-->

Kabupaten Intan Jaya

Kabupaten Intan Jaya
Kabupaten Intan Jaya yang merupakan Daerah Otonomi Baru (DOB) hasil pemekaran dari Kabupaten Paniai berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 54 Tahun 2008, tentang pembentukan Kabupaten Intan Jaya, dengan perhitungan waktu pemekaran sekitar 1.5 tahun. Kabupaten Intan Jaya Jaya terbentuk pada tanggal 29 Oktober 2008 Kabupaten Intan Jaya diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Mardiyanto berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 54 tahun 2008. Pelaksanaan otonomi daerah pada hakekatnya diarahkan dan ditujukan untuk meningkatkan pelayanan (service delivery) Pemerintah Daerah kepada masyarakat (social community) agar lebih efisien dan responsif terhadap potensi, kebutuhan maupun karakteristik di masing-masing daerah.

Kondisi Geografis

Letak Geografis Kabupaten Intan Jaya yang berada di dataran tinggi menyebabkan suhu udara yang rendah di wilayah tersebut. Suhu udara maksimum adalah 25.02 derajat celcius dan suhu minimum adalah 12.15 derajat celcius. Kabupaten ini terbagi menjadi 6 Distrik antara lain: Agisga (memiliki 5 kampung) Biandoga (Memiliki 6 Kampung) Hitadipa (memiliki 5 Kampung) Homeyo (memiliki 10 kampung) Sugapa (memiliki 9 Kampung) Wandai (memiliki 1 kampung) Wilayah Kabupaten Intan Jaya memiliki topografi dataran tinggi, seluruh wilayah ya pebukitan dan lembah yang curam sehingga sangat sulit untuk mendapatkan daerah pemukiman yang datar. Sebelah Utara Kabupaten Intan Jaya berbatasan dengan Kabupaten Waropen (Masirei), sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Paniai (Dumadamma), sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Puncak (Doufo) dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Nabire (Bogoboida). Curah hujan di Intan Jaya cukup bervariasi setiap bulannya. Curah hujan terbesar terjadi pada bulan September sedangkan terendah pada bulan Desember. Sedangkan suhu udara maksimum adalah 25,02 derajat celcius dan suhu minimum adalah 12,15 derajat celcius dimana suhu tertinggi terjadi pada bulan April yaitu 28,8 derajat celcius sedangkan suhu terendah pada bulan September adalah 9,2 derajat celcius.

Kependudukan

Penduduk Kabupaten Intan Jaya mayoritas memeluk agama Kristen Protestan, menurut data sensus penduduk jumlah pemeluk Agama Kristen Protestan berjumlah 26.956.000, dan untuk pemeluk Agama Katholik berjumlah 13.473.000, sedangkan untuk pemeluk agama Islam berjumlah 61.000. Persentase penduduk miskin di Kabupaten Intan Jaya sebesar 42, 03 pada tahun 2013. Dan pada tahun 2014 mengalami penurunan 38, 16, persentase penduduk miskin di Kabupaten Intan Jaya masih tergolong tinggi sehingga pemerintah masih harus tetap berusaha untuk menurunkan angka kemiskinan.

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang kerap digunakan untuk menilai keberhasilan pembangunan ekonomi di suatu daerah. Yang dimaksud dengan pertumbuhanekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan regional. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Intan Jaya tahun 2013 lebih kecil jika dibandingkan dengan kabupaten induk, yaitu sebesar 7,36 persen.

Indeks Pembangunan Manusia

Perkembangan angka IPM memberikan indikasi peningkatan atau penurunan kinerja pembangunan manusia pada suatu daerah. IPM Kabupaten Intan Jaya tahun 2015 adalah sebesar 44,35, sedikit mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 43,51.

