-->

Rumah Kaki Seribu, Tari Tumbuk Tanah, Noken dan Igya Ser Hanjob Diakui Sebagai Warisan Dunia

ANGGI (ARFAK) - The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan empat budaya suku Papua, tiga diantaranya berasal dari suku Arfak, Papua Barat sebagai warisan dunia.

Bupati Pegunungan Arfak Yosia Saroy di Anggi, Pegunungan Arfak, Kamis, mengatakan empat budaya tersebut sudah mendapat sertifikat dan diserahkan pada pembukaan Festival Arfak 2016 pada Sabtu (12/11) lalu.

"Empat khazanah budaya Arfak tersebut antara lain, rumah adat kaki seribu, tari tumbuk tanah, noken dan Igya Ser Hanjob yakni budaya atau kearifan lokal masyarakat dalam menjaga batas dan alamnya," kata bupati.

Ia menyebutkan, pemberian penghargaan atas budaya tersebut memacu optimisme daerah dalam mengembangkan pariwisata dan menjaga alam pegunungan. Kedepan, budaya tersebut akan terus dikembangkan melalui program pemberdayaan masyarakat.

"Dalam mengembangkan pariwisata ini kita butuh dukungan semua pihak. Masyarakat dan budayanya menjadi elemen penting karena bisa menjadi daya tarik wisatawan baik dalam maupun luar negeri," katanya.

Dia menjelaskan, rumah Kaki Seribu adalah warisan budaya dari nenek moyang. Di Pegunungan Arfak terdapat empat sub suku besar dan masing-masing memiliki keunikan dalam membangun rumah adatnya.

"Begitu pun dengan tari ular atau tari tumbuk tanah. Setiap suku memiliki tari ini dengan jenis dan formasi yang berbeda antara satu dengan yang lain," ujarnya lagi.

Sementara tas noken, kata dia, masyarakat Pegunungan Arfak yang sebagian besar berprofesi sebagai petani sangat familier dengan tas tersebut. Masyarakat biasa membuat sendiri dan menjadikan tas tersebut sebagai tempat serba guna.

Selain sebagai tempat untuk mengangkut hasil-hasil perkebunan, tas ini biasa digunakan untuk menggendong anak-anak saat berkebun.

"Tas ini bukan hanya budaya masyarakat Arfak, beberapa suku di Papua dan Papua Barat juga memiliki budaya ini," katanya menambahkan.

Sementara terkait budaya Igya Ser Hanjob, ujarnya menjelaskan, hal ini merupakan budaya yang terpenting bagi daerah yang kaya akan keanekaragaman hayati tersebut. Budaya ini bisa menuntun masyarakat dalam menjaga lingkungan.

Menurut dia, budaya ini selaras dengan program konservasi Papua Barat dan pembangunan pariwisata Pegunungan Arfak.

Menindaklanjuti penetapan Unesco, Bupati akan mendorong menyusunan peraturan daerah (Perda) untuk memperkuat dan mendorong agar empat budaya tersebut terus terjaga dan menjadi icon daerah ini.Budi Suyanto . (antara)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah