-->

Potensi Pariwisata di Mimika Wajib Berkembang

TIMIKA (MIMIKA) - Kantor Imigrasi Kelas II Tembagapura mendukung penuh keinginan sejumlah kalangan agar pemkab setempat serius mengembangkan potensi pariwisata guna menarik sebanyak mungkin arus kunjungan wisatawan ke Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.

Kepala Kantor Imigrasi Tembagapura Jesaja Samuel Enock di Timika, Senin, mengatakan pemerintah telah memberikan kebijakan bebas Visa kunjungan kepada 169 negara guna mendongkrak arus kunjungan wisatawan ke Indonesia.

Kebijakan itu, katanya, sudah seharusnya dimanfaatkan secara optimal oleh semua pemerintah daerah termasuk Pemkab Mimika guna mendatangkan sebanyak mungkin wisatawan dari manca negara.

"Pontensi yang ada di Mimika bukan hanya PT Freeport Indonesia. Potensi pariwisata yang begitu banyak di Mimika bisa memainkan peran untuk menarik arus kunjungan wisatawan sekaligus menambah income bagi daerah. Mimika memiliki begitu banyak potensi wisata di kampung-kampung pesisir. Belum lagi potensi wisata pendakian ke Puncak Cartensz dengan hamparan salju abadinya," kata Samuel.

Sesuai data Kantor Imigrasi Tembagapura, katanya, hampir setiap bulan selalu ada kelompok-kelompok pendaki yang datang ke Puncak Cartensz melalui Timika.

Para pendaki yang rata-rata berasal dari negara Eropa dan Amerika itu tidak ingin melewatkan kesempatan langka mendaki Puncak Cartensz, salah satu dari tujuh puncak tertinggi di dunia dan merupakan satu-satunya puncak tertinggi di daerah tropis yang masih tertutup salju.

"Beberapa bulan lalu ada sekitar 20 orang dari Rusia menginap di Hotel Osa Devila dan Hotel Kamoro Tame Timika yang melakukan pendakian ke Puncak Cartensz. Sesuai data yang ada pada kami, hampir setiap bulan selalu ada orang asing yang datang ke sana," jelasnya.

Menurut dia, pengembangan sektor kepariwisataan di Mimika sangat diperlukan sebagai solusi alternatif mengantisipasi gejolak ekonomi akibat kisruh pertambangan PT Freeport Indonesia yang sudah berlangsung lebih dari dua bulan belakangan.

"Sekarang ini tingkat okupansi hotel-hotel di Timika menurun drastis semenjak ada masalah di PT Freeport. Kalau sektor-sektor lain tidak bergerak, tentu ini menimbulkan masalah. Padahal ada banyak potensi yang bisa digarap dan dikelola, bukan hanya Freeport," kata Samuel.

Sebelumnya, Manajer Hotel Noken Timika Wisnu Aji mengatakan tingkat hunian hotel-hotel di Kota Timika kini menurun drastis hingga 30 persen. Jika krisis yang menimpa PT Freeport Indonesia terus berlanjut, maka bisa dipastikan sebagian usaha perhotelan di Timika bisa gulung tikar.

"Tingkat hunian di Hotel Noken Timika biasanya 60 sampai 70 persen. Tapi mulai pertengahan Februari, menurun jauh sampai 30 persen. Gonjang-ganjing yang terjadi di PT Freeport sangat mempengaruhi usaha perhotelan," kata Wisnu.

Wisnu menyoroti kurangnya peran serta Pemkab Mimika maupun organisasi PHRI serta ASITA di Timika yang masih sangat lemah guna mendorong pertumbuhan bisnis atau usaha perhotelan di wilayah itu.

Menurut dia, pelaku usaha perhotelan di Timika selama ini terkesan jalan sendiri, tanpa pernah ada dukungan riil dari pemerintah daerah setempat.

"Selama delapan tahun kami membuka usaha perhotelan di Timika, belum ada pernah ada kegiatan pembinaan dari pemerintah daerah. Terkesan selama ini kami jalan sendiri-sendiri alias cari hidup masing-masing. Kalau mau jujur, Pemkab Mimika hanya berkepentingan dengan perhotelan saat menarik pajak saja, di luar itu sama sekali tidak ada," kata Wisnu.

Kalangan perhotelan di Timika mengharapkan Pemkab setempat membuka seluas-luasnya akses dan informasi tentang potensi pariwisata di Kabupaten Mimika mengingat ada banyak potensi alam di wilayah itu yang bisa dijual ke luar untuk menarik arus kunjungan wisatawan.

"Timika itu tidak hanya soal PT Freeport Indonesia dengan pertambagannya yang sudah dikenal sampai ke manca negara," ujarnya.

"Masih ada banyak potensi wisata andalan Mimika seperti Puncak Cartensz, Taman Nasional Lorentz yang kaya vegetasi hutan bakau dan berbagai macam satwa langkanya. Belum lagi wisata bahari di sepanjang pesisir Mimika dengan keindahan pasir putihnya yang tidak kalah dengan daerah lain serta seni budaya masyarakat Amungme dan Kamoro yang unik," sambung Wisnu.

Ia berharap Pemkab Mimika melalui instansi terkait ke depan dapat membuat paket-paket wisata ke lokasi-lokasi wisata andalan itu untuk dijual ke luar sekaligus menata potensi-potensi wisata yang ada bekerja sama dengan semua pihak, termasuk perhotelan. (antara)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah