.

Menurutnya masyarakat diharapkan tenang dan menjaga keamanan serta ketertiban sambil menunggu proses hukum yang dilakukan pihak kepolisian. Ia menyebutkan, kepala suku sedang menuju ke Sorong guna membicarakan masalah yang terjadi.

Sebelumnya aksi pemalangan juga dilakukan warga di depan Sorpus. Aksi itu tidak berlangsung lama, setelah didatangi aparat kepolisian di Back up aparat Brimob. Hingga semalam pihak kepolisian masih terlihat sibuk menangani masalah yang terjadi di belakang kompleks Ramayana.

Keributan di kompleks Ramayana berangsur tenang pada pukul 24.00 WIT. Anggota yang merangsek masuk ke lorong-lorong membubarkan warga yang masih terlihat berkumpul.

Kronologi
*Pukul 17.30 WIT korban ditemukan dengan luka tikam dibagian dada kiri. Korban dilarikan ke RSUD Sorong untuk mendapatkan perawatan medis.

*Pukul 19.30 WIT korban yang mengalami pendarahan akhirnya meninggal dunia. Jenasah dibawa ke kamar mayat.

*Pukul 20.30 WIT warga yang tidak terima baik sempat melakukan pemalangan di depan Sorpus. Aparat kepolisian yang tiba di lokasi membubarkan aksi warga. Situasi di Sorpus berangsur tenang.

*Pukul 21.45 WIT warga dari belakang kompleks Rayana melakukan aksi pembakaran ban bekas di depan Ramayana. Selang beberapa saat anggota dari Polres Sorong Kota tiba dilokasi dan memadakan api dengan mobil water cannon. Warga pun mundur di lorong samping kanan dan kiri Ramayana.

*Belasan warga dan aparat sempat terlibat baku lempar menggunakan botol dan batu hingga pukul 24.00 WIT. Polisi melepas tembakan peringatan puluhan kali. Juga melepas tembakan peringatan puluhan kali untuk membubarkan warga.

*Pukul 23.30 WIT perwakilan masyarakat tiba di lokasi untuk memberikan himbauan agar warga membubarkan diri dan kembali ke rumahnya masing-masing. Menyampaikan jika masalah yang terjadi diserahkan ke pihak kepolisian untuk menangkap pelakunya. (Antara/RadarSorong)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah