-->

Wilayah Mee Pago

Wilayah Mee Pago

Wilayah adat Mee Pago meliputi Kabupaten Dogiyai, Deiyai, Nabire, Intan Jaya, Paniai dan Mimika. Masyarakat yang hidup dalam wilayah suku Mee Pago hampir seluruhnya berasal dari suku yang sama, yaitu Suku Mee, yang mendiami dikawasan pegunungan tengah, dibagian barat.Suku Mee salah satu dari lima suku pegunungan tengah Papua yaitu Damal, Dani, Moni, Nduga dan Mee mendiami kabupaten Puncak Jaya, Jayawijaya dan Paniai. Ciri khas wilayah suku Mee adalah mereka hidup di sekitar danau Paniai, danau Tage, Danau Tigi, Lembah Kamu (sekarang Dogiyai) dan pegunungan Mapiha/ Mapisa. Mee berarti orang-orang yang telah dipenuhi dengan akal budi yang sehat; dapat berpikir secara logis; dapat membedakan suku ini dari suku yang lain; dapat membedakan barang miliknya dengan milik orang lain; daerah garapannya dengan garapan milik orang lain; dan dapat mentaati amanat-amanat yang diwariskan oleh leluhur, dan amanat yang paling utama yang dilarang adalah hal perzinahan.

Suku Mee mempercayai dunia mereka itu diciptakan oleh Ugatame. Dunia yang di ciptakan Ugatame ini terdiri dari 5 unsur, yakni roh, manusia, binatang, tumbuhan, dan benda benda tak berjiwa. Daerah orang Mee menurut anggapan merupakan sebagian dari dunia yang datar dan dikelilingi langit yang biru setengah bola yang tebal.Matahari beredar didalam setengah bola langit dari timur bagian dunia dan menyebabkan malam hari. Segala sesuatu dan jalannya kehidupan didunia ini diatur oleh Ugatame. Ia berada dimana saja dan ia tak pernah menghukum orang sehingga tak perlu ditakuti. Tak pernah orang melakukan pengurbanan, cukup dengan memohon dan berdoa saja. Mereka juga mempercayai adanya roh yang selalu mengikuti hukum-hukum alam.Roh sering menampakkan diri dalam berbagai bentuk tertentu sesuai dengan jenis dan acamnya. Diantara roh-roh itu ada yang mempunyai sifat baik dan ada yang buruk. Misalnya Tege, roh yang paling ditakuti karena pembawa maut. Segala gejala alam pun mereka hubungkan dengan roh, seperti hujan disebabkan abeguwo yang kencing dari langit, geledek sebagai suara kentut roh-roh, dan gempa bumi sebabkan pukulan Awega.

Orang-orang Mee percaya bahwa orang yang masih hidup dapat mengadakan hubungan dengan roh-roh yang dengan ilmu gaib. Melalui ilmu gaib orang-orang dapat menguasai roh-roh jahat dan dapat meminta pertolongan roh-roh baik. Pekerjaan tersebut dilakukan oleh ahli-ahli yang mereka sebut Kamu epi me (dukun baik) dan kego epi me (dukun buruk/sihir). Pola perkampungan masyarakat Mee tinggal dalam desa yang berdekatan satu sama lain. Beberapa desa yang berdekatan biasanya terdiri dari lima desa, membentuk suatu federasi desa sebagai kesatuan politik yang terbesar dalam masyarakat Mee. Tiap federasi dipimpin oleh salah seorang tonowi. Tonowi memperoleh kekuasaannya karena banyaknya orang yang tunduk dan setia kepadanya. Para pengikutnya tunduk bukan karena paksaan, melainkan kemauan. Mereka biasanya tertarik pada kekayaan, kedermawanan dan kepandaiannya dalam berperang serta fasihnya seorang tonowi berbicara. Suku Mee memusatkan sistem pencaharian pada bertani dan beternak.Namun mereka juga masih melakukan kegiatan lainnya seperti dibidang perikanan dan perdagangan.Tapi tetap saja orang-orang Mee lebih mengutamakan berladang atau bertani.

Pemerintah Provinsi menetapkan kopi dan ubi jalar sebagai komoditas unggulan untuk kabupaten Dogiyai dan Paniai. Jeruk, peternakan babi dan padi sebagai omoditas unggulan kabupaten Nabire. Gaharu dikembangkan di Kabupaten Intan Jaya. Sedangkan untuk kabupaten Mimika ditetapkan sebagai daerah pengembangan Tembaga dan batu bara (tambang).

Untuk disektor pariwisata, pemerintah provinsi menetapkan wilayah Mee Pago sebagai lokasi wisata relaksasi di provinsi papua. Kabupaten Dogiyai akan dijadikan lokasi wisata kopi, dimana akan diadakan festival kopi, wisata ke pabrik kopi, pelajaran muatan lokal kopi di salah satu sekolah hingga wisata ke museum kopi peninggalan belanda yang dikenal dengan sebutan pusat Pertanian, Peternakan, Perkebunan, Perikanan dan Pariwisata (P5). Kabupaten Paniai akan mengembangkan wisata di danau paniai seklaigus wisatawan dapat menyaksikan langsung kehidupan masyarakat suku Mee yang mendiami danau paniai dan sekitarnya. Sementara itu, kabupaten intan jaya akan mengembangkan wisata tracking untuk meilhat sungai garam yang terletak sekitar 2200-3500 DPL.

Masyarakat di Kabupaten Deiyai banyak mengembangkan peternakan babi sehingga pemerintah provinsi papua mendorong kabupaten Deiyai sebagai salah satu daerah pusat pengembangan babi yang disertai penyiapan industry pengolahan daging babi mulai dari pusat pemotongan babi hingga industry pengolahan untuk dijadikan sosis, kornet dan pengolahan industry lainnya. Hasil dari industry ini akan didorong menjadi ekspor ke luar negeri seperti ke New Zealand, Australia dank e Negara Pacific lainnya.

Untuk sektor pertanian, wilayah Mee Pago mempunyai potensi yang cukup besar yang belom dimanfaatkan dengan maksimal. Di kabupaten Paniai tersedia potensi lahan seluas 254.239 Ha lahan yang baru di manfaatkan sebanyak 0,49%, di kabupaten Nabire baru dimanfaatkan 4,32% lahan dari potensi lahan seluas 131.460 Ha. Sementara di Kabupaten Mimika tersedia lahan sebesar 159.987 Ha yang baru dimanfaatkan sebesar 0,44%.