Pendidikan

Di bidang pendidikan, ada sejumlah indikator kemajuan di bidang pendidikan, terhadap peningkatan IPM di Kabupaten Intan Jaya. Pertama, anak-anak Intan Jaya yang belajar di beberapa perguruan tinggi di Indonesia terus meningkat, telah mencapai 500 orang lebih. Dengan berbagai kemudahan yang diberikan pemerintah daerah seperti penyediaan asrama dan pemondokan serta pemberian bantuan biaya pendidikan dari APBD Kabupaten Intan Jaya. Kedua, tingginya minat anak-anak Intan Jaya untuk masuk ke IPDN dan sekolah penerbang. Sehingga dengan usia kabupaten yang masih relatif muda, anak Intan Jaya asli telah berhasil masuk IPDN sejumlah 7 orang dan pendidikan penerbang sebanyak 4 orang. Ketiga, meningkatnya sarana prasarana pendidikan, TK, SD, SLTP dan SLTA berdampak positif pada peningkatan angka partisipasi sekolah dari 34,37% tahun 2011 menjadi 35,08 tahun 2012 sebagai wujud dari program Intan Jaya pintar. Pengelolaan kewenangan di bidang pendidikan, dengan penetapan kebijakan gratis biaya sekolah untuk anak TK, SD, SLTP dan SLTA, serta penetapan kebijakan pemberian bantuan kepada para mahsiswa mahasiswi yang menempuh pendidikan tinggi. Masalah bidang pendidikan, kompetensi guru dan tenaga pendidik masih perlu ditingkatkan, dorongan dan motivasi kepada orang tua yang memiliki anak usia sekolah untuk menyekolahkan ankanya masih kurang. Rendahnya angka melek huruf perlu mendapatkan perhatian serius dengan menggalakan program paket a, b dan c.

Pada tahun 2015 Kabupaten Intan Jaya memiliki sekolah dasar berjumlah 26 sekolah dengan jumlah murid 427 siswa, dengan jumlah pengajar yang kurang hanya 54 tenaga pengajar sedangkan untuk sekolah tingkat menengah jumlah sekolah SMP Negeri 5 sekolah sedangkan Sekolah SMP Swasta 1 sekolah. Dan ruang kelas sekolah yang rusak 20 sekolah dan memiliki laboratorium 2 buah.

Kesehatan

Ada sejumlah indikator kemajuan di bidang kesehatan, terhadap peningkatan IPM. Pertama, menurunnya angka kesakitan dari 27,37% menjadi 24,03% terutama penyakit dominan seperti TBC, ISPA, malaria berdasarkan data kunjungan ke Puskesmas. Kedua, meningkatnya usia harapan hidup. Ketiga, dibangunnya sarana dan prasarana kesehatan untuk peningkatan pelayanan. Keempat, Intan Jaya memberikan layanan gratis dengan adanya kartu sehat. Dengan hanya menunjukkan kartu sehat, maka pelayanan akan dilakukan secara tuntas sesuai dengan diagnosa dokter atau disebut dengan program Intan Jaya Sehat. Kelima, pencegahan kematian ibu hamil dan pertolongan ibu melahirkan telah dapat dilaksanakan melalui pelayanan di Puskesmas dan Pustu-Pustu seiring dengan telah dibangunnya berbagai sarana dan prasarana kesehatan termasuk penempatan tenaga medis dan paramedis seperti dokter tetap maupun dokter PTT, bidan dan perawat. Hasilnya adalah angka kematian ibu melahirkan telah menurun secara signifikan. Keenam, dalam rangka penanggulangan dan pencegahan jenis penyakit HIV/AIDS, telah dilakukan sosialisasi melalui brosur di setiap Puskesmas, akan bahaya penyakit HIV/AIDS yang sangat mematikan. Maka pentingnya sosialisasi langsung melalui tatap muka secara intens KPA provinsi. Sampai saat ini komisi penanggulangan HIV/AIDS belum terbentuk di Kabupaten Intan Jaya, dengan demikian dimohon fasilitasi dari KPA Provinsi Papua, dan Pemda Intan Jaya sudah mengalokasikan anggaran melalui APBD.

Di Kabupaten Intan Jaya terdapat 6 buah puskesmas. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan dan Sosial Kabupaten Intan Jaya, terdapat 9 tenaga dokter umum, 87 tenaga perawat, 14 bidan, 1 orang tenaga Phsikologis.

Pertanian

Produksi pertanian dan perkebunan yang menonjol dan berpotensi untuk dipasarkan di pasar domestik dan luar negeri adalah sayuran organik dan Kopi Arabika. Proses tanamnya sama sekali tidak menggunakan pupuk kimia ataupun obat-obatan kimia lainnya. Sejauh ini, sayur organik dan kopi arabika hasil produksi petani Intan Jaya ditampung oleh koperasi Moni Power, dan disalurkan ke supermarket di Timika. Jumlah produksinya sekitar 4-5 ton/minggu. Sayuran dimaksud terdiri dari kol, sawi, wortel, kentang, buncis. Dan satu lagi yang istimewa, yaitu buah markisa. Rasanya sangat manis, tak seperti markisa hasil produksi daerah lainnya yang rasanya cenderung masam. Selain itu, lahan di kabupaten Intan Jaya, khususnya di Agisiga dan Biandoga sangat cocok untuk dikembangkan kebun sawit, dan buah merah. Dan sejauh ini, sudah ada enam pengusaha kelapa sawit yang tertarik, dan sedang mengurus surat perijinannya.

Peternakan

Di subsektor peternakan, daerah ini sangat potensial dikembangkan ternak babi karena aktifitas beternak babi sudah menjadi tradisi masyarakat, bahkan menjadi simbol status seseorang. Semakin banyak memiliki babi, semakin tinggi status sosial seseorang. Selain itu, harga babi di Kabupaten Intan jaya bisa mencapai Rp30 juta/ekor. Harga itu jauh lebih mahal dibandingkan harga sapi di Jawa.

Perikanan

Budidaya ikan air tawar di Kabupaten Intan jaya sangatlah besar dengan jenis ikan yaitu : Ikan Mas, Ikan Nila, Ikan Mujair, Ikan Graskab, Ika Lele. Pemerintah Kabupaten menggalakan kepada masyarakat Intan jaya untuk Budidayakan ikan air tawar.

Pariwisata

Siapa tak kenal Puncak Carstenz yang dikelilingi salju abadi. Nama Carstens sepertinya sudah melegenda dan mendunia, serta menjadi surga impian bagi para pendaki gunung. Sudah banyak wisatawan asing yang menapak di Puncak Carstensz, dan merasakan kepuasan tersendiri karena tingkat kesulitan dan resiko untuk mencapai Puncak itu tergolong sangat tinggi. Karena itu pula, pemerintah pusat telah menetapkan Carstensz sebagai daerah tujuan wisata, dan Kabupaten Intan jaya ditetapkan sebagai pengelola dan pemilik kawasan wisata tersebut. Dan faktanya, Puncak carstensz paling dekat ditempuh dari Kabupaten Intan Jaya dengan memakan waktu perjalanan selama seminggu berjalan kaki.

Selain itu masih ada satu keunikan, yaitu pembuatan garam tradisional dari air gunung di beberapa wilayah, yaitu di Distrik Wandai dan Hitadipa. Pembuatan garam tersebut sudah berlangsung secara turun temurun, dan dulunya, banyak warga dari kabupaten lain di wilayah pegunungan yang membeli (barter) garam dari wilayah tersebut.

Pertambangan

Wilayah Kabupaten Intan Jaya disebut-sebut sebagai daerah dengan potensi tambang emas yang sangat besar. Tidak heran, jika sejak awal kontrak karya PT. Freeport, sebagian wilayah Intan Jaya dimasukkan ke dalam Blok B wilayah pertambangan PT. Freeport. Wilayah yang tercakup dalam Blok B adalah distrik Sugapa, sebagian distrik Homeyo dan sebagian distrik Agisiga. Di wilayah tersebut sudah dilakukan eksplorasi oleh PT. Mineserve Indonesia (Anak perusahaan PT. Freeport yang saat ini sudah berganti nama menjadi PT. Eksplorasi Nusa Jaya) selama 9 tahun, tepatnya sejak tahun 1990. Selain PT. Freeport, beberapa perusahaan lain juga telah melakukan eksplorasi. Diantaranya: – PT. Wabu bekerjasama dengan investor Amerika – PT. Mutiara Hitam (sudah menyerahkan hasil survey ke Distamben) bekerjasama dengan investor China – PT. Garmen Indonesia, bekerjasama dengan investor China

Namun demikian, pasca eksplorasi tersebut, belum ada informasi rencana tindak lanjut dari perusahaan tersebut. Hingga akhir tahun 2015, belum ada aktivitas eksploitasi pertambangan yang berlangsung di Kabupaten Intan Jaya.

Energi

Dari hasil survey yang dilakukan oleh beberapa konsultan, potensi mikrohidro ditemukan di Wabu (Distrik Sugapa), Tigabu (hulu sungai Wabu) dan Kemabu Pogapa (Distrik Homeyo), dan Mbugulo (Distrik Wandai) di lokasi Wabu, Mikrohidro Wabu direncanakan dapat mengaliri 3 distrik, yakni Sugapa, Homeyo dan Hitadipa.