-->

Nathan Pahabol Minta Penolakan Yanni Sebagai Cabup Jayapura, Tidak Jadi Ajang Menjatuhkan

KOTA JAYAPURA -  Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) Nathan Pahabol nilai tudingan dan penolakan sekelompok masyarakat kepada bakal calon Bupati dan Wakil Bupati yang akan maju pada Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) serentak pada 2017 tidak jadi ajang saling menjatuhkan.

"Siapa pun calon yang maju itu merupakan putra terbaik di Papua dan berhak dipilih oleh rakyat sebab mereka telah mendapatkan rekomendasi dari partai politik," cetusnya, saat dikonfirmasi, Kamis (29/9).

Karena itu, Pahabol mengingatkan pada kandindat calon untuk tidak saling menjelek-jelekan hingga salaing menjatuhkan.

Natan menegaskan, masyarakat Papua berhak memilih dan menentukan figur-figur terbaik selama lima tahun ke depan sehingga para Balon Kada tidak saling menjatuhkan atau menjelekkan satu dengan yang lainnya.

"Pilihan rakyat tergantung pada hati nurani kita, tanpa ada provokasi dari siapa pun," tegasnya.

Politisi asal Gerindra ini kemudian menyinggung soal majunya Yanni, SH sebagai Bakal Calon Bupati Jayapura adalah pilihan dari parpol untuk memberikan kepercayaan kepadanya untuk memimpin daerah ini selama lima tahun ke depan.

"Beliau tidak sembarangan maju, apalagi ibu Yanni merupakan perempuan pertama yang maju mencalonkan diri sebagai Bupati Jayapura periode 2017-2022. Artinya, beliau punya perhatian dan kepedulian bagi masyarakatnya, sehingga masyarakat diberikan kebebasan untuk memilih sesuai hati nurani bukan dijelek-jelekan hanya karena diboncengi oknum tertentu," bebernya

Diakuinya, polemik di masyarakat terhadap Ny. Yanni yang maju pada Pemilukada Februari 2017 mendatang di Kabupaten Jayapura karena dianggap bukan orang Papua.

"Saya tegaskan bahwa selagi belum ada Undang-undang yang lebih tinggi membatasi beliau untuk maju maka tidak boleh dipersoalkan dan saat ini masih menggunakan UU Pancasila. Apalagi beliau mendapat rekomendasi dari partai politik untuk maju Pilkada," tegasnya.

Untuk itu, Pahabol mengingatkan kepada kelompok manapun pun yang sengaja menyebarkan kebencian hingga menjelek-jelekkan balonkada baik itu di media sosial, cetak dan media elektronik secara berlebihan maka akan di arahkan ke proses hukum.

"Jadi kami minta agar kita lebih dewasa untuk berbuka diri karena pilihan kita adalah sesuai hati nurani masing-masing. Tetapi kalau sudah melakukan langkah yang tidak baik, maka itu artinya kalah sebelum bertarung," tukasnya. (dharapos)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah