-->

PLN Akan Listriki 484 Desa di Maluku dan Papua

PLN Akan Listriki 484 Desa di Maluku dan Papua
JAKARTA - PT PLN (Persero) menargetkan akan melistriki 484 desa di wilayah Papua dan Papua Barat serta Maluku dan Maluku Utara pada 2017 guna meningkatkan rasio elektrifikasi nasional yang saat ini baru mencapai 91 persen.

"Saat ini PLN tengah memulai pengerjaan untuk melistriki desa di tahun 2017 sebanyak 365 desa untuk wilayah Papua dan Papua Barat, sedangkan untuk wilayah Maluku dan Maluku Utara sebanyak 119 desa," kata Direktur Bisnis Regional Maluku dan Papua PLN Haryanto pada konferensi pers di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Selasa.

Haryanto memaparkan PLN sepanjang 2016 telah melistriki 96 desa di Papua dan Papua Barat serta 34 desa di Maluku dan Maluku Utara. Jumlah tersebut akan terus meningkat demi menyukseskan program "Menuju Maluku Papua Terang 2020".

Selain itu, di kuartal pertama 2017 ini, PLN juga berhasil mengoperasikan kapal pembangkit listrik "Marine Vessel Power Plant" (MVPP) Yasin Bey berkapasitas 60 megawatt (MW) yang menyuplai listrik untuk Sistem Ambon.

Adanya penambahan kapasitas listrik ini membuat Maluku memiliki cadangan daya sekitar 70 MW.

Dengan cadangan daya ini, para investor berpeluang besar mengembangkan bisnisnya di Ambon, sehingga dapat meningkatkan perekonomian warga setempat.

Sementara itu, terkait program 35.000 MW, wilayah Maluku dan Papua mendapatkan alokasi sebanyak 1.000 MW dengan perincian proyek selesai (commercial operation date/COD) sebesar 46,5 MW; konstruksi berjalan 180 MW, pengadaan 260 MW dan perencanaan 560 MW.

Untuk pembangunan transmisi, PLN Regional Maluku dan Papua telah menyelesaikan sepanjang 274 kilometer sirkuit (kms) dan sebanyak 100 Mega Volt Ampere (MVA) gardu induk telah berhasil diselesaikan.

Haryanto memaparkan tantangan terbesar dalam melistriki desa di Regional Maluku dan Papua, yakni kondisi geografis yang berat terdiri dari pegunungan dan kepulauan, banyaknya daerah terisolasi, minimnya akses transportasi karena banyaknya lahan berupa hutan dan rawa serta cuaca yang ekstrim.

"Tantangan terbesar yang kami alami dalam pembangunan ini, yakni perizinan dan pembebasan lahan. Tentunya dengan dukungan dan bantuan dari pemerintah setempat, stakeholders serta masyarakat, kami yakin masalah ini akan segera teratasi," kata Haryanto. (antara)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah